International Webinar Unsoed Soroti Peran Ekonomi Pedesaan "Melawan" Dampak Negatif Pandemi

Dipimpin oleh Moch Sugiarto PhD, alumni Fapet Unsoed angkatan 1991, Unsoed sukses menggelar International Webinar dalam format Young Professional Talk yang mengangkat tema aktual “Post Disaster Community Recovery Strategies” (Membangun Ketahanan Masyarakat Pedesaan Setelah Wabah Corona) pada Kamis, 28 Mei 2020. pukul 13.00-16.00 WIB 

Seminar menghadirkan 7 pembicara dari 6 negara yaitu  Han Quang Hanh, PhD (Vietnam National University of Agriculture), Hon Dil Maya Rai,MSc (National Assembly of Bhutan), John M. Perez,PhD (Univ of the Philippines at Los Banos, Philippines), Watchara Laenoi, PhD (State University of Phayao, Thailand), Natalino Babo M,MSc (Universidade Nacional Timor Lorosa'e, Timor Leste), Moch.Sugiarto, PhD. (Jenderal Soedirman University, Indonesia) dan Siwi Gayatri,PhD (Diponegoro University, Indonesia). 

Sugiarto yang juga Ketua Program S2  Magister Penyuluhan Pertanian Unsoed berperan sebagai pembicara dan moderator seminar. Para peserta kebanyakan dari kalangan perguruan tinggi dari berbagai daerah di Indonesia. 


Sugiarto mengatakan, sudah 4 bulan Corona Virus Disease 2019 (Covid 19) merubah tatanan sosial ekonomi masyarakat baik perkotaan maupun pedesaan. Kesadisan covid 19 telah menghasilkan berbagai larangan diantaranya larangan berkerumun dan dalam keramaian, larangan bepergian, larangan wisata. Berbagai larangan tersebut secara sosial telah mengubah pola interaksi manusia (masyarakat). Selanjutnya berbagai larangan tersebut berdampak pada penurunan konsumsi masyarakat sehingga mengganggu proses produksi.

"Masyarakat kini berharap wabah Covid 19 segera selesai,  disertai keinginan baru tentang ketahanan masyarakat di masa yang akan datang," ujar Sugiarto

Dr, Han Quang Hanh dari Vietnam sebagai narasumber pertama memberikan insight pentingnya menguatkan produksi ternak lokal yang dipelihara dengan skala usaha terbatas. Ia menceritakan, masyarakat pedesaan di Vietnam yang berbasis pada peternakan tetap menjalankan usaha peternakan walaupun tidak dilakukan secara komersial. Hal tersebut dikarenakan memelihara ternak merupakan budaya (cara hidup) dan terbukti mampu meningkatkan ketahanan pangan keluarga. 

Ternak lokal yang dipelihara masyarakat pedesaan telah memberikan multiplier effect yang sangat signifikan untuk pembangunan ekonomi keluarga. Keluarga keluarga tersebut mampu bertahan (survive) secara ekonomi dari serangan covid 19. Keluarga di wilayah pedesaan yang memiliki diversifikasi usaha selain pertanian tanaman pangan dalam pola integrasi peternakan-perikanan dan tanaman pangan mampu mempertahankan diri secara ekonomi di tengah pandemic corona. Masyarakat akan mampu lebih bertahan dan lebih kokoh secara ekonomi bilamana memiliki usaha tani yang lebih terdiversifikasi.

Dil Maya Rai,MSc (Bhutan)  memberikan gambaran bahwa Bhutan merupakan negara kecil yang pendapatan negaranya sebagian besar dari Gas Alam dan Wisata. Namun di tengah pandemi seperti ini, pendapatan negara turun salah satunya karena penjualan wisata dan gas alam yang menurun. Namun demikian, negara yang berbentuk kerajaan demokratik tersebut tetap fokus dalam mendukung masyarakat untuk bertahap dari serangan covid 19. Kunci utama perlindungan masyarakat adalah kepemimpinan negara yang kuat. Selain itu, ketersediaan sumberdaya manusia yang professional di kabinet pemerintahan mendorong upaya upaya sistematis mengatasi Covid 19 dilakukan secara professional juga. 

Dalam situasi genting, masyarakat dan pemerintah perlu memiliki kebersamaan, karena hal tersebut merupakan modal sosial yang penting untuk membangun negara dan masyarakat. Rasa empati, solidaritas, dan respect harus terus dibangun dan dikuatkan setelah wabah covid 19 untuk menghasilkan masyarakat yang lebih kokoh. Nilai nilai penting tersebut tidak boleh pudar dalam membangun ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat.

Dr. John Perez (Philippines) mengegaskan bahwa penguatan masyarakat setelah wabah covid 19 harus dilakukan secara sistematis dan prudent. Arah pembangunan masyarakat ke depan perlu disesuaikan dengan identifikasi kebutuhan masyarakat setelah pandemic corona. Hal tersebut untuk mengurangi ketidak efisienan anggaran pembangunan dan meningkatkan efektifitas rencana pembangunan masyarakat. Recovery masyarakat harus dilakukan dengan data yang valid dan terukur, dan diharapkan tidak muncul rencana pembangunan masyarakat yang tidak sesuai kebutuhan dan karakter masyarakat. Dr John Peres mengintroduksi pentingnya menggunakan Post Disaster Need Assessment (PDNA) untuk memberikan arah dan strategi recovery masyarakat setelah wabah covid 19.

Dr. Watchara Laenoi (Thailand) mengintroduksi perubahan model bisnis yang harus dilakukan masyarakat pedesaan yang Sebagian besar adalah petani. Petani skala kecil dalam arti umum harus mampu mengadopsi cara cara baru dalam mengakses pasar yang lebih luas. Munculnya petani petani muda dan cerdas diharapkan mampu meningkatkan dinamika ekonomi masyarakat pedesaan. Mahasiswa memiliki peran penting untuk menggelorakan kewirausahaan berbasis pertanian di pedesaan setelah wabah covid 19. Kepemilikan pengetahuan, hard dan softskill, inovasi, mahasiswa mampu lebih berperan dalam memperkuat masyarakat menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang.

Natalino Babo Martin,MSc (Timor Leste) menggambarkan pertanian di Timor Leste belum memberikan kontribusi GDP yang signifikan. Masyarakat masih banyak yang menyandarkan kehidupan ekonominya pada sector pertanian, namun permasalahan produktifitas lahan, degradasi lingkungan, perubahan iklim, dan kepemilikan lahan menjadi penghambat untuk mendorong sector pertanian tumbuh lebih kuat. Peningkatan kapasitas sistem pertanian menjadi hal penting untuk menguatkan masyarakat pada masa masa setelah pandemic corona. Peningkatkan teknologi, sumberdaya manusia, infrastruktur dan kebijakan pemerintah diyakini dapat meningkatkan daya tahan dan daya saing masyarakat di masa masa yang akan datang.


Sugiarto PhD
Moch Sugiarto, PhD (Indonesia) memberikan insight bahwa esensi masyarakat adalah relationship. Ketiadaan hubungan/interaksi antar anggota masyarakat akan mengaburkan makna masyarakat. Demikian halnya pada konteks kelompok peternak, interaksi dan relationship menjadi esensi perkumpulan antara lebih dari 2 manusia untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi menjadi hal strategis dalam memperkuat interaksi antar anggota masyarakat yang selama masa pandemic corona agar terhambat karena social distancing. 

Kehadiran modal social ditengah masyarakat harus dibangun dan diperkuat untuk meningkatkan intensitas komunikasi dan interaksi. Masyarakat yang kuat setelah pandemic corona akan mampu diwujudkan apabila modal social selalu dipertahankan dan ditingkatkan. 

Namun demikian salah satu aspek modal social yang sangat perlu dicermati adalah trust (saling percaya) antar anggota masyarakat. Selama riset yang dilakukan di kelompok peternak sebagai bagian masyarakat pedesaan, skor terendah dalam komponen modal sosial adalah aspek saling percaya (trust) antar anggota masyarakat. 

"Oleh karena itu, kepemimpinan yang kuat di masyarakat ataupun kelompok peternak sangat diharapkan hadir untuk meningkatkan trust khususnya dan modal social pada umumnya untuk mengkonfigurasi masyarakat yang lebih kuat secara sosial dan ekonomi," tegas Sugiarto

Dr. Siwi Gayatri (Indonesia) menyatakan isu keberlanjutan sangat relevan dalam pembangunan masyakarat setelah wabah covid 19 usai. Mewujudkan keberlanjutan masyarakat dapat dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan ketiga aspek sustainability yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Masyarakat harus diarahkan untuk melakukan kegiatan ekonomi yang secara sosial mampu menumbuhkan kesetaraan, secara ekonomi layak dan menguntungkan, serta secara lingkungan mampu mempertahankan keseimbangan kondisi lingkungan. Keberlanjutan masyarakatpun harus ditopang oleh keberadaan bisnis yang layak dan menguntungkan, ketersediaan atmosfer social yang menjamin kesetaraan dan ketersediaan lingkungan yang ramah. Oleh karena itu, membangun dan memperkuat masyarakat khususnya pedesaan harus memperhatikan locally available resources, local skill and local knowledge.


Rangkuman dan rekomendasi Seminar Internasional

Redaksi Kafapet-Unsoed.com secara khusus menerima rilis rangkuman dan rekomendasi seminar dari Sugiarto PhD selaku panyelenggara seminar, sebagai berikut:


  1. Wilayah pedesaan yang selama masa wabah covid 19 menjadi buffer akibat PHK yang berlebihan di wilayah perkotaan cukup mengalami perubahan pola interaksi. Beberapa gerusan dan kikisan nilai sosial perlu diperkuat melalui social capital dan social network. 
  2. Terdampaknya ekonomi masyarakat perlu untuk kembali menengok potensi sumberdaya lokal. Kegiatan ekonomi lokal seperti peternakan, pertanian dan perikanan terbukti mampu menahan gempuran ekonomi yang diakibatkan oleh covid 19 di pedesaan. 
  3. Penguatan kembali nilai nilai sosial dan kegiatan ekonomi lokal di masyarakat pedesaan khususnya diyakini akan mampu mengembalikan esensi bermasyarakat, menguatkan masyarakat untuk memiliki daya tahan (resistance) terhadap wabah dan bencana. 
  4. Kemampuan mewujudkan masyarakat yang memiliki daya tahan terhadap krisis sangat berdampak pada meningkatnya kekuatan (power) yang dimiliki masyarakat. 
  5. Pada tinjauan Symbolic Interactionism, wabah ini mengingatkan kembali nilai nilai solidaritas, membangun kebersamaan yang merupakan nilai penting membangun masyarakat masa depan yang lebih kuat dan bermartabat.

Sumber : Panitia seminar dan liputan 
foto : liputan Bams

Posting Komentar

0 Komentar