Basic Sciences “Sistem Pencernaan Unggas : Usus Sehat – Efektif dan Efisien”


    Sabtu, 24 April 2021 – Alumni Fapet UNSOED Ir. Roni Fadilah, S.E kembali membagikan ilmunya kepada mahasiswa fakultas pertanian Universitas Lampung. Kuliah umum kali ini mengangkat tema kesehatan saluran pencernaan unggas (Gut health). Dalam pembuka kuliahnya,  Roni memberikan pemahaman terkait makna efektif dan efisien. Efektif berfokus pada objek/output, misalnya pakan menjadi daging. Sedangkan efisien berfokus pada proses untuk mendapat output tersebut. Kuliah diikuti lebih dari 120 mhasiswa dan dosen Unggas yaitu Ir. Riyanti, MP,  Ir. Khaira Nova, MP dan Ir. Dian Septiana, M.T.A.

 


   Ayam yang ada sekarang baik Broiler maupun Layer merupakan genetik modern hasil dari seleksi yang sangat ketat. Ayam broiler dengan pertumbuhannya yang sangat, Bobot badan (Body weight) dapat dicapai dalam waktu relatif singkat. Potensi genetik (Phenotype expression) akan muncul,  salah satunya jika  saluran pencernaan (Gastrointestinal Track/GIT) ayam dalam kondisi sehat dan bisa terkontrol dengan baik. Bagaimana tidak, karena semakin sehat saluran pencernaan ayam, maka semakin efektif dan efisien proses konversi pakan jadi daging atau telur. Tingkat kesehatn usus (Gut health) bisa dilihat dari Efektifitas yang diukur dengan Feed Conversion Ratio (FCR), sedangkan tingkat efisiensi pakan diukur dengan Feed Efficiency (FE). Secara keseluruhan, efektif dan efisiennya pemeliharaan ayam akan tergambar dalam indikator produksi yang disebut dengan Europe Efficiency Factors (EEF) atau di Indonesia lbh terkenal dengan Indeks Produksi (IP).

    "Lantas bagaimana cara menjaga dan mengontrol kesehatan usus?", Roni dalam satu kesempatan bertanya kepada mahasiswa. Setidaknya ada empat faktor yang harus diperhatikan, yaitu (1) managemen, (2) biosecurity, (3) vaksinasi dan (3) medikasi. 

Dalam kuliah umum kali ini pembahasan difokuskan pada berapa faktor dari sisi manajemen, yaitu :

1. Suhu

Suhu menjadi poin penting untuk menjaga perkembangan organ dan kesehatan saluran pencernaan ayam. Sama halnya dengan manusia, ayam pun memiliki suhu lingkungan yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuhnya yaitu zona nyaman (Thermoneutral zone). Suhu di luar zona nyaman, baik itu terlalu panas atau terlalu dingin, akan mempengaruhi perkembangan saluran pencernaan maupun kesehatannya, dan  dampak lebih lanjut akan berpengaruh kepada pertumbuhan ayam. Di buktikan kejadian di lapangan (gambar di bawah), ayam yang mendapatkan suhu lingkungan berbeda memiliki bobot badan dan panjang usus yang berbeda pula.


2. Kelembapan

Heat stress salah satu problem terbesar untuk tumbuh kembang ayam, secara langsung akan berpengaruh terhadap pertumbuhan organ pencernaan, fungsi maupun fisiologis.  Rumus Heat Index = RH (%) + suhu (oF). Ayam akan merasa nyaman dan tidak mengalami stres panas jika nilai Heat Index-nya <150. Lebih dari angka 150, ayam sudah mengalami masalah, mulai dari gangguan fisiologis, penurunan performa ayam hingga kematian.


Heat stress akan memacu suhu tubuh menjadi naik, akibatnya ayam akan meningkatkan pengeluaran panas dari dalam tubuhnya secara radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi. Dampak heat stress terhadap GIT yaitu :

a. Kasus Alkalosis

Suhu dan Rh lingkungan tinggi, Semakin banyak CO2 dan H2O yang keluar dari tubuh ayam, kondisi ini menyebbkan CO2 dalam tubuh ayam turun, dan pH usus meningkat. Akibatnya usus  bersifat basa (Alkalosis). Kasus Alkalosis manisfestasinya  dapat dilihat dari kondisi feses yang basah  (wet dropping).


b. Feed passage (Pakan tidak tercerna)

Heat stress yang timggi akan memicu juga gerakan peristaltik usus menjadi cepat, sehingga pakan yang harusnya diproses sempurna di usus terganggu, sehingga material pakan (row material) masih terlihat banyak di usus besar atau di feses.

