"Wind Chill Effect" Sangat Berpengaruh terhadap Performa Ayam.


"Langkah apa saja yang harus dilakukan untuk setting kipas?", "Apakah jika banyak yang berlubang akan berpengaruh terhadap kinerja kipas?", "Apakah ada kebutuhan udara maksimal dan apa pengaruhnya?", "Bagaimana caranya mengetahui kecepatan angin yang ideal dibutuhkan ayam?". "Apakah yang dimaksudkan dengan Dead Spot?", dan beberapa pertanyaan lainnya yang diajukan oleh Wahyu Abdul K, Fadhilah Nuraini, Delsa Luthfi, Bima dan yang lainnya Mahasiswa Vokasi Fakultas Peternakan Unsoed saat berlangsungnya kuliah umum pada hari Sabtu, Tanggal 20 Maret 2021, mulai jam 08.00-11.00 dengan nara sumber Roni Fadilah, Marketing Service Manager PT New Hope Indonesia.

Pertanyan pertanyaan tersebut satu persatu terjawab secara sendirinya, dengan runut dan cukup jelas dari uraian Kuliah Umum tentang Basic Science tentang Manajemen Pengoperasion Kandang Tertutup Lanjutan.

"Prinsif dasar setting pengoperasian kipas yaitu bagaimana caranya mengatur kecepatan angin di dalam kandang harus disesuaikan dengan (1) suhu yang diperlukan ayam bisa (2) memenuhi kebutuhan udara minimum yang diperlukan ayam, dengan (3) memperhatikan adanya efek angin dingin (Wind Chill Effect)", kata Roni Fadilah. "Kecepatan angin harus disesuaikan dengan umur, bobot badan ayam dan suhu yang diperlukan (Temperature Required) ayam", tambah Roni.


Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan setting pengaturan kipas di controller yaitu :

1.  Melakukan observasi tentang Kecepatan Angin saat kipas dinyalakan satu per satu sampai semua kipas nyala.

2. Menghitung Kapasitas kipas sesuai dengan jumlah kipas yang menyala.

3. Menghitung besaran Wind Chill Effect. 


A. Pengaturan Kecepatan angin

Pengaturan kecepatan angin di dalam kandang harus disesuaikan dengan umur dan berat ayam. Setiap pergerakan angin pada kecepatan tertentu akan memberikan dampak terhadap perbedaan antara suhu aktual yang dibaca di Termometer dengan suhu efektif yang dirasakan ayam. Hal ini karena ada efek suhu dingin (Wind Chill Effect) akibat adanya pergerakan  udara. Makin tinggi kecepatan angin, maka makin tinggi wind chill effect. Banyak sekali kejadian kegagalan produksi di kandang tertutup (Closed House/CH) karena tidak memperhitungkan dampak adanya wind chill effect pada ayam. Akibatnya ayam tumbuh terlambat (slow growth), tidak seragam (poor uniformity) dan kegagalan dalam membentuk sistem kekebalan tubuh (Immune System). 

Dalam perkuliah tersebut tidak hanya bertanya, audien juga aktif menjawab pertanyaan yang muncul dari pemateri seperti pertanyaan apa perbedaan suhu aktual dan suhu efektif? Amelda menjawab "suhu aktual merupakan suhu yang terbaca oleh termometer sedangkan suhu efektif adalah suhu yang dirasakan oleh ayam". Dalam perkuliahan pemateri menjelaskan kasus yang terjadi di lapangan. Ayam baru berumur 5 hari, Suhu aktual yang terbaca di thermometer 32 derajat Celcius, "Suhu yang ideal" sesuai dengan rekomendasi dari strain ayam yang dipelihara. Tetapi apa yang terjadi? Ternyata ayam bergerombol di pinggir, kedinginan dan tidak aktif. Kenapa bisa terjadi padahal suhu aktual 32 derajat C? Hal ini disebabkan karena ada kesalahan dalam settingan kipas yang nyala, sehingga kecepatan angin harusnya dikisaran maksimal 0.2 meter per detik. Setelah melakukan observasi ternyata kecepatan angin  terbaca 1,05 meter per detik, dengan kecepatan angin sekitar 1 m/s berdampak pada wind chill effect sekitar  3,6 derajat C. Jadi suhu efektif yang dirasakan ayam pada kasus ini adalah 28,6 derajat C jauh di bawah suhu yg diperlukan oleh ayam, sehingga nampak jelas ayam keinginan. Kasus seperti ini jika tidak segera ditangani akan berdampak buruk pada proses pertumbuhan ayam tersebut.


B. Pergantian Udara (Air Exchanged Rate)

Air Exchanged Rate (AER) adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk memindahkan seluruh volume udara di dalam kandang dalam sekali pindah. AER bisa dihitung dengan rumus :

AER = Volume kandang (m³) dibagi kapasitas kipas total (m³/jam).

Air  Exchange Rate erat kaitannya dengan suplay udara segar yang dibutuhkan oleh ayam, sehingga ayam terhindar dari menghirup udara kotor (gas beracun) dan proses methabolisme akan berjalan lancar untuk produksi daging. 

C. Menghitung Luas "In Let" yang diperlukan

In Let adalah lubang tempat masuknya udara dari luar kandang  ke dalam kandang CH. Luas In Let yang diperlukan bisa dihitung dengan rumus.

Luas In Let = kapasitas kipas total (m³/jam) dibagi kecepatan angin (m/s)

Contoh, dari data yang disajikan dalam oerkuliahan,  kapasitas Total Kipas 315.000 m³/jam, satuan jam dibuat dulu dalm satuan detik menjadi 315.000 m³/3600 second, kemudian dibagi kecepatan angin 2,5 m/s, diperoleh luas In Let sebesar 35 m².

Jika tinggi penampang in let dibuat 1,8 meter, maka panjang inlet sekitar 19,4 meter (dibulatkan 20 meter). Jika inlet dibuat di sisi kiri dan kanan kandang maka tinggi in let 1,8 meter, panjang setiap sisinya adalah 10 meter.

Selain faktor di atas, di kandang CH perlu diperhatikan juga adanya udara yang tidak bergerak (dead spot), tekanan negatif (static pressure) yang berdampak dari daya kerja kipas, titik pengembunan pada sekam (dew point) dan indek panas (Heat Index) di dalam kandang. Faktor faktor ini, jika tidak diperhatikan akan berpengaruh secara langsung terhadap performa ayam.

Perkuliahan umum ini di buka dan ditup oleh Prof. Elly Tugiyanti, guru besar Fakultas Peternakan, juga diikuti oleh dosen unggas lainnya yaitu Dr Rosidi dari Lab. Unggas.



Penulis     : Roni dan Fajar

Foto        : Roni dan Fajar

Posting Komentar

0 Komentar