ALUMNI FAPET UNSOED BERHASIL MENELITI SAPI PASUNDAN

Kafapet-unsoed.com. Sapi pasundan merupakan bangsa sapi potong yang menjadi salah satu sumber daya genetik (SDG) ternak lokal Jawa Barat. Sapi ini telah ditetapkan sebagai rumpun ternak lokal Indonesia berdasarkan SK Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 1051/Kpts/RI/SR.10/2014 tanggal 13 Oktober 2014. Nilai historis sapi pasundan sebagai ternak lokal yang terbentuk dari hasil adaptasi lebih dari sepuluh generasi antara Bos sondaicus dengan sapi Zebu dalam program ongolisasi yang gagal sejak pemerintahan Belanda.

Pada tahun 2016, salah satu alumni Fapet Unsoed angkatan 1993 yang saat ini menjadi Dosen Fapet Universitas Padjadjaran yaitu Dr. Johar Arifin, S.Pt, M.P berhasil melakukan riset sperma sapi pasundan. Tidak puas dengan hasil penelitian sebelumnya, pada tahun 2021 Dr. Johar Arifin melakukan penelitian mandiri perihal sapi pasundan ini.

Dr. Johar (kaos hitam) bersama tim mahasiswanya

Menurut Dr. Johar, keberlangsungan sumber daya genetik sapi pasundan merupakan langkah penting dalam mendata fenomena penurunan populasi sapi pasundan, degradasi genetick yang terjadi akibat migrasi gen dan perubahan diluar faktor populasi genetis yang menyebabkan dinamika populasi ternak semakin menurun. Konservasi sapi pasundan merupakan langkah penting dalam mempertahankan berbagai keunggulan yang dimiliki untuk kepentingan pertanian, pangan, bahkan budaya di masa sekarang dan yang akan datang. Langkah mempertahankan keberagaman genetik ternak merupakan bagian dari upaya penyelamatan keunggulan demi masa depan suatu bangsa.

Populasi sapi pasundan saat ini tersebar di pesisir selatan Jawa Barat yang meliputi Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya dan Pangandaran. Populasinya menyebar pada peternakan dengan skala yang kecil yaitu 2-100 ekor dengan pola pemeliharaan semi intensif dan ekstensif. Daya dukung utama dalam pola budidaya ini mengandalkan pemanfaatan lahan perkebunan, pertanian dan kehutanan. Jumlah populasi sapi pasundan yang tersebar di Jawa Barat mencapai 21.840 ekor (Arifin dkk, 2020).


Penulis : Kuspramono
Foto : Kuspramono
Editor : Fajar

Posting Komentar

0 Komentar