Roni dalam kuliahnya juga menjelaskan, sebelum dilarang Antibiotic Growth Promotore (AGP) sering digunakan untuk mengontrol kesehatan usus ayam. Setelah AGP dilarang, maka digunakan alternatif pengganti AGP

Banyak produk yang dapat digunakan sebagai pengganti AGP, Misalnya probiotik, prebiotik, asam organik, minyak esensial dan enzim. Penggunaan salah satu atau kombinasi beberapa pengganti AGP tersebut diharapkan dapat menjaga kesehatan saluran pencernaan ayam. Probiotik adalah salah satu produk yang sedang diminati dan banyak digunaan saat ini. Disamping dapat menghemat biaya operasional dan ramah lingkungan.


4. Rutin Monitoring dan Evaluasi Kondisi Organ Pencernaan

Pemantauan rutin Organ Pencernaan Ayam akan membantu kita mengetahui percis kondisi ayam yang kita pelihara. Selalu amati kondisi ayam secara keseluruhan, sirkulasi udara, konsumsi pakan, konumsi air minum, kondisi litter dan bobot badan secara rutin.  Jika diperlukan lakukan juga uji laboratoris seperti uji biologi air minum, litter dan resistensi antibiotik.

Contoh monitoring yang dapat dilakukan terhadap ayam  yaitu Health Tracking System (HTS). HTS dilakukan untuk mengukur status kesehatan ayam yang spesifik dan lesion pada organ, kemudian mekakukan penilaian (Scoring) terhadap organ yang sedang diperiksa. Dengan mengamati dan memberikan scoring pada organ yang diperiksa, HTS akan membantu mengevaluasi kesehata ayam guna memperoleh performa pertumbuhan yang optimal. Dalam perkuliah tersebut diberikan beberapa kasus penyakit usus dan nilai scoring.


Mahasiswa memperhatikan dengan baik dan sangat antusias dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan.  Meilita Imelda bertanya “Apa tujuan awal penggunaan AGP dan mengapa sekarang dilarang?”. AGP adalah antibiotik yang tujuannya digunakan sebagai pemicu pertumbuhan. Padahal, Penggunaan antibiotik sebagai AGP tidak sesuai dengan peruntukananaya yaitu untuk pengobatan (treatment), sehingga berisiko menimbulkan resistensi antibiotik terhadap penyakit dan sangat jelas berbahaya bagi manusia.


Irawan Sapuatara menanyakan “Bagaimana caranya menjaga usus tetap sehat agar efektif dan efisien dan apakah probiotik saja cukup?”. Caranya dengan memperhatikan 4 faktor yaitu manajemen, biosecurity, vaksinasi dan medikasi. Dari segi manajemen sudah dipaparkan dalam poin pembahasan di atas. Probotik merupakan salah satu caranya, tetap perlu mengombinasikan keempat faktor tersebut di atas.

Pertanyaan lain muncul dari Agus Nurwahid bertanya “Bagaimana cara mencegah DOC kedinginan selama 45 menit dan bobotnya lebih ringan 109 gram, padahal cek DOC setiap 2 jam sekali?”. Cobalah untuk lebih peka terhadap kondisi lingkungan dan berpikir kritis. Suhu hangat merupakan syarat mutlak untuk terjadinya proses pembelahan dan pembesaran sel dalm tubuh ayam, termasuk di dalamnya pertumbuhan organ pencernaan. Jika  ayam mengalami cekaman stress dingin, proses pembelahan dan pembesaran sel akan terganggu. maka amati ayam lebih sering dan berikan pemanas sesuai kebutuhan ayam. 

Pertanyaan terakhir ditutup oleh bu Riyanti selaku dosen pengampu mata kuliah Produksi Ternak Unggas, beliau bertanya “Bagaimana cara menekan deplesi DOC tanpa antibiotik atau hanya menggunakan probiotik, mengingat banyak DOC yang kondisinya kurang bagus seperti ompalitis?”. Kuncinya adalah selalu menggunakan probiotik di setiap kehidupan ayam, baik untuk lingkungannya maupun untuk ayamnya sendiri. Semua kegiatan yang memerlukan desinfektan, seperti cuci kandang, cuci peralatan, desinfeksi sekam, desinfeksi air minum, semuanya dihentikan diganti dengan probiotik. Begitupun program pengobatan (pakai antibiotik) diganti dengan Probiotik. Penggunaan probiotik yang menyeluruh diharapkan mikroorganisme baik yang ada di dalam tubuh ayam mendominasi, dapat menekan bibit penyakit dan mencegah deplesi pada ayam yang dipelihara.

Kuliah ditutup oleh Riyanti dengan ucapan terima kasih kepada Nara sumber Roni Fadilah  sudah berbagi ilmu dan menginspirasi para mahasiswa yang hadir kuliah. Semoga pertemuan berikutnya lebih banyak lagi ilmu yang dapat dipelajari bersama. Salam hangat dan suskes selalu.



Penulis    : Amanda

Foto       : Fajar

Editor     : Roni

Posting Komentar

0 Komentar