Kampus Fapet Unsoed Sambut Positif Gebrakan Menteri Makarim

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim meluncurkan paket kebijakan pendidikan "MERDEKA BELAJAR : KAMPUS MERDEKA”. Bagaimana kesiapan Fakultas Peternakan Unsoed menghadapi program tersebut?
 Mahasiswa Fapet Unsoed yang lolos ke Jepang.
Dalam rangka menggali kesiapan Kampus Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menghadapi tantangan program MERDEKA BELAJAR : KAMPUS MERDEKA, Humas Dies Natalis Fapet Unsoed ke-54 Alief Einstein berbincang-bincang dengan Dekan Fapet Unsoed Prof. Dr. Ismoyowati, MP.
Dekan Fapet Unsoed Prof Ismoyowati
Terkait dengan gebrakan Menteri Makarim, Prof. Moy, begitu Dekan Fapet Unsoed ini biasa dipanggil, mengungkapkan bahwa apa yang ditetapkan Menteri Pendidikan cukup mengejutkan. Program MERDEKA BELAJAR dan KAMPUS MERDEKA menghebohkan bagi pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan swasta. Dalam konsep program ini, Menteri Makarim meminta kepada seluruh pimpinan perguruan tinggi agar mendorong mahasiswa dapat melakukan pendidikan di luar program studi (kampus). Kegiatan ini dapat dilakukan 2 semester setara dengan (40 SKS) dan bisa diperpanjang satu semester lagi.
Dekan kelahiran Klaten 51 tahun yang lalu tersebut menjelaskan, bagi beberapa program studi non vokasi akan kesulitan mengisi aktifitas 40 SKS tersebut. Tujuan dari kegiatan di luar kampus ini sesungguhnya untuk pengkayaan soft skill bagi para mahasiswa. Ketrampilan tersebut akan menjadi modal penting bagi lulusan yang lantas terjun ke dunia kerja.
Kegiatan tersebut bisa berupa magang industri, magang di lembaga yang masih terkait dengan kajian utamanya, atau sampai ke lembaga-lembaga yang di luar kajian dalam program studinya, baik di dalam atau luar negeri.
Prof. Moy lantas mengungkapkan bahwa Fapet Unsoed siap mendukung program MERDEKA BELAJAR dan KAMPUS MERDEKA. Ia bahkan mengungkapkan satu fakta bahwa kampus yang dipimpinnya telah memulai program tersebut.
Pada awal tahun 2020 ini, Fapet Unsoed, begitu menurutnya, telah menyiapkan 13 mahasiswa untuk melakukan pemagangan "industri persapian atau persusuan" di kota Hokkaido Jepang. Para mahasiswa itu akan menjalani program selama 12 bulan penuh. Program ini dilaksanakan mulai pertengahan bulan Pebruari 2020 hingga  Pebruari 2021.
Tim seleksi bersama Pengusaha peternakan sapi dari Jepang
Pada awalnya, 13 mahasiswa tersebut mengikuti pelatihan bahasa Jepang sebagai sarana komunikasi di Hokkaido. “Karena yang mengikuti program pemagangan industri di Jepang ini adalah mahasiswa peternakan, maka mereka akan mendapatkan pengalaman yang luar biasa, seperti pengalaman kehidupan selama 12 bulan di Jepang, budaya, dan bahasa pasti akan mempengaruhi karakter mereka. Begitu juga pengalaman hidup selama empat musim di Jepang, pasti akan menguatkan semangat dan daya juang para mahasiswa dalam menghadapi persaingan global,” kata Prof. Moy.
Hal berikutnya yang akan mereka dapatkan adalah pengkayaan pengetahuan dan keterampilan yang berstandar Jepang (internasional) di bidang peternakan sapi atau pengolahan susu. “Ini pasti memberikan kepercayaan diri saat mereka nanti bekerja di Indonesia setelah wisuda,” kata Prof. Moy sembari tersenyum.
“Suatu hal yang sangat menyenangkan bagi para mahasiswa adalah, selama pemagangan mereka juga mendapatkan bonus dalam bentuk uang saku yang lumayan dan bisa digunakan untuk melunasi SPP hingga wisuda nanti,” tambah Dekan Fapet tersebut.
Memperhatikan hal tersebut di atas, Prof. Moy mengatakan bahwa pada saat mahasiswa Fapet Unsoed tersebut telah melaksanakan pemagangan industri di Jepang, semua aktifitas akan ditransfer dalam SKS yang sudah ditempuh. Memang dalam jumlah SKS belum sempurna sesuai arahan Menteri Makarim. Namun kegiatan ini di kemudian hari akan diperbesar jumlah mahasiswa yang bisa mengikutinya dan jumlah SKS yang bisa di tempuh selama pemagangan.
Tempat Magang mahasiswa fapet Unsoed di Hokaiddo Jepang
Program pemagangan industri perternakan di Jepang ini hasil kerja sama antara Fakultas Peternakan Unsoed dengan beberapa perusahaan di Jepang seperti Betsukai Milk World Co.ltd; Kage Farm Co. Ltd; Suzukuna Farm Co. Ltd, dan lain-lain.
“Team dosen dan administrasi Fapet Unseod pada pertengahan program berencana berkunjung ke area industri pengolahan produk susu,” jelas Prof. Moy.
Harapan Prof. Moy, dari kegiatan ini akan meningkatkan kualitas dan transfer ilmu dari industri di lapangan ke proses pembelajaran di kampus Unsoed Purwokerto.
Prof. Moy berharap agar para mahasiswa dapat melaksanakan program yang bagus dan strategis tersebut dan tidak ada satu pun mahasiswa yang gagal.
Dekan Fapet Unsoed ini juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini, baik selama pembekalan bahasa Jepang maupun proses keberangkatan hingga pelaksaan program magang industri di Jepang.
“Semuanya pada akhirnya akan mendukung perbaikan kualitas pembelajaran di Unsoed serta pemenangan dalam persaingan global untuk mendapatkan kesempatan bekerja atau menjadi juragan di bidang peternakan,” tandas Prof. Moy.


Penulis : Fajar Hidayat, Alief Einstein

Editor : Sutriyono Robert
Foto: Alief 

Posting Komentar

0 Komentar