Mengenang Ir Ahmad Gozali; Dosen yang Tegas, Ramah dan Humoris

Inna Lillahi Wa Innaa Ilaihi Roojiuun.
Telah meninggal dunia Ir.Ahmad Gozali pada pukul 05.00 WIB. Sabtu 21 April  2018 di RS. Margono Soekarjo Purwokerto.
Rumah duka di Jalan Overste Isdiman, Purbalingga.
Dimakamkan Sabtu Ba'da Dhuhur di TPU Kebutuh Sokaraja Kab.Banyumas.
*Allahummaghfirlahu warhamhu wa afihi wa' fuanhu.*
Semoga almarhum husnul khatimah, diterima seluruh amal baiknya dan diampuni seluruh kekhilafan dan kesalahannya, keluarga yang ditinggalkan tetap sabar dan tawakal kepada Allah SWT.  Aamiin.

Di sebuah acara Latihan Dasar Manajemen dan Kepemimpinan Mahasiswa sekitar tahun 1987 seorang mahasiswa yang pengurus Senat Mahasiswa (sekarang BEM) bertanya kepada instruktur ," di setiap kepanitiaan mahasiswa biasanya susunan kepanitiaan sampai puluhan orang, tapi yang benar-benar bekerja hanya sekitar 5 orang. Bagaimana sebaiknya mengelola kasus kepanitian seperti ini?"

Ir. Ahmad Gozali
Sang instruktur dengan tegas menjawab," fokus saja pada yang aktif bekerja. Nggak usah dibuat pusing. Hal itu terjadi dimana-mana. Kita harus benar-benar menghargai yang bekerja. Catat dan bina mereka yang selalu aktif, kelak kaderisasi kepemimpinan mahasiswa bisa berjalan dengan baik".

Bersama keluarga
Yang bertanya adalah penulis sendiri dan yang menjawab adalah Ir Ahmad Gozali, dosen ilmu ternak perah Fapet Unsoed yang saat itu bertindak sebagai instruktur latihan dasar kepemimpinan mahasiswa yang diikuti oleh para mahasiswa yang menjadi pengurus senat dan unit kegiatan mahasiswa.Ahmad Gozali saat itu menyampaikan materi mengenai kepanitiaan mahasiswa. Pelajaran penting dari ahmad Gozali saat itu adalah kepanitiaan mahasiswa dapat berperan dalam proses kaderisasi kegiatan senat mahasiswa.  Sikapnya yang tegas sekaligus ramah dan humoris menjadi kenangan penting yang tak terlupakan bagi mahasiswa dan dosen Fapet Unsoed .
       
Di antara para alumni yang melayat: Prof. Achmad Sodik (rektor UNU), Parji WS, Dr. Pambudi Yuwono 

Soal sikapnya yang ramah dan humoris menjadi catatan penting bagi Dr. Ning Rachmawati Siswadi, dosen Fapet Unsoed yang juga alumni Fapet Unsoed yang mulai berkarir di Fapet tahun 1979 hampir bersamaan dengan A. Gozali. "Almarhum  Pak  Gozali kakak kelas, dua tahun di atas saya," ujar Rachmawati.

Rachmawati menceritakan, saat matrikulasi , ia bersahabat dengan keponakannya, Sulastri Anggorowati yang kuliah di Fakultas Biologi. "Karena mbak Lastri memanggil Pak  Gozali dengan sebutan  oom Li, maka saya juga ikut-ikutan memanggil beliau Om Li," 

Om Li  lahir di Pati tahun 1941. Ia adalah putera dari pensiunan Residen Pati, Jawa Tengah. Residen adalah jabatan di bawah Gubernur di era Zaman Hindia Belanda hingga awal orde Baru. Sebelum masuk Fapet, ia pernah di TNI Angkatan Laut lalu keluar dan nasuk ke Fakultas Kedokteran Undip. Entah kenapa di Fakultas Kedokteran tidak betah, kemudian keluar dan masuk ke Fapet Unsoed angkatan tahun 1967.          
Karena begitu begitu dekat, jika Om Li punya bahan candaan baru, kerap kali menemui Rachmawati. 

"Ning, kowe kowe ngerti artine kuping ora?," tanya Gozali kepada Ning, panggilan akrab Ning Rachmawati Siswadi suatu hari di Kampus. 
"Kaku njepiping," jawab Ning, sekenanya. kebetulan ia tahu tebak-tebakan seperti ini.
"Kalau kerikil?"
"Keri nang sikil," jawab Ning lagi. 
"Pinter kowe wkkkk," Keduanya tergelak.

"Suatu hari jika beliau punya lelucon baru jadi lagi-lagi mencariku,' ujar Ning mengenang almarhum. Tak jarang leluconnya tentang urusan reproduksi, alias lelucon dewasa, namun hal itu sudah menjadi hal biasa di kalangan peternakan.

Pernah suatu hari ia membuat lelucon yang membuat beberapa mahasiswi lari terbirit-birit. Yaitu ketika sepulang kami study tour di Bali, ia membeli gantungan kunci yang agak besar. Pas beberapa dosen dan mahasiswa berkumpul ia tunjukkan dengan gayanya yang lucu.                                                                                               
"Apa ini?," tanyanya sambil menunjukan gantungan kunci yang ternyata berbentuk alat kelamin laki-laki . Sontak para ibu dosen dan mahasiswa teriak-teriak sambil lari semua

Tentang perannya di Fakultas, Rachmawari mengatakan, Alm Pak Gozali ikut merintis berdirinya program D3 PTUP, dan sempat menjadi Direktur PTUP setelah periode Pak Mahfudin Boediono. Kepemimpinannya bagus dan staf pengajar juga senang karena tiap kali ngajar ada makanan kecil serta ada honor tiap bulannya. Selepas jadi Pimpinan PTUP, ia sempat di Bapendik, dan kemudian terakhir berkarya di lab Ternak Perah hingga masa pensiun.

Kepala Departemen Humas Keluarga Alumni Unsoed  (KAUNSOED) Alief Einstein yang juga dosen Fapet Unsoed mengabarkan, berdasarkan informasi dari pihak keluarga, Hari Jum"at 20 April 2018 almarhum Pak A.Gozali naik motor - pagi hari menuju RSUD Purbalingga untuk mengambil nomor antrian di RSUD Purbalingga. Diperkirakan kecelakaan motor dengan motor sekitar pukul 05.00 pagi. Jum'at sore hari dirujuk ke RS. Margono Purwokerto. Sabtu pagi Pak A.Gozali meninggal pukul 05.30.

Almarhum Ahmad Gozali masuk Fapet Unsoed 1967  dengan nomor induk mahasiswa  035.Pt meraih gelar sarjana tahun 1978. Ia adalah Sarjana Fapet Unsoed yang ke -18. Almarhum meninggalkan 2 orang putra.  Kakak kandung almarhum adalah hakim agung R.Mochammad Iman Wongsodiredjo.  (Bambang Suharno) ***

Sumber foto: Group whatsapps Kafapet Unsoed



Posting Komentar

5 Komentar

  1. Selamat jalan oom Li. Selamat berkumpul dengan ananda Agung dan adiknya

    BalasHapus
  2. Innaalillaahi wa innaailahi rooji'uun.
    Semoga Allah Ta'ala memberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya.
    Aamiin

    BalasHapus
  3. nnaalillaahi wa innaailahi rooji'uun.
    Semoga Allah SWT memberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya.
    Aamiin

    BalasHapus
  4. Maaf ralat:
    Kurang i

    Innaalillaahi wa innaailahi rooji'uun.
    Semoga Allah SWT memberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya.
    Aamiin

    BalasHapus

Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer