Mengenal Infertilitas Bersama Mas Mulyoto Pangestu

Kafapet-unsoed.com. Expert class oleh Dr. Mulyoto Pangestu, PhD. Live dari Monash University, Australia. "YoBerbagi" merupakan sebuah platform kuliah online yang diinisiasi oleh Dr. Muhamad Reza, diaspora Indonesia yang sekarang kembali ke Indonesia. Reza bersama Yo Berbagi mengadakan kuliah online untuk masyarakat Indonesia. Kegiatan ini sudah berjalan sekitar 3 tahun jauh sebelum terjadi pandemi covid-19. Oleh karenanya platform ini sudah sangat mapan.

Dr. Mulyoto Pangestu, PhD. Merupakan Dosen fakultas peternakan Unsoed yang juga menjadi dosen di bagian Obstetrics dan Gynaecology Monash University, Australia. Dalam kesempatannya Dr. Mulyoto membawakan materi mengenai Infertlitas serta bagaimana menghadapinya.


    Kuliah umum dilaksanakan pada 11 Agustus 2020 pukul 19.00 WIB via zoom serta melakukan live stream di channel "YoBerbagi" yang dikelola oleh Dr. Muhamad Reza (youtube). Materi diberikan sangat lengkap dan mudah dimengerti bagi audiens.

Suasana kuliah umum bersama mas Mulyoto Pangestu

        Mas Mulyoto menjelaskan Infertilitas adalah kondisi ketika pasangan tidak mampu menghasilkan kehamilan setelah melakukan hubungna seksual “normal”, tanpa alat kontrasepsi selama beberapa waktu. Menjadi sebuah catatan infertilitas  tidak identik dengan impotensi, tetapi bisa berakibat impotensi hal ini disebabkan bisa terjadinya keengganan untuk berhubungan seksual dan muncul berbagai tekanan. Kontribusi gender terkait infertilitas untuk pria 30% dan wanita 30% selebihnya masih belum diketahui. Di Australia sendiri ada aturan untuk pemeriksaan infertilitas yang pertamakali diperiksa adalah pria dikarenakan sistem pada wanita lebih komplek.

            Penderita infertilitas umumnya sehat secara jasmani. Kemungkinan terjadinya kehamilan pada pasutri 3 bulan (30%), 6 bulan (50-60%), 9 bulan (60-70%), 12 bulan (80-90%), 24 bulan (95%). Stantard dari WHO adalah 2 tahun, menurut Mas Mulyoto “24 bulan memang sudah wajib dikategorikan infertil pada saat 6 bulan sudah lampu kuning, karena kita hidup berpacu dengan waktu”. Jika tidak ada tanda-tanda maka pasangan harus konsultasi kepada dokter spesialis.

            Penanganan infertilitas, ada beberapa kasus yang dapat diobati seperti yang diakibatkan oleh lingkungan dan gaya hidup, akibat konsumsi obat, kelainan hormonal serta kerusakan DNA pada sperma. Beberapa kasus harus dibantu diantaranya adanya blok pada saluran sperma, sel sperma yang berjumlah rendah. Bahkan, ada beberapa kasus yang tidak dapat dibantu atau diobati seperti kerusakan organ akibat penyakit kelamin dan demam dan kecelakaan yang merusak organ kelamin.

            Penanganan infertilitas berkaitan erat dengan umur. Idealnya pasien berumur 25-30 tahun, semakin lama penanganan maka tingkat keberhasilan semakin menurun. Penanggunalangn infertilitas dapat ditangani dan ditanggulangi dengan terpi hormonal baik pada pria maupun wanita, operatif, memperbaiki life style (hindari merokok, konsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu kesuburan), hindari polusi penyebab stress dan jika ada gangguang bisa melaksanakan teknologi reproduksi berbantu (TRB). Waktu penanganan infertilitas relatif lama dan memerlukan biaya yang besar.

            Kunci keberhasilan penanganan infertilitas adalah saling percaya antara pasien dan dokter. Hal yang perlu diingat adalah dalam penanganan infertilitas tidak ada jaminan keberhasilan 100%. Oleh karena itu pasien dan dokter harus siap menerima apabila proses gagal.  Meskipun gagal, kedua belah pihak (pasied dan dokter) harus tetap merasa puas. Diperlukan keyakinan pasien baik suami maupun istri serta ketenangan emosi akan mempengaruhi keberhasilan, semakin emosional pasien akan mempersulit proses penanganan.

            Tips untuk membantu terjadinya proses pembuahan adalah melakukan hubungan pada masa subur. Kemudian lakukan hubungan seminggu dua kali untuk meningkatkan tingkat keberhasilan pembuahan. Tetapi jika kita terlalu sering melakukan hubungan badan, maka bisa saja terjadi penurunan kualitas sperma dan menurunkan kemungkinan terjadinya pembuahan.

            Pemahaman tentang infertilitas tidak hanya diperlukan untuk pasutri yang bersangkutan saja, tetapi juga untuk keluarga dekat termasuk orang tua, teman bekerja dan pergaulan, juga masyarakat umum.  Tujuannya agar masyarakat bisa memberikan support yang positif pada pasutri penderita infertilitas.

            Closing statement, infertilitas bukan merupakan sesuatu yang menyeramkan. Kita harus menghadapi infertilitas dengan baik dan tetap bersemangat, jangan sampai menyebabkan perpecahan dalam keluarga. Untuk orang-orang terdekat penderita harus bisa memahami kondisinya.











Penulis   : Fajar

Foto      : Fajar

Posting Komentar

1 Komentar

Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer