Kuliah Umum Series #5 Basic Sciences Pemeliharaan Ayam di Musim Pancaroba


Sabtu, 2 Januari 2021, mulai jam 08.00-11.00 telah dilaksanakan kuliah umum series #5 Basic Sciences Kiat Mensiasati Pemeliharaan Ayam di Musim Pancaroba oleh Roni Fadilah, di hadapan mahasiswa Fakultas Peternakan dan Perikanan (Fapetkan) Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Alumni Fapetkan Unsulbar, mahasiswa Fapet Unsoed, Kafapet Unsoed, Team Technical Support PT New Hope Indonesia dan tidak ketinggalan perwakilan dari Kafapet-Unsoed.Com

Lilis Ambarwati Dosen dari Fapetkan Unsulbar yang bertanggungjawab dalam acara kuliah umum ini, membuka perkuliahan terpusat jam 08.00 WIB. "Beruntunglah mahasiswa Fapetkan Unsulbar telah banyak mendapatkan ilmu tentang perunggasan khususnya tentang ayam broiler, diharapkan mahasiswa aktif untuk bertanya terutama untuk mahasiswa semester akhir yang sedang PKL dan penelitian", kata kata pembuka dari Lilis Ambarwati.

"Kita semua, baik mahasiswi maupun mahasiswa akan menjadi seorang Pemimpin (Leader). Sebagai seorang pemimpin minimal harus menjalankan 6 fungsi", kata Roni di awal pembukaan kuliah umum. Ciri khas perkuliahan yang dibawakan oleh Roni Fadilah selalu dibuka tentang pentingnya pengembangan karakter (Character building).



Ada Enam fungsi seorang pemimpin yaitu seorang pemimpin harus menjalankan fungsinya sebagai ;

1. Perintis jalan (Part Finder)

2. Penyelaras (In Liner)

3. Pemerdaya (Powering)

4. Contoh (Modeling)

5. Pengevaluasi (Evaluating)

6. Pemutus (Judging).

"Inti kuliah series #5 ini yaitu  bagaimana mengembangkan, mengaplikasikan, membuat solusi, kemudian membuat keputusan jika kondisi lingkungan  yang dihadapi berbeda dengan ilmu yang telah diberikan pada kuliah umum sebelumnya", ujar Roni. "Iklim tropis terkenal memiliki dua musim yaitu musim basah (Penghujan) dan musim kering (Kemarau), tetapi sebenarnya di antara dua pergantian tersebut ada musim, yaitu musim pancaroba", tambah Roni.

Ada tiga karakteristik pada musim pancaroba, yaitu ;

1. Perubahan cuaca yang dratis, Panas-Hujan atau Hujan-Panas dengan waktu yang tidak bisa ditentukan, selalu berubah-rubah tidak menentu.

2. Hujan lebat mendadak, kadang kadang cuman gerimis diikuti dengan terik matahari.

3. Sering terjadi angin kencang dari arah yang tidak bisa diduga.

Kondisi tersebut di atas, faktor pertama yang sangat dipengaruhi yaitu  faktor lingkungan (Mileu) terutama suhu (T) dan Kelembaban (Rh). Suhu dan Rh melebihi ambang batas atas (upper critical) yang bisa ditolelir oleh ayam, akibatnya ayam menjadi stress. Stress yang berlanjut akan terakumulasi menyebabkan ; 

(1) terpengaruhnya psikologi dan fisioligi ayam (Chicken Psychology & Physiology), yaitu tingkah laku ayam (chicken behavior) dan system neuro-horminal,

(2) berdampak pada imunosuoresif, yaitu terganggunya terbentuknya atau kerja sistem kekebalan tubuh (Immune System) dengan cara terhambatnya pembentukan limfosit,

(3) kualitas DOC yang dihasilkan, setiap masuk musim pancaroba DOC yang di culling maupun mati pada minggu pertama pemeliharaan  cukup tinggi. Kondisi DOC yang di culling karena kaki kering (dehidrasi), omphalitis (Black Navel), maupun faktor lainnya, 

(4) ayam menjadi rentan terhadap penyakit. Faktor Mileu yang tidak mendukung,

stress yang terakumulasi, dan terganggunya sistem kekebalan tubuh ayam. Faktor pencetus tersebut menyebabkan ayam sangat rentan terserang penyakit. Oleh karena itu, tidak heran setiap masuk musim pancaroba, performa ayam selalu jelek, sering ditemukan kasus kotoran basah (wet dropping), tingkat kematian tinggi (high mortality), ayam tidak seragam (poor uniformity), pertumbuhan lambat (slow growth), pertambahan bobot harian rendah (low avarage daily gain) dan FCR tinggi.


