Banyak sekali literatur, seminar, workshop, kursus, pelatihan dan lainnya yang membahas dan memberikan ilmu tentang Strategi sukses untuk meniti karir. Lalu, apa bedanya Strategi sukses berkarir di era global yang dibahas di depan seminar ini ?
Strategi yang saya bawakan memang beda dari yang lain yaitu Hanya bercerita tentang kisah Nabi Musa AS yang selamat dari kejaran Firaun dan Pasukannya, dengan cara membelah lautan dengan tongkat.
Cerita ini sederhana dan dari mulai kecil atau TK cerita "Nabi Musa Membelah Lautan" sudah seting diceritakan dan didengar.
Cerita ini sama halnya dengan pertanyaan yang saya lontarkan ke hadirin, "Berapa kah hasilnya 2 x 2 ?. Hampir semua serentak menjawab "empat".
Seketika itu saya langsung berkomentar , "Seperti ini lah gambaran Lulusan dari Universitas Jenderal Soedirman., Standard, umum, tidak punya nilai jual".
Padahal di era global ini, diperlukan para sarjana yang punya pola pikir "Out Of Box, Beda dengan yang lain, kreatif, punya nilai jual dan menarik".
Jawaban dari 2x2 sendiri tidak terhingga, berapa kreatif menjawab, menggambarkan berapa besar potensi yang ada di dalam dirinya. Contoh : 2 x 2 bisa sama dengan 5-1, 8 dibagi 2, dan sebagainya.
Balik lagi ke "Kisah Nabi Musa AS", kalau hanya dibacakan, kemudian didengarkan hanya sebagai sebuah cerita, tidak akan ada hikmah yang bisa diambil untuk dijadikan salah satu Strategi untuk berkarir. Padahal strategi ini diberikan langsung oleh Allah Yang Mahaberilmu. Dan Strategi sukses dari kisah Nabi Musa AS tidak akan usang dimakan zaman.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah Suksesnya Nabi Musa AS Lolos dari Firaun di atas bisa untuk jadikan Strategi sukses berkarir di Era Gobal, yaitu :
1. Keyakinan atau confidence
Ini yang paling pokok dari segala Strategi yang ada di dunia ini. Yakin akan ada Tuhan. Yakin akan Selamat, Yakin Tuhan akan Menolong, Yakin Tuhan akan memberikan yang terbaik, Yakin akan Sukses, Yakin Tuhan tidak akan menyia-nyiakan umatnya. Yakin Tuhan Mahasegalanya. Yakin pada diri sendiri. Yakin diri bisa. Yakin mampu, dan lain-lain . Kemampuan untuk mengelola *Keyakinan* atau *Self confidence* ini dalam ilmu Karakter Diri disebut dengan istilah *Intrapersonal Skill*.
2. Ancaman atau the Threat
Hikmah kedua yaitu bagaimana cara menghindar atau lepas dari *Ancaman*. Selama manusia hidup akan selalu diikuti oleh *Ancaman*. Dalam kisah Nabi Musa AS, *Firaun* adalah *Ancaman* yang nyata sedang dihadapi oleh Nabi Musa AS. Nabi Musa AS dengan *Strateginya Menghindar* dari *Ancaman* Firaun dan bisa *Sukses* tidak tertangkap dan hidup.
Begitu pun di era global ini, setiap segi kehidupan, jenjang karir, baik dalam kerjaan maupun usaha, akan selalu diikuti dengan *Ancaman*. Ancaman yang setiap saat akan *Menggagalkan* setiap sendi kehidupan ataupun karir. Ancaman ini bisa datang dari dalam diri sendiri, seperti hawa nafsu. ambisi, dan lain-lain, maupun ancaman yang datang dari luar, seperti Ancaman dari Pesaing, lingkungan. Dan kejahatan.
Orang *Sukses* akan memiliki strategi tersendiri untuk menghindar dari setiap ancaman yang dihadapinya, sehingga bisa *Lolos* dari setiap ancaman yang mengikutinya.
3. *Tantangan* atau *Challenge*
Nabi Musa AS terdesak sampai yang dihadapinya adalah *Bentangan Lautan yang Luas*. Lautan yang luas ini adalah *Tantangan*. Hikmah ketiga dari kisah Nabi Musa AS adalah kita harus selalu *Siap Siaga* untuk menghadapi *Tantangan* yang lebih berat daripada *Ancaman*. *Tantangan* harus dihadapi bukan untuk dihindari. Orang yang lari dari *Tantangan* yang sedang dihadapi sering disebut *Pecundang*.
