KETIKA PERTOLONGAN SUDAH TAK ADA YANG DATANG MENOLONG


Kafapet-unsoed.com. Setiap orang ingin mencari pertolongan ketika apapun masalahnya. Orang biasanya akan meminta pertolongan pada orang terdekat. Orang tua, saudara, teman, tetangga, atasan di kantor, teman kerja atau organisasi, konsultan, psikolog, dokter, bank, rentenir atau siapapun yang dikenal. Bahkan kepada siapapun melalui media sosial atau platform pertolongan umum. Semua permintaan pertolongan itu ditujukan pada orang lain, demikian ungkap Koordinator Sistem Informasi Unsoed Ir.Alief Einstein,M.Hum. saat mendampingi pemaparan alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed angkatan 1995 Suroto,SE.

Ekonom dari Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES) Suroto mengatakan mungkin saja ada yang peduli. Terutama orang orang terdekat. Menolong dari jerat utang yang melilit, mendapatkan uang makan saat tak punya uang, bayaran sekolah anak, dari rasa sakit, menganggur, dan kesulitan lain yang melilit apapun itu. 

Sesaat masalah jangka pendek mungkin terselesaikan. Pertolongan jangka panjang didapat dengan mendapatkan pekerjaan, pinjaman modal untuk memulai bisnis, mendapat solusi masalah-masalah serius seperti soal hukum, kesehatan, dan lain sebagainya, kata Suroto.

Tapi tidak semua pertolongan itu menurut Suroto akan membantumu untuk mendapatkan solusi yang sungguh-sungguh nenyelesaikan masalah. Bank dan rentenir yang menolong akan datang menagih. Orang yang memberi pinjaman uang akan datang menagih. Tidak semua pertolongan gratis. Andaikan ada yang memberikannya secara gratis itu karena belas kasih. 

Siapapun mereka yang akan datang menolong itu pasti punya keterbatasan. Mereka menolong karena kebaikan hatinya untuk merelakan yang mereka punya atau karena mengharap sesuatu kembali. Bahkan akan datang mencekik. Sebut saja utang dengan bunga yang tinggi seperti rentenir, kata Suroto yang juga CEO Induk Koperasi Usaha Rakyat/INKUR (Jakarta).

Selanjutnya Suroto mengungkapkan, hingga satu saat, dunia ini menjadi sangat kejam. Ketika pertolongan sudah tak ada lagi yang datang menolong. Mereka mungkin sudah jenuh atau bahkan jengkel karena permintaan pertolongan orang lain. Bisa jadi mereka juga marah karena seseorang tak komitmen dengan janji untuk mengembalikan uang pinjamannya. 

Kenyataan di atas sesungguhnya mengajarkan pada kita. Sesungguhmya pertolongan orang lain itu ada batasnya. Pertolongan itu juga tak semua gratis. Pertolongan itu sementara. Hal penting lainnya bahwa, semua itu tak dapat diandalkan, jelas Suroto.

1. Diri Sendiri

Hal terpenting yang akan mampu menolong secara permanen itu sesungguhnya adalah diri sendiri. Bukan orang lain. Bahkan orang lain yang menolong justru akan datang menjadi tambahan beban hidup kelak di kemudian hari, kata Suroto.

2. Utang

Cobalah lihat, ketika mereka yang berutang uang pada bank, atau bahkan rentenir. Mereka tak hanya akan menagih tapi bahkan menyita apapun yang dimiliki. Mereka akan datang dengan perhitungan yang berlipat-lipat, jelas Suroto.

3. Menabung

Suroto menjelaskan bahwa jalan terbaik adalah mustinya seseorang mampu mengatur pengeluaran dan pemasukan sendiri. Bukan meminta pertolongan pada orang lain. Sebab itu menolong diri sendiri sangat penting. Jika sering terbelit utang, maka sebaiknya biasakan dengan menabung. 

Berapapun pendapatan kita semestinya disisihkan untuk ditabung. Bukan soal besar atau kecil uang yang ditabung, tapi itulah yang namanya disiplin diri. Disiplin menabung adalah yang akan mampu menolong diri di masa datang. Tabungan adalah asuransi masa depan. Seberapapun tabungan itu yang akan menolong kita di masa datang, kata Suroto.

Melalui disiplin menabung akan juga memiliki perencanaan yang lebih tertata. Menanam karakter untuk menjadi perencana yang baik. Memiliki kemampuan mental untuk tidak boros dan mengikat dengan kebiasaan menghargai usaha sendiri, ungkap Suroto.

Itu baru soal utang. Bagaimana dengan soal kesehatan?. Tentu akan banyak sekali hal-hal yang bergantung pada diri sendiri. Makanan dan minuman sehat adalah asuransi masa depan kita. Agar terhindar dari jahatnya penyakit. Membersihkan lingkungan sekitar bersih dari kuman dan penyakit juga adalah upaya diri sendiri yang akan menolong hidup, jelas Suroto.

Suroto mengatakan bahwa semua hal di dunia ini berlaku seperti hukum besi. Jika biasa menolong diri sendiri maka akan tumbuh jadi pribadi yang tak hanya kuat, juga menjadi memiliki kapasitas besar, bahkan untuk menolong orang lain di lingkungan sekitar. 

Peribahasa kuno katakan, yang mampu menolong dirimu sesungguhnya adalah dirimu sendiri. Demikian juga suatu kaum, masyarakat atau bangsa ini. Tak ada yang mampu selamatkan nasibnya kecuali atas usahanya sendiri, kata Suroto.

Suroto (Manajer Ritel, Boersa Kampus, Purwokerto) menambahkan untuk menjadi pribadi, kaum atau bangsa yang kuat itu juga harus berpijak pada kekuatan dirinya sendiri. Bukan orang lain atau bangsa lain. Jadi baiknya hentikan berharap pada pertolongan orang lain. Jadikanlah diri pribadi dan kekuatan kita untuk menolong diri sendiri dan juga orang lain.




Penulis     : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Foto           : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Posting Komentar

0 Komentar