Prof. Mulyoto Pangestu : Peternakan di Australia di Masa Pandemik

Pada satu kesempatan Acara Halal bi Halal Virtual Kafapet Unsoed, Dr. Mulyoto Pangestu (Akrab disapa dengan panggilan Mas Mul) dosen Fakultas Peternakan Unsoed yang juga mengajar di Fakultas Kedokteran Monash University  ini memberikan paparan tentang "Peternakan di Australia di Masa Pandemik". 

Suasana saat HBH (13/6)


"Di Australia, Sektor pertanian menyumbang  3% dari GDP ($50 milyar), atau 12% jika ditambah produk olahan dan 13% dari total ekspor", ujar Mas Mulyoto. Lebih lanjut, mas Mulyoto menerangkan kondisi umum peternakan di masa pandemik Covid-19 ini sebagai berikut :
•  Kondisi Peternakan di Australia masih stabil dan tidak terpengaruh.
•  Distribusi dan pemasaran domestik tetap berjalan seperti biasa, termasuk juga pada industri hulu, hilir dan pendukung. Karena distribusi berperan vital dalam menyediakan bahan makanan bagi masyarakat. 
•  Sistem pertanian yang padat alat dan mekanisasI menyebabkan kasus Covid-19 hampir tidak ada di daerah pertanian. Karena umumnya pekerja di pertanian tidak banyak dan tidak berinteraksi jarak dekat.
•  Pemerintah Australia akan menjaga kelangsungan produksi dan penyediaan produksi pertanian.
•  Adanya pembatasan pada sektor hiburan dan restaurant, mengubah pola konsumsi dari jajan menjadi memasak sendiri. Akibatnya kebutuhan bahan makanan tidak turun. Hanya beralih dari restoran ke perumahan.
•   Akhir-akhir ini karena ada ketegangan dengan Cina, maka terjadi penurunan jumlah ekspor ke luar negeri terutama China. Akibatnya supli daging dalam negeri melimpah dan harga ikut turun meskipun tidak banyak.

Namun demikian, di Australia sempat terjadi permasalahan yang pernah dihadapi pada awal pandemi Covid-19 yaitu Februari-Maret, dampak kondisi tersebut diantaranya :
•  Sempat terjadi kelangkaan suku cadang Alat Pertanian (Altan) dan bahan kimia saat China mengalami gelombang 1 Covid-19. Akibatnya beberapa usaha pertanian mengalami gangguan. 
•  Ekspor produk hasil Peternakan dan Pertanian terganggu karena Cina saat itu menutup pelabuhan dan kelangkaan buruh akibat Lockdown di Cina.

Dr. Mulyoto Pangestu, PhD

Kondisi tersebut sempat menjadi trend Berita di Australia. "The COVID-19 pandemic has taken Australia and the world by surprise. Coming after severe drought conditions in eastern Australia, concerns have been raised about Australian food Security. These concerns are understandable, but misplaced Australia does not have a food security problem (Pandemi COVID-19 mengejutkan Australia dan dunia.  Pandemi yang datang setelah terjadinya kekeringan para kondisi di pantai timur Australia,  dikhawatirkan akan  menghancurkan Ketahanan pangan Australia. Kekhawatiran ini  dapat dimengerti, tetapi ternyata Australia sama sekali tidak memiliki masalah ketahanan pangan)"

Kondisi "Panik" yang terjadi di Australia tidak berlangsung lama. Secara berangsur kondisi bisa dikendalikan. Salah satu Faktor pendukung adalah pengaturan supli daging atau buah yang telah dibekukan  (cold chain). Sehingga supply relatif stabil tanpa ada gejolak naik turunnya harga. Masyarakat Australia juga sudah terbiasa mengkonsumsi dan mengolah masakan dari Produk yang pernah  dibekukan. Mas Mulyoto mengatakan, "Daging segar dari sapi yang disembelih tahun lalu dan buah apel segar hasil panen tahun lalu".  Mas Mulyoto juga menunjukan persentase data export produk hasil pertanian (sekitar 71 persen), serta Persentase data Export peternakan beserta produk Olahannya (kisaran 5-73 persen).

Salah satu presentasi yang ditampilkan Prof. Mulyoto

Lebih lanjut mas Mulyoto menunjukkan  beberapa kasus Kasus Covid yang terkait sektor peternakan.
1. Kluster Cedar Meat (Melbourne)
•Cedar meat adalah perusahaan pemrosesan/pemotongan  dan pengemasan daging.
•  Ada staf yang terpapar dan tetap bekerja sehingga menulari
karyawan lainnya.
•  Karyawan yang tertular juga menulari keluarga dan kerabat di 
luar Cedar Meat.
•  Perusahaan ditutup beberapa hari untuk pembersihan.
•  Tidak ada produk yang terkontaminasi.

2. McDonalds (du suburban  kota Melbourne )
•  Salah satu pengemudi pengantar barang terpapar Covid-19, kemudian menulari karyawan McDonald yang bertugas di gerai McDonalds yang dia kunjungi.
•  Beberapa gerai ditutup untuk pembersihan
•  Tidak ada produk terkontaminasi dan tidak ada pelanggan yang tertular.

Di akhir paparannya, mas Mulyoto mengajak segenap Keluarga Besar Alumni Fapet Unsoed untuk membiasakan diri menggunakan daging beku, serta mempromosikan produk olahan perternakan, misalnya melalui "Baso" yang tersebar kepelosok daerah dan sampai Pegunungan. 

Catatan : Paparan di atas telah dipresentasikan pada acara Halal bi Halal dan Talk Show Kafapet Unsoed pada hari Sabtu, Tgl 13 Juni 2020

Penulis dan Foto: Roni Fadilah dan Ajeng W

Posting Komentar

0 Komentar