'Mall Rumput', Catatan Perjalanan Ign. Hariyanta Nugraha



Kabupaten Grobogan dan Rembang, dua lokasi yang melatarbelakangi catatan Wakil Ketua 2 Kafapet Unsoed (Keluarga Alumni Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman), Ir. Ign. Hariyanta Nugraha, MSi.  Kepala Bidang Budidaya Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah yang lebih populer dengan sapaan ‘Igie’ ini merasa penasaran tentang bisnis rumput sebagai hijauan pakan ternak.  Pak Igie bersama Direktur Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ibu Ir. Rr. Sri Widayati, MM, menyambangi ‘mall rumput’ (23/3) di Desa Karangrejo, Grobogan tepatanya di jalur utama Grobogan – Pati.

Layaknya sebuah mall, di lokasi tersebut tentulah terjadi transaksi jual beli.  Uniknya, rumput yang menjadi barang dagangan yang diperjualbelikan.  Ansori, salah satu pelaku bisnis rumput  yang Pak Igie temui.  Seorang pebisnis rumput yang nampak polos, namun menanamkan nilai-nilai kejujuran dalam memasarkan dagangannya.  Di tengah kesibukannya melayani konsumen dan suppplier rumput yang silih berganti, Pak Ansori dengan penuh senyuman, dan  keramahan yang dimilikinya menyambut kedatangan Pak Igie, Ibu Sri, beserta tim dengan rendah hati. 


Pasokan rumput di ‘mall rumput’ milik Pak Ansori tidak hanya diperoleh dari kebun miliknya, para tetangga sekitar juga menjadi pemasok.  Memikul rumput, diangkut menggunakan sepeda motor, colt, ataupun menggunakan truck, merupakan cara yang  dilakukan para pemasok dalam mengantar hijauan ke ‘mall rumput’.

Meskipun Pak Ansori telah menanam sekitar 6 hektar (ha) hijauan di area tanah Perhutani serta beberapa hektar hijauan di lahan sawah, namun pasokan tersebut masih belum dapat memenuhi permintaan pasar.  Oleh sebab itu, Pak Ansori terus menggandeng para tetangganya untuk bersama ‘meramaikan mall rumput’.  Tiap harinya lebih dari 1.000 ikat hijauan terjual di ‘mall rumput’. Hijauan yang dipasarkan antara lain tebon jagung, rumput raja, rumput lapang, dan rumput gajah odot.    

Rumput gajah odot menjadi kenangan tersendiri bagi Pak Ansori.  Pasalnya, 5 tahun silam Pak Ansori penasaran terhadap rumput gajah odot.  Untuk mengobati rasa penasarannya, Pak Ansori mengambil 10 pols/batang rumput milik tetangganya untuk ditanam di lahan perhutani.  Setiap harinya Pak Ansori mencermati perkembangan rumput gajah odot yang ia tanam, hasilnya tumbuh dengan baik dan ia kembangkan sampai saat ini.

Menyimak cerita yang disampaikan Pak Ansori, Pak Igie semakin penasaran dengan pengembangan bisnis ‘mall rumput’.  Dengan penuh canda Pak Igie bertanya pada Pak Ansori, “Berapa sich pendapatan dari bisnis rumput ini?”  Tanpa menyebut nominal, Pak Igie merasa fantastis dengan jawaban Pak Ansori yang menyebutkan dalam satu tahun berjualan rumput dirinya sudah mampu membeli truck untuk opersional ‘mall rumput’.

Pak Ansori menjabarkan, “Dari pemasok saya beli seharga Rp. 4.000 per-ikat dan saya jual Rp. 5.000 per-ikat.”  Sudah terbayang bukan berapa rupiah yang Pak Ansori peroleh perbulannya.  Dari pertemuan tersebut, semakin membuat Pak Igie yakin dengan keberlangsungan bisnis rumput. Apa yang diperoleh Pak Ansori sebanding dengan dengan perjuangan yang ia curahkan. 

“Rumput yang selama ini dipandang sebelah mata, dianggap kotor, gatal, ternyata di tangan Pak Ansori terbukti menjadi ‘rupiah hijau’ yang terus memberi kehidupan yang layak,” sebut Pak Igie.  Tidak hanya keluarga Pak Ansori yang semakin mapan dari segi ekonomi, Pak Ansori juga membuka kesempatan kerja dan menjadikan tetangga sekitar makin sejahtera.

Pak Igie yang juga mendapat tugas sebagai Ketua Pokja Upsus Siwab Jateng (Kelompok Kerja Upaya Khusus Sapi/Kerbau Indukan Wajib Bunting Jawa Tengah), menilai apa yang Pak Ansori lakukan dengan Mall rumputnya secara tidak langsung mendukung program Upsus Siwab.  Dengan kata lain, keberadaan mall rumput dalam menyediakan hijauan yang berkualitas membuat ternak tumbuh sehat, reproduksi ternak menjadi normal, siklus birahi tepat, saat inseminasi buatan (IB) berhasil dan ternak mengalami kebuntingan sesuai dengan yang dijadwalkan.

Catatan tentang Pak Ansori, hanyalah satu di antara beberapa pengembang ‘mall rumput’ yang ada di Kabupaten Grobokan.  Tahun 2017 lalu, melalui kegiatan Gerakan Pengembangan Pakan Ternak Berkualitas (Gerbang Patas) APBN 2017 telah dikembangkan 12.800.000 stek rumput di Wilayah Jawa Tengah.  Sebanyak 276 Kelompok di 27 Kabupaten/Kota terlibat dalam pengembangan rumput raja dan rumput gajah.  Dengana adanya kegiatan Gebang Patas diharapkan akan menjamur ‘mall rumput’ baru di Jawa Tengah.  Pak Igie juga menyebutkan, “Tahun 2018 akan ditambah 50 ha yang menyebar di 5 kabupaten.”. (IHN/269)

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Mantapppp...
    Sukses selalu Om Igie...
    Bravo Alumni Fapet Unsoed

    BalasHapus

Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer