Optimisme Industri Peternakan pasca Pandemik Covid-19: Seminar Nasional Teknologi dan Agribisnis Peternakan Seri 7

Fakultas peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Fapet Unsoed) telah sukses mengadakan Seminar Nasional dengan tema ‘Prospek Peternakan di Era Normal Baru Pasca Pandemi Covid-19’, yang dilakukan pada Sabtu (27/6). Dengan narasumber Prof. DR.Ir. Budi Santoso, MP (Dosen Nutrisi Ruminansia Universitas Papua), Prof. Dr. Ismoyowati (Dekan Fapet Unsoed) dan Dr. Bees Trisnamurti (Peneliti Balitbangtan Kementan), serta Ir. Bambang Suharno (Pemimpin Redaksi majalah Infovet) yang diikuti lebih dari 200 peserta



STAP 7 Unsoed 


Pemapar pertama ini, memaparkan tentang pengembangan sapi potong di era new normal Prof. Budi mengatakan, "Sektor peternakan punya peranan vital dalam perekonomian di Indonesia".  Lebih lanjut Prof Budi memaparkan bahwa Peranan sub sektor peternakan selain bertugas untuk produksi hasil peternakan, juga punya peranan yang tidak kalah penntingnya Yaitu penyerapan tenaga kerja khususnya di sektor peternakan rakyat,  serta juga sebagai penyedia bahan baku industi.

Sub sektor peternakan merupakan bagian yg tidak terpisahkan dengan sektor pertanian termasuk kecukupan bahan pakan asal ternak. Akhir 2019 menurut Kementan, produksi daging nasional mencapai 4 juta ton per tahun. Dipaparkan juga tentang gambaran yang menunjukkan kebutuhan dan ketersediaan sapi awal 2020 dan berkaitan dengan adanya pandemi. "Dalam skenario ini mulai Maret 2020 sampe Oktober 2020 ini, akan terjadi penurunan kebutuhan rata2 36% dari kondisi normal, bulan Maret 31,5% terjadi penurunan dibanding Januari lalu," lanjutnya.

Ada 3 faktor penyebab penurununan tersebut di atas, yaitu :
1.  Daya beli masyarakat.
2. Adanya Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), serta kebijakan protokol kesehatan lainnya yaitu Social distancing, pembatasan transfortasi.
3. Pembatasan Waktu bekerja, adanya pragram "Work From Home". Kebijakan Ini mengakibatkan produksi pabrik atau industri menjadi turun dan serta berdampak adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Ada beberapa strategi yg dapat dikembangkan untuk menopang supply daging sapi. Diantaranya (1) adanya keputusan Kementan tentang lokasi pengembangan kawasan peternakan nasional. Telah ditetapkan di 33 provinsi, 140 kawasan di 160 kabupaten. Disamping adanya lokasi yg sudah ditetapkan pemerintah.
(2) Optimalisasi model integrasi sawit dan sapi. Dalam 3 tahun terakhir, luasan kebun sawit meningkat. Kalo dari luasan daerah atau kawasan kelapa sawit 2019, estimasi penampungan sapi 3 juta. Performa ternak lebih baik, dan estimasi penggunaan gulma. Penerapan teknologi pakan ada 3. Bisa memperbaiki kualitas palatabilitas. Bisa menurunkan produksi gas metana karena terjadi kompetisi penggunaan gas hidrogen. Sederhana, mudah dan murah.

Dalam paparannya, Prof. Ismoyowati memulai paparan dengan awal tahun 2020 Indonesia  mengalami musibah dengan adanya covid-19. Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada industri peternakan. "Mulai juni 2020 pemerintah sudah menerapkan kebijakan new normal yaitu tata kehidupan yg baru untuk mengatasi penyebaran dari covid19", papar Prof Ismoyowati. "Meskipun sudah era new normal, masyarakat masih sangat resah karena masih ada beberapa daerah postif covid. Sehingga era new normal juga menjadi tantangan bagi kita semua, khususnya dibidang Industri Peternakan", ujarnya lebih lanjut.

Industri Peternakan yang langsung kena imbas adalah Industri Perunggasan. Padahal, Industri Perunggasan secara khusus dan Industri Peternakan Secara umum merupakan industri utama yang menyumbangkan produk kebutuhan harian untuk masyarakat umum seperti susu, daging, telur, serta berbagai produk olahannya.  Disamping itu,  Kebutuhan (asupan) Protein tinggi, sangat diperlukan untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Dari beberapa media, diperoleh infirmasi pasien covid19 diharuskan untuk konsumsi telur karena merupakan  salah satu bahan pangan yang gizi tinggi, mudah didapat dan  murah harganya.

Dipaparkan juga, Untuk kebutuhan protein berasal dari unggas, daging ayam niaga broiler sebanyak 55%, telur berasal dari ayam niaga petelur 71%, unggas lokal 11% untuk daging 11% telur. Jadi, untuk unggas memberikan kontribusi paling tinggi. Populasi secara nasional, unggas masih produksi daging nasional masih didominasi oleh ayam broiler, kemudian kalo ayam petelur kita lihat ayam ras petelur kemudian unggas lokal, itik, itik manila dan puyuh. Unggas lokal masih didominasi oleh itik lokal dan ayam kampung. Untuk bidang perunggasan nasional, dampak covid pada awal.kejadian, memang mengalami dampak yg luar biasa yaitu penurunan harga jual yg sangat rendah. Beberapa bulan sekarang sudah naik. Telur masih lumayan stabil sehingga peternak masih memiliki motivasi yg tinggi untuk beternak. Kalo kita lihat untuk grafik kons protein per kapita sehari yg berasal dari daging 6%, telur 5,63% dan susu yang angkanya sama dengan telur.


