Bulan Sabit Tipis di Paruh Akhir Ramadhan (Renungan Zainal Abidin)


Zainal Abidin alias Bang Jay
Zainal Abidin, alumni Fapet Unsoed SKS 1987. Dikenal dengan panggilan Bang Jay dan julukan Jay The Terorist. Menulis lebih dari 100 judul buku yang sebagian diterjemahkan dalam Bahasa Inggris dan Melayu. Sebagai motivator nasional ia punya segudang pengalaman di dalam dan luar negeri. Atas permintaan redaksi Kafapet-Unsoed.com, Bang Jay menulis renungan Ramadhan berikut ini.

Rembulan berbentuk sabit makin menipis. Sinarnya meredup di langit cerah, pertanda hitungan bulan pada kalender Hijriyah memasuki saat-saat akhir, menjelang masuk ke bulan yang baru ... Ramadhan segera berakhir, dan mulai bulan yang baru, Syawwal.

Sejenak tengok mushaf al-Qur'an yang selama setengah bulan sudah kita baca. Ayat demi ayat, surat demi surat, juz demi juz ...

Mungkin sudah mendekati akhir juga, atau bahkan sudah beberapa kali kembali ke titik awal. Semoga

Kalau bacaan Al-Qur'an kita sudah memasuki juz terakhir, coba baca surat Al-Ma'uun. Resapi pula terjemahnya :

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Dialah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menyuruh memberi makan orang miskin
4. Maka celakalah orang yang shalat
5. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya
6. yang berbuat riya'
7. dan enggan (memberikan) bantuan

Bahkan orang yang shalat pun bisa celaka, jika ia riya' dan atau enggan membantu ...

Mungkin itu sebabnya dahulu, KH Ahmad Dahlan pernah mengajar surat ini berkali-kali kepada para muridnya. Beliau mengajar Al-Qur'an, bukan asal para murid membaca berulang kali (dengan target banyaknya bacaan) atau bahkan menghafalnya, tapi lebih pada bagaimana mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Di hari-hari menjelang akhir Ramadhan, mari sejenak memandang sekeliling kita. Masih adakah anak-anak yatim yang tidak mampu, yang belum terpenuhi kebutuhan sandang-pangannya? Masih adakah fakir miskin dan mustahik lain yang bisa kita bantu?

Ebiet G Ade pernah bertutur, mumpung kita masih diberi waktu. Belum terlambat lakukan perbaikan. Tak seorang pun tahu sebelum terjadi. Akankah kita bertemu lagi dengan Ramadhan mendatang. Jangan sampai menyesal, jika kita lebih dahulu dipanggilNya pulang.

Setiap hari, jatah hidup kita terus berkurang. Tugas masing-masing  kita menjadikan diri tidak hanya sekedar ritual artifisial atau seremonial, tetapi lebih esensial. Menjadi lebih peduli pada sekeliling, daripada meninggikan ego masing-masing pribadi.

Laitsal ‘ied liman labisal jadiid. Wa laakinnal ‘ied liman thaa’athuhu taziid. Wa laitsal ‘ied liman tajmal libaas wal markuub. Innamal ‘ied liman gufirat lahudz dzunub (‘Idul Fitri bukan milik mereka yang berpakaian baru. Namun milik mereka yang tingkat ketundukan kepada-Nya meningkat. Bukan juga milik mereka yang menghiasi dirinya dengan busana dan kendaraan. Tetapi ia milik orang yang dosa-dosanya terampunkan).

Zainal Abidin

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Mari kita kita gunakan waktu yg masih Ada sebermakna mungkin karena Kita hanya *mampir ngombe* di dunia.

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah.... Dapat pencerahan dari saudaraku Bang Jay

    BalasHapus

Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer