Peluang Pemeliharaan Ayam Kampung Intensif (Teo Achmad Fauzan - Universitas Lampung)

                                                        

Teo Achmad Fauzan - Universitas Lampung

Ayam kampung atau ayam lokal merupakan salah satu ternak konsumsi di Indonesia. Rupanya, konsumsi daging ayam kampung lebih sedikit dibandingkan dengan konsumsi ayam pedaging atau broiler.

Menurut Data Statistik Peternakan, ayam kampung menyumbang 12,86 % dari total konsumsi daging unggas di Indonesia pada 2017. Angka ini terpantau meningkat setiap tahunnya. Ada beberapa kekurangan dalam pemeliharaan ayam kampung, yaitu masa panen yang relatif lama. Rata-rata peternak harus menunggu 2 – 3 bulan, hingga akhirnya ayam dapat dipanen. Jika dibandingkan dengan masa pemeliharaan ayam broiler yang hanya membutuhkan waktu 30 - 35 hari untuk panen, ayam kampung tentunya dipelihara dalam waktu yang  jauh lebih lama.

Kabar segarnya, beberapa tahun belakang ini ayam kampung banyak dilirik oleh masyarakat luas. Memiliki kandungan kolesterol yang lebih rendah dan sehat, dipandang sebagai salah satu kelebihan dari ayam kampung.

Biasanya, peternak memelihara ayam kampung dalam skala rumahan dengan sistem diumbar. Namun, belum banyak peternak yang melirik pemeliharaan ini secara intensif. Jika memperhatikan pengertiannya, peternakan secara intensif adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan metode dikandangkan. Segala  kegiatan peternakan pun dilakukan di kandang.


Pemeliharaan ayam kampung dengan sistem umbar telah banyak dilakukan

Dengan sistem pemeliharaan yang intensif, peternak tidaklah membutuhkan lahan yang terlalu luas. Lanjutnya, sistem perkandangan juga mampu dibuat efisien, dengan hanya dihuni 1 ekor ayam per kandang. Metode ini dipandang mampu mengefisiensi waktu, pemberian pakan yang mudah, dan manajemen kesehatan ayam diharapkan dapat berjalan baik.

Manfaat lain dari peternakan intensif adalah dapat menggunakan pakan dan obat yang organik, juga sehat. Adanya pemeliharaan ramah lingkungan ini diharapkan dapat meningkatkan daya tahan tubuh, menaikkan produksi ayam kampung, meningkatkan kualitas karkas, dan menurunkan tingkat residu dalam daging dengan pemberian obat-obatan organik tadi. Sehingga, konsumsi daging ayam kampung di tanah air dapat pula ditingkatkan.

 

Efisiensi kandang ayam mampu diterapkan melalui pemeliharaan intensif

*Penulis adalah Teo Achmad Fauzan (Universitas Lampung), yang merupakan peringkat ke-8 Lomba Menulis Artikel Ilmiah Populer dalam Rangka Training Jurnalistik Tingkat Nasional Bersertifikat yang digelar oleh Kafapet Unsoed pada Sabtu (29/8).

Posting Komentar

0 Komentar