Breeder Management : Pullet Berkualitas Kunci Sukses Breeding


"Tujuan utama Breeding adalah menghasilkan telur tetas (Hatching Eggs) yang berkualitas dan fertil", kata Roni Fadilah dalam mengawali Kuliah umum Series #1 Basic Sciences "Breeder Management : Pullet Berkualitas Kunci Sukses Breeding". "Dari HE ini, akan didapatkan DOC yang berkualitas pula. Ini lah tujuan akhir Breeder, yaitu produksi DOC Berkualitas", tambah Roni. Kuliah Umum untuk Mahasiswa Vokasi Fakultas Peternakan Unsoed diselenggarakan Tgl 27 Maret 2021 via Zoom Meeting dr jam 8.30-10.30 wib.

Kuliah perdana dengan Topik Pembibitan Ayam (Broiler Breeder) dari rencana tiga seri dibuka oleh Dr. Ir. Rosidi, MP. "Mahasiswa harus banyak belajar dari praktisi yang terjun langsung di Industri Pembibitan", ujar Rosidi. "Walau kelihatannya rumit, tetapi jika ditekunin dan dipelajari dengan seksama, Banyak hal yang bisa diambil", imbuh Rosidi. Selain mahasiswa, ikut juga dalam perkuliahan tersebut dosen senior dari lab unggas yaitu Prof. Elly Tugiyanti dan Ir. Sigit Mugiyono, MS dan Fajar Hidayat dari Kafapet-Unsoed.com.

Pullet itu sendiri bisa diartikan ayam dara yang belum bertelur (0-20 minggu). Puller berkualitas jika memenuhi kriteria (1) Bobot badan (Body Weight), (2) Struktur Rangka, (3) Tingkat keseragaman sesuai standard strain yang dipelihara setiap minggunya dan  sehat (Healthy Chicken).

Hirarki silsilah tingkatan ayam sesuai dengan generasinya (Chicken Pedegree) dibagi beberapa tingkatan, yaitu :

1. Pedegree atau lbh dikenal dengan istilah "Pure Line"

2. Great Grand Parent Stock (GGPS)

3. Great Parent Stock (GPS)

4. Parent Stock (PS)

5. Final Stock (FS)

Chicken Pedigree ini selalu melakukan studi untuk terus menggali potensi genetik ayam disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan manusia itu sendiri. Cara yang dilakukan sampai sekarang untuk meningkatkan potensi genetik ayam yaitu dengan cara melakukan seleksi sifat genetik yang ketat, yaitu

1. Fungsi dari kerja jantung (Cardiovascular Function)

2. Sistem Struktur rangka ayam  (Skeletal Integrity)

3. Konformasi kaki (Leg Conformation)

4. Pemeriksaan Fisik ayam (Physical Examination)

5. Sifat kelebihan genetik (Genetic Merit)

Phase pemeliharaan Pullet Breeder dibagi menjadi :

1. Phase 1-Brooding (0-4 minggu), yaitu Phase kritis awal periode kehidupan Breeder untuk membentuk ukuran rangka (Frame Size) dan Bobot badan (Body Weight/BW) ayam.

2. Phase 2 - Rearing (4-8 minggu, phase penting untuk pembentukan dan memperbaiki BW dan tingkat keseragaman (Uniformity).

3. Phase 3 - Maintenance (8-12 minggu), yaitu phase untuk menjaga dan memonitor BW  supaya tetap terjaga, tidak kelebihan berat (Over Body Weight) dan terjaganya skore daging dada (fleshing Score). Phase yang ketat dan terkontrol dalam program pemberian pakan.

4. Phase 4 - Controlled Growth (12-16 minggu), yaitu phase puberitas sudah dimulai dan phase bertambahnya porsi daging secara menyeluruh.

5. Phase 5 - Accelerated Growth (17-20 minggu), yaitu phase perkembangan reproduksi yang sangat nyata (sexual development) dan daging, cadangan lemak perut mulai berkembang.

Lebih lanjut, dalam perkuliahan ini dibahas juga manajemen pemeliharaan dari mulai Phase 1 sampai Phase 5, di mulai cara kontrol faktor lingkungan (Mileu),  jenis pakan, potong paruh  (de-beak), perhitungan uniformity, cara grading, program pencahayaan, program pemberian pakan, dan mengkontrol lama makan ayam (Feed Intake Time).

Materi terakhir yang dibahas yaitu cara pemeliharaan jantan Breeder (Male Breeder Management). Pejantan breeder merupakan salah satu kunci keberhasilan Breeder. Prinsif manajemen pemeliharaannya hampir sama dengan ayam betina breeder yaitu mencapai BW, ukuran rangka (Frame Size), Male Fleshing Score dan uniformity sesuai dengan  standard yg direkomendasikan dari strain Breeder yang dipelihara. Tujuan utama dari Pejantan adalah bagaimana ayam jantan bisa kawin dan tingkat pembuahan (fertility) tinggi.


Sesi diskusi berjalan dengan antusiasme dari para peserta, beberapa pertanyaan tercatat seperti dari Suryo yang menanyakan terkait pengalamannya memelihara ayam pejantan selama 2 bulan namun pertumbuhannya lambat. Roni menjelaskan bahwa untuk memaksimalkan potensi genetik yang ada harus mengoptimalkan menejemen pemeliharaan seperti MILEU harus optimal. Serta muncul pertanyaan seputar kualitas DOC, grade apa yang masih bisa dipelihara. grade DOC yang masih dipelihara adalah grade A dan Grade B sedangkan grade C di-culling. Seusai sesi diskusi kuliah umum ditutup oleh Rosidi selaku panitia penyelenggara.


Penulis     : Roni dan Fajar
Foto        : Fajar

Posting Komentar

0 Komentar