Naik MRT dengan KTA Kafapet Unsoed

Suasana nyaman di dalam MRT
 Jakarta, Kafapet-Unsoed.com. Anggota Kafapet Unsoed khususnya yang tinggal di wilayah Jabodetabk atau yang sering bepergian ke Jakarta, kini dapat menikmati moda transportasi baru MRT (Mass Rapid Transit atau Moda Raya Terpadu) dengan menggunakan Kartu Tanda Anggota (KTA) Kafapet versi  E-money yang belum lama ini dirilis oleh Kafapet Jabodetabek.


Saya sudah membuktikannya ketika mencoba naik MRT pada hari Sabtu 6 April 2019. Sejak diumumkan MRT beroperasi secara penuh, saya bersama istri sudah berniat menjajal MRT. Namun dari beberapa informasi yang saya peroleh untuk naik MRT harus menggunakan kartu khusus dari Bank DKI. Dugaan saya itu kartu yang biasa dipakai untuk naik Busway atau masuk ke Kebun Binatang Ragunan. Jadi saya harus siap-siap beli kartu baru, karena kartu Bank DKI saya nggak punya.

Saya berangkat habis sholat Dzuhur langsung meluncur ke stasiun Fatmawati. Sayangnya untuk stasiun ini tidak jelas dimana parkirnya. Lihat di googlemap, saya diarahkan ke lokasi parkir RS Fatmawati yang pastinya sangat padat. Saya putuskan untuk terus menuju Lebak Bulus.
Jalan menuju Lebak Bulus seperti biasanya padat. tersendat di Perempatan Pondok Indah. Ketika sampai di lokasi, saya diarahkan ke tempat parkir yang berada di dekat perempatan pasar Jumat, jaraknya sekitar 500m. Lumayan juga untuk jalan kaki.

Itupun lokasi parkirnya masih sementara, belum dibangun. Apa boleh buat, sudah terlanjur di sana. Dugaan saya, kalau parkir di Poins Square lebih nyaman dan lebih dekat untuk jalan kaki menuju stasiun.

Singkat cerita, saya sampai di stasiun yang saat itu cukup padat. Sebagian penumpang tampaknya masih harus nanya sana sini untuk beli tiket. Mereka sama seperti saya, baru pertama kali naik MRT. Antrian beli tiket di beberapa meja/loket tampak mengular.
Suasana saat MRT belum datang
Kalau saya harus antri beli tiket pasti satu jam baru bisa naik MRT. Saya coba iseng tanya ke petugas " apa saya bisa pakai kartu ini?"
saya tunjukkan kartu blitz BCA.
"Ini e money ya pak ? kelihatannya bisa, coba langsung ke ujung sana pak," jawab petugas.

"Kalau yang ini?" saya tunjukkan Kartu Pers dan KTA Kafapet Unsoed. Petugas tampak sedikit bingung.

"Ini emoney juga mbak, dari  Bank Mandiri", jelas saya sambil menunjukkan logo Bank Mandiri.
"Iya pak langsung ke antrian masuk saja. Nanti tanya di sana, jika nggak bisa Bapak bisa kembali ke sini," jawab petugas, kali ini tampak lebih ramah (apa karena menunjukan Kartu Pers ya? hehehe)

Alhamdulillah,  kartu E-money Kafapet bisa untuk masuk ke MRT, jadi saya tidak perlu antri beli tiket maupun Top Up karena saldo saya hitung sudah cukup.

Perjalanan Menikmati  Lancarnya Lalu Lintas

Perjalanan dari Lebak Bulus ke Bundaran HI hanya makan waktu setengah jam (dalam keadaan lalu lintas normal, diperkirakan 1,5-2 jam). MRT start di stasiun Lebak Bulus yang posisinya tinggi, di lantai 4.  Melewati stasiun Fatmawati, Haji Nawi, Pasar Cipete, Blok A, Blok M, Kantor ASEAN, dan setelah itu mulai masuk ke bawah tanah ketika masuk ke Jalan Soedirman. Di bawah tanah, bukan berarti nggak ada stasiun. Kita bisa berhenti di Istora, Benhil dan beberapa stasiun lagi (belum hafal) hingga  sampai stasiun paling ujung di Bundaran HI.

Sepanjang jalan, saya tidak menemukan sampah berserakan sebagaimana diberitakan saat uji coba gratisan. Penumpang tertib dan tidak terlalu padat. Yang tidak kebagian tempat duduk cuma sedikit (tentunya kalau hari kerja suasana jauh lebih padat) .

Di sana sini terlihat penumpang yang berselfie mengabadikan pertama kalinya naik MRT.
Di salam stasiun MRT Bundaran HI
Sampai di lokasi stasiun Bundaran HI, saya tidak keluar tapi hanya jalan-jalan menikmati pemandangan stasiun bawah tanah yang luas, mirip dengan suasana Singapura. Nggak terasa sedang berada di bawah tanah. Beberapa waktu kemudian saya balik lagi naik MRT ke Lebak Bulus. Tadinya mau coba naik busway ke Kota Tua, namun waktunya sudah sore, jadi saya putuskan balik lagi ke Lebak Bulus.

Nah, sampai di Lebak Bulus, saya keluar, Eh ternyata saldo tidak berkurang. Lho kok malah gratis. Ssssst mungkin ini  karena saya nggak keluar dari stasiun Bundaran HI, jadinya mesin  tiket menilai saya belum kemana-mana, jadinya saldo tetap utuh. Untuk yang ini, tolong jangan ditiru ya. Tadinya saya menduga, kalau lewat dari satu jam, saldo akan berkurang sesuai jarak terjauh atau jarak terdekat. Saya nggak tahu sistem tiket di MRT seperti apa kok bisa dapat gratisan.

Dari cerita ini, inti yang ingin saya sampaikan adalah, bahwa KTA Kafapet Unsoed makin banyak manfaatnya. Untuk naik KRL, Bayar Tol, parkir , belanja di minimarket tertentu (belum saya coba), dan naik MRT. Kelak, sangat mungkin makin banyak kegiatan yang bisa dibayar pakai KTA emoney, bisa makan di warung, beli tiket bioskop dan yang lainnya. Bukan hanya di Jakarta, tapi juga akan ke kota lainnya.  Siapa tahu. Karena KTA ini kerjasama dengan Bank Mandiri yang jaringannya sangat luas.

Makanya alumni yang belum punya KTA, segeralah mendaftar.

Sebenarnya yang utama adalah KTA sebagai anggota Kafapet. Punya KTA Kafapet Unsoed adalah sebuah kebanggaan.  Manfaat sebagai emoney yang bisa multi transaksi adalah bonus yang sangat bermanfaat.***

Posting Komentar

0 Komentar