Rantai Pasok pada Peternakan Kambing


Kafapet-unsoed.com. Persaingan dalam industri distribusi dewasa ini semakin ketat, apalagi dengan banyaknya bermunculan distributor-distributor baru dari berbagai macam bentuk usaha hadir membawa ide-ide baru yang membuat persaingan semakin ketat. Salah satu alasan mengapa distribustor bersaing yaitu dikarenakan ingin menyediakan produk yang tepat bagi konsumen di waktu yang tepat, dan dalam biaya ekonomis. Jika distributor dapat mewujudkan itu semua maka umur dari usaha tersebut pun bisa dipastikan akan lebih panjang dan konsumen otomatis akan lebih setia.

Rantai pasokan atau supply chain merupakan suatu konsep dimana terdapat system pengaturan yang berkaitan dengan aliran produk, aliran informasi maupun aliran keuangan. Rantai pasok dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir. 

Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu :

Pertama, aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir. 

Kedua, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu, Ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.

Secara umum penerapan konsep rantai pasok akan memberikan manfaat yaitu kepuasan pelanggan yang akan menciptakan kesetiaan pelanggan, meningkatkan pendapatan tercipta dari kesetiaan pelanggan yang terus menuerus mengkonsumsi produk kita, menurunnya biaya salah satunya lahir dari proses distribusi yang terintegrasi, pemanfaatan asset yang semakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar. 

Dilihat dari manfaatnya dapat kita simpulkan betapa pentingnya rantai pasok dalam aliran distribusi pada sebuah usaha. Bayangkan saja jika raantai pasok tidak ada, atau rantai pasok yang dijalankan tidak berjalan dengan semestinya. Jika itu terjadi maka pasti akan banyak biaya-biaya tambahan yang akan dibebankan pada produk yang nantinya akan ditanggung oleh konsumen.

Bagaimana Rantai Pasok pada Peternakan Kambing?

Ternak Kambing merupakan ternak yang sangat populer dan telah diketahui dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Kambing begitu digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak perkelahiran sering lebih dari satu ekor, jarak antar kelahiran pendek dan pertumbuhan anaknya cepat. Disamping itu, kambing mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi agroekositem suatu tempat (Sarwono, 2007).

Hasil kajian mengenai prospek nilai ekonomi, sosial dan budaya ternak kambing sangat nyata yaitu dapat menyumbangkan 14–25% dari total pandapatan keluarga petani. Peranan kambing sebagai ternak potong dalam upacara agama atau adat merupakan sumbangan terhadap ketahanan budaya bangsa dan status sosial peternak. Potensi kambing untuk agribisnis belum banyak dilirik orang karena belum memperhatikan peluang pasar. Sistem penjualan ternak masih didasarkan atas kebutuhan uang tunai, sehingga pengelolaan ternak yang dilakukan tidak menjamin kontinuitas pendapatan dan sulit meramalkan ketersediaan ternak sebagai barang dagangan (Mulyono dan Sarwono, 2007).

Rantai pasok pada peternakan kambing secara umum meliputi beberapa pola yaitu pola rantai pasok yang pertama (peternak, pedagang, konsumen), yang kedua (peternak, pedagang I, pedagang II, konsumen), yang ketiga (peternak, pedagang I, pedagang II, pedagang III, konsumen). Rantai pasok peternakan kambing hanya melibatkan beberapa operator saluran pemasaran yaitu terrmasuk peternak, agen, distributor. Karenanya pedagang kecil seharusnya memiliki rantai pasok yang baik agar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih dari aliran distribusis yang efisien dan efektif. Perusahaan ataupun pengecer terkait harus bekerja sama guna memperoleh mitra penjualan yang lebih besar untuk memaksimalkan pendapatannya.



Penulis   : A Febrine Rizka Syahreza

Editor     : Merryafinola

Foto        : Merryafinola

Posting Komentar

0 Komentar