Kesuksesan Kaderisasi di Kafapet Unsoed Daerah Istimewa Jabodetabeksuci


Kaderisasi merupakan hal yang esensial bagi suatu organisasi, karena merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke masa depan. Fungsi kaderisasi adalah mempersiapkan calon-calon (embrio atau regenerasi) pemimpin yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi. Jadi Kaderisasi bukan Menempatkan atau memposisikan umur  seseorang atau angkatan yang lebih muda dari pimpinanan sebelumnya atau orang dari luar organisasi  yang tidak pernah aktif atau berkecimpung dalam organisasi tersebut tetapi kaderisasi disini diartikan mempersiapkan calon pimpinan masa depan yang aktif diorganisasi tersebut, kemudian diberikan kesempatan tanggungjawab estafet yang lebih besar dari sebelumnya untuk memajukan organisasi tersebut.

Adalah suatu hal yang wajar jika dalam suatu organisasi terjadi pergantian kepengurusan demi terjadinya kesinambungan suatu organisasi. Namun menjadi sesuatu yang tidak wajar jika dalam suatu organisasi tersebut tidak pernah terjadi pergantian struktur organisasi atau merubah orang dalam struktur organisasinya tetapi bukan dari kader binaannya. 

Pada dasarnya pemikiran orang yang menganggap bahwa sudah terjadi Kaderisasi di dalam Organisasi jika sudah terjadi pergantian orang di struktur organisasi tersebut dari angkatan atau umur yang lebih muda dari pengurus sebelumnya. Pemikiran tersebut adalah pimikiran dari orang-orang yang “Keliru’, serta tidak mempunyai spirit pembinaan kader yang siap untuk menjadi "Leader" atau "calon pimpinan" di masa depan dengan semangat kemajuan organisasi yang berkelanjutan.

Bahkan dikatakan orang yang mempunyai pemikiran tersebut, asal menempatkan orang dengan umur atau angkatan lebih  muda dari pengurus sebelumnya, merupakan pemikiran orang yang otoriter dan sewenang-wenang serta cenderung seolah olah ingin menunjukan "Kesuksesan Kaderisasi dalam Organisasi". Kader yang menduduki struktur organisasi "Asal lebih muda" walaupun tidak mempunyai kemampuan dan berpengalaman dalam organisasi tersebut, umumnya akan banyak menghadapi kendala dalam menjalani roda organisasi. 


Apakah "Kaderisasi hanya dilihat dari angkatan atau umurnya saja lebih muda"? Atau hanya dilihat dari luarnya saja sebagai "orang baru", biar disebut terjadi "Kaderisasi Organisasi"? Bukan, sekali lagi bukan itu yang dimaksud dengan "Kaderisasi organisasi", tetapi seperti yang telah disebut di atas, yaitu kader yang aktif dalam organisasi, kemudian dibina, dibimbing, diberikan "pelatihan dan pendidikan", dan semuanya butuh proses dan waktu untuk menjalaninya, sehingga organisasi memperikan "nilai dan kesempatan" bahwa kader tersebut sudah "Layak" menerima "Estafet" untuk menjadi "Nahkoda" organisasi atau menduduki suatu posisi struktur di organisasi yang bersangkutan. Fokus dari Fungsi kaderisasi adalah mempersiapkan calon-calon (embrio) pimpinan yang profesional di masa depan yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi. 

Bung Hatta pernah menyatakan kaderisasi dalam kerangka kebangsaan, “Bahwa kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit. Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam.”  

Jadi kaderisasi bukan "ambil bibit" tetapi sekali lagi adalah "menanam bibit", apalagi punya pemikiran kaderisasi asal  pilih bibit tanpa terlebih dahulu melakukan evaluasi tentang kualitas bibit tersebut. 

Kaderisasi adalah sebuah proses yang perlu dijalani, untuk itulah proses dalam melakukan kaderisasi tidak pernah berjalan instan, perlu waktu untuk dididik, dibina, diarahkan, dan dievaluasi. Kita tempa dari berbagai aspek,  sehinga menjadi kader kader yang unggul untuk dipersiapkan menjadi oengganti para seniornya yang pada saatnya nanti harus siap dan “legowo” untuk digantikan para juniornya.

Dalam melalukan kaderisasi ini pun ada beberapa aspek yang mesti terpenuhi,  aspek tersebut adalah loyalitas (kesetiaan), kemampuan (Ability), Fisik (kesehatan), Spiritual (keyakinan, agama, nilai),  Mental (moral dan etika, softskill, kepedulian),  Intelektual (wawasan, keilmuan, keprofesian) dan Manajerial (keorganisasian, kepemimpinan)

Dari setiap aspek, harus ada sinergi dan keseimbangan agar tiap aspek bisa menunjang aspek yang lainnya sehingga potensi si kader teroptimalisasi.

Apakah terjadi Kaderisasi di Kafapet wilayah Jabodetabeksuci? Kafapet Unsoed Wilayah Jabodetabeksuci dan sekarang disebut dengan Kafapet Unsoed  "Daerah Istimewa Jabodetabeksuci (DIJ)" memiliki ketua dan struktur kepengurusan yang baru saja dilantik (tgl 31 Juli 2021). Sudah menjadi Tradisi, Ketua DIJ bukan dipilih tetapi ditunjuk oleh Dewan Pembina Organisasi (DPO) yaitu Wiseno Nurhamzah, Bambang Suharno dan Minto Besar Raharjo. Ketua yang ditunjuk dari kader terbaik yang aktif di organisasi ini. Beberapa pertimbangan yang menjadi penilaian penunjukan kader organisasi menjadi ketua, diantaranya :

1. Aktif menjadi pengurus

2. Loyal terhadap organisasi

3. Fisik, mental dan Intekejtual

4. Spiritual

5. Manajerial

Dari beberapa kandidat yang diusulkan oleh pengurus lama, DPO menjaring kandidat dg meminta masukan dari aktivis dan anggota aktif Kafapet Unsoed wilayah Jabodetabeksuci. Dari kriteria penilaian di atas dan mempertimbangkan beberapa masukan, maka ditunjuklah kader terbaik dari Kafapet Jabodetabeksuci yaitu Yudhi Akhmadi menggantikan ketua lama Roni Fadilah.

Sosok Yudhi Akhmadi itu sendiri bukan orang asing di Kafapet Jabodetabeksuci, mantan seketaris Kafapet Unsoed Wilayah Jabodetabeksuci selama 10 tahun, angkatan muda (2004) yang penuh dengan prestasi dan seorang Manager di salah satu perusahaan nasional suplayer obat obatan hewan. Jadi Sosok Yudhi Akhmadi sosok kader muda yang bukan asal ditunjuk tetapi sosok kader yang sudah cukup berpengalaman dalam Organisasi, Berprestasi dan mempunyai kemamoyan leadership yang tidak diragukan lagi.

Bravo Kafapet DIJ yang telah berhasil melakukan Kaderisasi Organisasi dengan berjalan mulus. Patut menjadi contoh untuk organisasi yang lain.


Penulis    : Roni

Foto       : Roni

Editor     : Bams dan Fajar

Posting Komentar

0 Komentar