Analogi "Segitiga Produksi" Untuk Kehidupan Kita (Opini Bambang Suharno)

Bambang Suharno
Salah satu pengetahuan yang paling melekat di benak saya ketika kuliah di Fakultas Peternakan Unsoed adalah perihal konsep Segitiga Produksi Peternakan. Sampai sekarang saya belum tahu siapa menemukan konsep ini, padahal ini satu hal yang sangat menarik.

Konsep segitiga produksi ini sederhana dan sangat mengena buat kalangan usaha peternakan. Intinya jika mau sukses beternak, cermati 3 hal ini, yaitu breeding, feeding, management. Tiga aspek ini harus seimbang dan seirama karena bentuk segitiganya harus sama sisi. Jika mutu genetik ternak kelas tinggi, maka dipastikan membutuhkan kualitas pakan tertentu dan manajemen pemeliharaan nomor satu.

Terinspirasi dengan konsep segitiga produksi yang simpel dan berlaku sepanjang masa (setidaknya sampai tulisan ini saya susun), saya mencoba mengadopsi konsep segitiga produksi ini untuk keperluan jalan sukses manusia. Saya akan coba analogikan konsep ini menjadi konsep baru segitiga sukses.

Pertama adalah breeding, yang dalam aspek kehidupan manusia identik dengan talenta atau bakat. Semua orang punya kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang tampak hebat dan terus terasah akan dikatakan sebagai bakat. Meskipun kuliahnya di bermacam fakultas, namun di setiap fakultas ada yang bakat menulis, menyanyi, melukis, mengajar , menyusun konsep dan sebagainya. Bakat ini menjadi modal yang bisa dipoduktifkan sesuai tujuan medan pengabdian kelak. Seorang insinyur yang pandai menyanyi tidaklah harus meninggalkan dunia keinsinyurannya untuk menjadi penyanyi. Kelak bisa saja sangat bermanfaat ketika jadi eksekutif yang bisa lebih dekat dengan publik karena bakat menyanyinya.

Kedua adalah feeding, dalam hal ini identik dengan makanan. Nah berbeda dengan hewan ternak, makanan yang dibutuhkan manusia  ada dua jenis yaitu makanan untuk leher ke bawah alias berupa makanan untuk perut dan makanan untuk leher ke atas alias makanan untuk otak. Makanan untuk otak berupa proses belajar di sekolah dan luar sekolah. Latihan sofskill melalui aktivitas organisasi sekolah, pramuka dan lain-lain juga termasuk makanan untuk otak. Pandai-pandailah untuk mengelola makanan untuk perut dan otak, agar sehat dan terus berkembang karirnya. Makanan penting untuk otak bukan hanya pendidikan formal tapi adalah pergaulan yang baik, pikiran-pikiran positif untuk membangun optimisme.

Ketiga adalah manajemen. Kita punya keunggulan tertentu, lalu dikembangkan melalui berbagai pendalaman ilmu, pengalaman lapangan dan pergaulan yang luas. Setelah itu apa? Kita perlu menjalankan manajemen diri (self management). Orang genius jika tidak mengelola dirinya dengan baik, bisa terjebak pada kesulitan menghadapi kehidupan . Di AS pernah terjadi seorang pelajar yang dikenal paling pintar menembak gurunya hingga meninggal karena guru itu memberi nilai jelek dalam satu mata pelajaran. Tak sedikit pula di lingkungan kerja ada karyawan yang lulusan terbaik tapi dijauhi rekan-rekannya karena mudah sekali bertengkar dengan rekan kerja bahkan dengan atasannya.

Manajamen dalam aspek pengelolaan perusahaan biasanya meliputi ada 4 hal, yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan koreksi. Perencanaan diawali dengan menetapkan target apa yang akan dicapai.

Begitupun dalam manajemen diri. Stephen R Covey, penulis yang terkenal dengan bukunya "Seven Habit of Highly Effective People" menyarankan agar dalam mengelola diri , sebaiknya dimulai dengan menetapkan titik akhir perjalanan hidup. Petuahnya yang sangat terkenal, mulailah dari akhir.

Islam juga mengajarkan bahwa orang yang cerdas adalah yang banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk menghadapi kehidupan setelah mati. 


Bisa dipersepsikan juga bahwa orang yang cerdas adalah yang dapat mengelola diri mau jadi apa di dunia dan dikenang baik sebagai apa kelak ketika sudah dipanggil Yang Maha Kuasa.

Hidup ini tidaklah  lama, maka manajemen diri dengan mulai memikirkan tentang akhir hidup kelak akan dikenang sebagai apa, adalah sangat penting. Dari situlah kita dapat mengelola hidup dengan fokus yang baik. Motivator Arvan Pradiansyah mengatakan, Tuhan menciptakan apapun di dunia tidaklah ada yang sia-sia. Mengirimkan kita ke bumi ini juga pasti ada maksud-Nya. Maka pikirkanlah, kira-kira Tuhan menghendaki peran apa di bumi ini. Kita punya talenta, kemampuan, ilmu, pengalaman, pergaulan, itu semua menjadikan kita mampu berperan banyak.

Jangan sia-siakan waktu hidup ini. Berperanlah yang terbaik dimanapun Anda berada. Itu adalah bagian dari manajemen diri.

Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga meningkatkan kualitas taqwa. Aamiin.

Bambang Suharno. Alumni Fapet Unsoed sks 85. 1440/pt





Posting Komentar

8 Komentar

  1. Luar biasa opininya Mas Bams...

    BalasHapus
  2. Bagus banget, sayang mas Bams tak jadi dosen, sehingga opininya tidak secaara langsung terserap oleh mahasiswanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika bermanfaat bagi mahasiswa Insya Allah pesan ini akan sampai ke mahasiswa. aamiin

      Hapus
    2. Terima kasih pak waeyanto atas komentar nya

      Hapus
  3. luarbiasa, sharing yg bagua utk disimak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bu dekan atas komentar positifnya.
      salam

      Hapus
  4. 2021 kembali dibaca.. sukses Pak Bambang

    BalasHapus

Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer