Dialog Interaktif Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku pada Sapi

Banten, kafapet-unsoed.com - Ir. Tri Nugrahwanto, Manager Supply Chain PT. TUM, alumnni Fakultas Peternakan Unsoed angkatan 84 menjadi pembicara dalam Dialog Interaktif bertajuk 'Kesiapan Pemerintah Provinsi Banten Menjelang Hari Raya Idul Adha' yang dilaksanakan pada hari Rabu (15/6). Melalui siaran radio RRI Banten (94,9 FM), pria yang akrab disapa Tri ini bersama dengan Ir. H. Agus M. Tauchid, M.Si, Kepala Dinas Pertanian Prov. Banten membahas upaya-upaya yang dilakukan Pemprov Banten menghadapi Hari Raya Idul Adha di tengah-tengah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), yang kini sedang hangat diperbincangkan.

Tri Nugrahwanto

Tri mengungkapkan bahwa PMK merupakan penyakit viral yang menular pada hewan berkuku genap. Penyakit ini,  menjadi buah bibir di kalangan peternak dan feedloter, sebab dapat menurunkan produksi dan merugikan secara ekonomi.  Masyarakat pun menjadi khawatir,  sebab minimnya informasi dan pengetahuan tentang PMK. 

Oleh karena itu, menurut Agus, Pemprov Banten telah memberikan panduan kepada masyarakat terkait PMK sebagai berikut :

1. Ciri kas sapi yang terpapar PMK dapat dilihat secara kasat mata yaitu terdapat lepuhan seperti sariawan di daerah mulut, sapi mengalami hypersalivasi (banyak mengeluarkan ludah yang berbusa), terdapat luka-luka pada daerah kuku bahkan kuku bisa terkelupas, sapi tidak mau makan, sapi tidak bisa berdiri/selalu rebahan, dan suhu badan tinggi (41°C).

2. Penyakit PMK tidak menular ke manusia (tidak bersifat Zoonosis).

3. Daging dari ternak yg terinfeksi PMK aman dikonsumsi, dengan cara pemasakan yang matang.

3. Bagian-bagian tubuh sapi yang terluka akibat efek dari PMK, kelenjar limpoglandulin & tulang harus dimusnahkan.

Selain memberikan edukasi kepada masyarakat, Pemprov Banten pun melakukan pengawasan ketat terhadap kedatangan hewan kurban dari luar wilayah, terutama daerah wabah/ tertular/terduga PMK. Pengawasan dilakukan dengan aksi sebagai berikut :

1. Pemeriksaan kelengkapan dokumen lalu lintas (Surat Jalan & Surat Keterangan Kesehatan Hewan/SKKH dari daerah asal) dan pemeriksaan/pengamatan oleh paramedik/ medik veteriner/otoritas veteriner secara visual/fisik terhadap hewan kurban yg masuk, pemantauan/pelaporan dari peternak/pemilik hewan kurban.

2. Tim Dinas melakukan disinfeksi dan bantuan obat promotor untuk imun ternak.

3. Feedlot/usaha penggemukan sapi harus menerapkan biosecurity ketat di semua level, semua akses dan aktivitas kegiatan usaha budidayanya.

4. Feedlot tetap menyediakan hewan kurban untuk umat Muslim yg akan berkurban dengan sapi-sapi yang dijamin bebas PMK. Sapi yg disiapkan adalah sapi-sapi anakan sapi impor yang lahir di Feedlot. Untuk sementara waktu selama masa wabah tidak melakukan pengadaan sapi bakalan lokal.

5. Sapi impor yang dibudidayakan Feedloter harus berasal dari negara yang bebas PMK (Australia) dengan handling SOP dan biosecurity yang ketat saat sapi dilalulintaskan.

6. Peternak harus disiplin dalam merawat ternaknya.

7. Dinas menyiapkan crisis center 24 jam bagi semua pihak yang membutuhkan bantuan & informasi terkait PMK ini.

Diharapkan dengan adanya edukasi dan pengawasan dari Pemprov Banten, seluruh elemen masyarakat menjadi lebih siap menghadapi wabah PMK ini. Terlebih menjelang pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1443 H mendatang.


Penulis : Fajar

Editor : Roni

Foto : Tri

Posting Komentar

0 Komentar