Tangkapan layar suasana seminar (dokumen ajeng)

Sementara itu, Pemimpin Redaksi majalah Infovet, Ir. Bambang Suharno menyebut jika dampak yang dihadapi peternakan di masa pandemi ini adalah penurunan pasar. Senada dengan Budi, Bambang juga mengatakan bahwa hal ini terjadi akibat daya beli masyarakat yang anjlok. Kabar baiknya, penjualan daging beku meningkat. Hal ini tentunya harus dibiasakan, mengingat produk dalam bentuk beku belum begitu familiar di masyarakat.



Telur merupakan bahan makanan yg mudah diperoleh, dari beberapa hasil riset sudah membuktikan secara ilmiah sebagai imunoregilator food, karena kaya akan nutrisi. 40% bisa memenuhi vitamin D pada tubuh. Serta mengandung Selenium, yaitu salah satu mineral yg memiliki pengaruh untuk meningkatkan sistem imun dan daya tubuh. Telur mengandung Vitamin A, E, B5, B12 dan zat besi menjaga regulasi dan sistem imun. Ada sebagain orang takut konsumsi telur karena mengandung kolesterol, hal ini kurang tepat. Telur betul mengandung kolestetol, yaitu asam lemak tak jenuh yaitu merupakan kolesterol yang baik. Telur juga merupakan sumber asam lemak omega 3 sangat signifikan untuk meningkatkan kesehatan tekanan darah dan pembentukan sel. Telur juga sangat membantu untuk mempertahankan bobot badan kita. "Jadi kalau tubuh mau sehat dan kuat, cara simple nya adalah konsumsilah telur", ujar Prof. Ismoyo.

Kita dapat memisahkan berbagai protein di dalam telur, utamanya putih dan kuning telur. Berbagai macam protein. Di dalam putih telur ada beberapa protein, pavillion yang memiliki antioksidan, antioksida, dan meningkatkan sistem imun. Ada juga liaison 14,4 kg dalton memiliki antikanker. Biopeptida yg dihidrolisis, menekan angkatin conferting enzim untuk menekan hipertensi.
"Kita bisa konsunsumsi telur per hari 1-2 butir untuk meningkatkan daya tahan tubuh", kata Prof. Ismoyowati dalam akhir paparannya.

Lanjutnya, Dr. Bees Trisnamurti dengan makalah "Bagaimana teknologi berperan dan peternak merespon era baru pandemi". Sumberdaya genetik ternak, Indonesia merupakan negara dengan keragaman genetik tinggi saat ini punya 219 rumpun ternak. Dari 219, 206 terdata, 76 rumpun ini telah ditetapkan Kepmentan sebagai penetapan rumpun lokal. 16 ini adalah rumpun baru yang dihasilkan dari penelitian menggunakan rumpun ternak lokal tersebut. Selama ini kita hanya mengandalkan rumpun lokal yang ada cuman 7 persen.
"Untuk penghasil pangan hewani asal ternak, kita masih mengandalkan dari luar negeri", kata Dr. Bees. Bibit ayam atau sapi potong, sangat diimbau menyediakan bibit sapi lokal yang sudah ada. Pembinaan pembibitan terus dilakukan yaitu
(1) dengan  basis peternak, (2) basis ternak milik peternak, waktu untuk melakukan pendampingan ini 3 atau 5 generasi agar memperoleh manfaat dan akhirnya akan mendapatkan pendapatan yang baik. (3) Melakukan pembentukan kelompok peternak pembibitan. Dari 76 yang sudah ditetapkan, pemerintah membentuk kawasan pembibitan dengan harapan menjadi wilayah supply bibit indonesia. (4) Kemudian, menentukan rumpun ternak yg akan diperbaiki, apa sifat dan mana rumpunnya. Semua harus kerjasama.

Dr. Bees lebih lanjut mengatakan, "Masyarakat banyak yang sudah melek gizi dan sangat ingin hidup lebih sehat. Dekan dan mahasiswa harus membuat riset telur punya keunggulan, pasti akan dikejar. Di beberapa daerah sudah ada telur herbal mereka menggunakan produk jamu".  
Sekarang Kita sudahvmasuk era normal baru. Khusus untuk peternakan, menarik sekali komponen yang dimasukan ada 4 unggas dan hasilnya, pemotongan, hasil pengolahan daging. Dampak lebih lanjut,  serapan tenaga kerja akan lebih banyak lagi, sehingga bisa membangun perekonomian masyarakat lebih baik lagi.

Teknologi yang dipakai harus ramah lingkungan, saya bagi menjadi 4 poin. Reproduksi, keswan, pemuliaan, pakan. Sasaran utamanya adalah membantu peternak. "Teknologi pakan bisa menggunakan feed additive dalam mengganti pakan. Kita punya cukup bahan lokal yang banyak untuk membantu peternak", ucapan Dr. Bees dalam mengakhiri paparannya.

Penulis: Roni Fadilah dan Ajeng W

Posting Komentar

0 Komentar