Tantangan yang sering dihadapi bisa berupa rasa aman (comford zone), Keadaan Ekonomi, Penyakit, Tugas Kerja, Target Kerjaan, Omset, kondisi pasar, Posisi Kerja, ketenagakerjaan, Penguasaan teknologi, Persaingan Harga, dll
Orang disebut *Sukses* apabila bisa *melewati* setiap *Tantangan* yang dihadapinya.
4. *Solusi* atau *Solution*
Tak kala Nabi Musa AS menghadapi lautan, tak terbesik sedikitpun *Keputusasaan*, Nabi Musa AS selalu *Yakin*. Yakin pasti ada *Jalan Keluar*. Tak kala, *Akal, Ilmu dan Semua Strategi sudah buntu*. *Apa yang dilakukam oleh Nabi Musa AS?*. Nabi Musa AS (1). *tidak melakukan sesuatu yang diluar kemampuannya* (2) langsung *Konsultasi ke Yang Mahatahu*, untuk (3) *Meminta Petunjuk jalan keluarnya*
Dari hasil *Konsultasi* tersebut. Diberikanlah *SOLUSI yang TIDAK JAUH darinya*, yaitu untuk memukulkan *Tongkat ke Laut*. Dan ternyata *Tongkat* tersebut menjadi *Solusi* untuk *Membelah Lautan* sehingga nabi Musa AS bisa selamat menyebrangi lautan.
Seringkali dalam kehidupan atau pekerjaan. jika dihadapi dengan *Tantangan atau Challange* yang dihadapi, kita melakukannya *tanpa perhitungan, tanpa mau bertanya kepada yang lebih tahu atau ahlinya atau menolak karena sudah nyaman dalam posisi yang sekarang*.
Jadi Setiap *permasalahan atau tantangan yang dihadapi pasti ada SOLUSI untuk jalan keluarnya*.
Sering kali, diantara kita *Tidak pernah menyadari bahwa setiap SOLUSI untuk menghadapi tantangan ternyata tidak jauh dari diri kita sendiri*.
5. *Aksi* atau *Action*
Nabi Musa AS telah diberi *Solusi untuk memukulkan tongkat*. Solusi yang diberikan sama *Allah Yang Mahaberilmu* langsung *Dikerjakan* tanpa keraguan sedikit pun. Tidak ada *diskusi sampai tegang*.
Hikmah dari Kisah Nabi Musa AS selanjutnya yaitu melakukan *Aksi*, *Mengerjakan*, atau *Action*.
Banyak diantara kita, pekerja, manager, perusahaan, membayar mahal untuk mencari Strategi supaya *Sukses*, tetapi apalah gunanya jika sudah ada *Solusi* tapi tidak *Aksi*, tidak *Dikerjakan* atau tidak *Action*.
Point 2 sampai 5, berdasarkan ilmu kemampuan untuk membangun karakter diri disebut dengan istilah *Interpersonal Skill*.
Kemampuan untuk mengelola diri sendiri *(intrapersonal Skill)* dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain atau pihak lain, *(Interpersonal Skill)* merupakan bagian dari *Softskill*.
Dalam kisah Nabi Musa AS dengan jelas dan gamblang bagaimana *Softskill* yang diajarkan yaitu (1) *Kemampuan berkomunikasi (Communication) dengan para pengikutnya dan dengan Tuhan. (2) Kemampuan memimpin (Leadership), (3) kemampuan mencari jalan keluar (Probkem solving), (4) kemampuan berpikir kritis (Critical Thinking), (5) Kemampuan mengelola waktu (Manage Time), (6) kemampuan bertindak (Action)* .
Status *Nabi* yang disandang oleh Musa AS sebagai manusia pilihan, atau pada jaman sekarang orang yg memiliki predikit Sarjana yang hasil gemblengan Akademik atau memiliki keahlian. Kemamouan atau keahlian ini disebut sebagai *Hardskill*.
Kesimpulannya : Kisah dari Nabi Musa AS bisa digunakan untuk *Strategi Sukses berkarir di Era Global* yaitu dengan Menerapkan dan memadukan dengan harmonis antara *Hardskill* dengan *Softskill*.
Sumber tulisan dan foto: Roni Fadilah
1 Komentar
Manrab
BalasHapusJika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer