Kebijakan Subsidi Kuota Gratis. Efektifkah ? (Arfin Aprianto - Universitas Mercu Buana Yogyakarta)


Arfin Aprianto - Universitas Mercu Buana Yogyakarta


Dampak dari pandemi virus corona (Covid-19) masih terasa hingga sekarang. Hampir semua bidang yang ada di negeri ini terkena imbasnya, tidak terkecuali pada bidang pendidikan. Sistem pendidikan yang dulu dilaksanakan secara tatap muka langsung (offline), sekarang harus dilaksanakan secara daring (dalam jaringan/online) untuk mencegah penyebaran Covid-19. Permasalahan biaya kuota menjadi momok bagi masyarakat dengan adanya kebijakan pembelajaran secara daring ini.

Mendengarkan keluhan mengenai beban biaya kuota yang digunakan untuk pembelajaran daring, pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akhirnya menjawab keresahan akan kebutuhan kuota internet bagi masyarakat. Kemendikbud mencanangkan akan memberikan kuota gratis untuk siswa, guru, mahasiswa dan dosen dengan total anggaran sebesar Rp 9 Triliun. Hal tersebut dinyatakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadim Makarim, saat rapat bersama Komisi X DPR pada Kamis (27/8).

Adapun rinciannya adalah 35 GB untuk siswa, 42 GB untuk guru, serta 50 GB untuk mahasiswa dan dosen. Bantuan kuota ini akan diberikan selama 4 bulan, terhitung mulai September hingga Desember 2020. Dengan pemberian subsidi ini diharapkan tidak ada lagi kesenjangan dan permasalahan dalam pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi ini.

Kuliah daring menjadi alternatif pembelajaran di masa pandemi

Banyak juga mahasiswa yang menjalani perkuliahan daring di kampung asal mereka. Sehingga, permasalahan  biaya pembelian kuota begitu terasa. “Pemberian kuota gratis sangat membantu untuk meringankan beban orang tua yang selama pandemi ini, membelikan kuota untuk kuliah daring dan kegitan lainnya. Kita semua tahu, bahwa kondisi perekonomian masyarakat sangat menurun semenjak pandemi. Oleh karena itu, adanya subsidi kuota gratis ini sangat membantu,” ujar salah satu mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) asal Kalimantan, Bambang.

Senada dengan Bambang, Nisa yang juga mahasiswa Fakultas Peternakan UMBY asal Riau menyatakan bahwa pemberian subsidi kuota internet gratis sangatlah bagus, karena membantu meringankan pembelian kuota untuk pembelajaran daring yang dilaksanakan. “Selain permasalahan biaya kuota internet, ada hal lain juga harus diperhatikan oleh pemerintah. Kendala tersebut adalah kesulitan sinyal yang ada. Tidak semua operator mendapat sinyal yang baik di wilayah saya. Sehingga, kadang perlu menuju desa sebelah untuk mendapatkan sinyal internet yang bagus,” tambahnya.

Mendengar aspirasi ini, diharapkan pemerintah memberikan kebijakan-kebijakan terbaiknya untuk pendidikan di masa pandemi. Sehingga, semua anak di Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak, mengingat mereka adalah generasi penerus bangsa.

 

*Penulis adalah Arfin Aprianto (Universitas Mercu Buana Yogyakarta), yang merupakan peringkat ke-7 Lomba Menulis Artikel Ilmiah Populer dalam Rangka Training Jurnalistik Tingkat Nasional Bersertifikat yang digelar oleh Kafapet Unsoed pada Sabtu (29/8).

Posting Komentar

0 Komentar