Perubahan dratis suhu dan kelembaban pada musim pancaroba di atas, menyebabkan heat index tinggi. Tingginya heat index akan memicu suhu tubuh ayam naik, secara alami ayam akan berusaha melepas kelebihan panas tubuhnya melalui Radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi. Tingkah laku ayam yang jelas terlihat yaitu ayam menjadi gelisah nafas mengap mengap (panting), konsumsi air meningkat, dan konsumsi pakan berkurang. Kondisi seperti ini akan diikuti dengan gangguan fisiologis ayam, yaitu hormon adenocortocothropic (ACTH) meningkat, kadar karbon dioksida (CO2) dalam darah menurun, pH darah meningkat, akibatnya  kotoran ayam menjadi basah (wet dropping). Gejala pH darah tinggi akan mempengaruhi kondisi dalam usus menjadi basa, mikro-flora usus terganggu, kondisi ini disebut juga dengan Alkalisis.

Kiat kiat memelihara ayam di musim pancaroba, secara garis besar dapat dibagi menjadi 2, yaitu ;

1. Penanganan jangka panjang yang sifatnya permanen (Problem Solving). Contohnya dengan membuat kandang tertutup (Closed House/CH) atau kandang terbuka tipe panggung. Kandang CH mempunyai keuntungan yaitu bisa mengeliminir pengaruh faktor lingkungan (Mileu) luar, dan situasi dalam kandang bisa disesuaikan dengan kebutuhan ayam. Pembahasan mengenai CH akan dibahas tersendiri pada kuliah umum berikutnya.

2. Mengoptimalkan Manajemen pemeliharaan. 

Hal yang bisa dilakukan yaitu ;

(a) Mengoptimalkan manajemen periode brooding, karena di periode ini lah sistem kekebalan tubuh terbentuk, perkembangan organ tubuh, konversi pakan menjadi daging yang optimal, respon yang baik terhadap vaksin, dan thermoregulasi ayam belum berfungsi sempurna, serta ayam mudah stress. 

(b) Pengaturan suhu dan kelembaban di dalam kandang disesuaikan dengan berat dan umur ayam.

(c) Menjaga kualitas air minum, selalu melakukan sanitasi secara rutin.

(d) Memperketat biosecurity. Suhu yang hangat dan Rh yang tinggi merupakan kondisi yang ideal tumbuhnya mikroorganisme pathogen.

(e) Melakukan manajemen pakan (Feeding Management) yaitu mengatur cara pemberian pakan disesuaikan dengan kebutuhan ayam, hindari pemberian pakan pada saat suhu tinggi.

(f) Selalu melakukan manajemen litter, hindari litter yang basah dan gumpal, karena litter yang basah dan gumpal selain menghasilakan gas beracun, juga media yang ideal untuk tumbuhnya mikroorganisme pathogen.

(g) Meningkatkan kekebalan tubuh ayam dengan cara vaksinasi.

(h) Meningkatkan kemampuan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia memegang kunci keberhasilan pemeliharaan ayam, jadi peranannya sangat fatal sekali.

Dalam seksi diskusi tercipta suasana yang sangat kondusif dengan antusiasme tinggi dari para peserta. Tercatat ada beberapa nama mahasiswa yaitu Saparudin, Nasrullah, Mariani, Sulhijjah, Rustang , Rahmi, Rezky, ardiansyah dan Wahyuddin. Berikut beberapa pertanyaan yang disampaikan kepada pemateri :

Lilis menanyakan tentang "apakah efektif terkait penggantungan pakan pada jam 11 sampai jam 2 siang"? Roni menjelaskan bahwa " pola pemberian pakan, jika berat badan ayam sudah 900 gram keatas saat kondisi lingkungan panas bisa dilakukan pengosongan tempat pakan, akan tetapi tidak boleh mengurangi konsumsi harian dari ayam".


Beberapa pertanyaan seputar menjemen litter sempat ditanyakan kepada Roni, dari Ardiyansyah menanyakan tentang pengaruh penyemprotan desinfektan terhadap ayam dan Mahyudin menanyakan tentang bahan yang bisa digunakan sebagai pengganti sekam. roni menjawab "untuk penggunaan desinfektan kepada sekam harus mmenggunakan desinfektan yang aman untuk ayam dan manusianya". Penggantian sekam menggunakan bahan lain bisa dilakukan seperti menggunakan wood (serbuk kayu) dan kulit kacang tanah. hal yang menjadi pertimbangan adalah ketersediaan bahan untuk litter yang bisa digunakan.




Penulis    : Roni dan Fajar

Foto        : Roni dan Fajar

Posting Komentar

0 Komentar