Peternak (pun) Pahlawan Kita

Peternakan Kambing di Kabupaten Pemalang

Kafapet-unsoed.com. Tanggal 10 November selalu diperingati sebagai Hari Pahlawan, dengan kisah heroik Bung Tomo di Surabaya. Kisah itu mengenai pertempuran sengit antara pejuang Indonesia dengan tentara Inggris. Lalu kemudian, mayoritas orang akan selalu terpaku dan menyebut nama-nama pejuang pra kemerdekaan dan kemerdekaan Indonesia saat ditanya siapa itu pahlawan. Bung Karno, Bung Hatta, Bung Tomo, RA Kartini, Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Soedirman adalah segelintir pahlawan yang dimaksud.

Padahal masih banyak pahlawan-pahlawan di luar itu yang terkadang luput dari perhatian kita. Siapa saja mereka? Ada guru, pahlawan tanpa tanda jasa. Ibu dan bapak, pahlawan kehidupan, pahlawan keluarga. Dan tentu saja peternak! Ya peternak adalah pahlawan. Bersama petani, peternak adalah pahlawan pangan kita.

 Peternakan Domba di Kabupaten Pemalang

Mengapa demikian? Sebab di tangan petani dan peternak lah komoditas pangan kita terbudidaya. Pangan hasil pertanian dan peternakan sampai kapanpun akan tetap dibutuhkan manusia. Peternakan berperan penting dalam pembangunan, terutama untuk mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan nasional sebagai penyedia protein hewani (telur, daging, susu). Selain peran lain yakni peternakan untuk sumber pendapatan dan kesempatan kerja, sebagai usaha pertanian yang berkelanjutan dan perbaikan lingkungan hidup serta peternakan untuk pengentasan kemiskinan masyarakat.

Seiring dengan semakin meningkat dan bertambahnya penduduk dan kesejahteraan masyarakat dalam pemenuhan gizi keluarga, permintaan akan kebutuhan protein yang berasal dari ternak semakin meningkat pula. Dalam hal ini, peternak perlu bersiap diri.

Peternakan Ayam Broiler Niaga Pedaging

Terkait penyediaan protein hewani asal ternak, berdasarkan data Kementerian Pertanian RI, saat ini Indonesia telah mencapai swasembada daging ayam dengan produksi 3,8 juta ton per tahun. Bahkan telah mampu mengekspor telur ayam tetas (hatching eggs) ke negara Myanmar, dan mengekspor daging ayam beku ke Singapura, daging ayam olahan ke Papua New Guiniea dan Timor Leste, serta produk olahan unggas lainnya ke Jepang.

Ekspor daging ayam beku ke Singapura bahkan nilainya mencapai Rp40 Miliar, dengan total volume 1.000 ton dikirimkan bertahap sejak Juli 2022 lalu hingga akhir tahun 2022 ini. Sedangkan, produk olahan unggas ke Jepang dan karkas ayam ke Timor Leste masing-masing sebanyak 12 ton atau setara Rp1 Miliar.

Keberhasilan ekspor produk peternakan ke Singapura baru-baru ini, menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjadi bukti bahwa peternakan Indonesia sudah maju, produk peternakan Indonesia memiliki jaminan keamanan pangan yang berkualitas dan layak menembus di pasar internasional.

Peternakan Sapi di Kabupaten Pemalang

Sedangkan untuk daging sapi/kerbau, Presiden Joko Widodo telah menargetkan program swasembada daging sapi/kerbau pada tahun 2026 mendatang. Bahkan, pencanangan swasembada ini sudah dilakukan sebanyak tiga kali sejak tahun 2016, yakni melalui Program Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting) dan SIKOMANDAN (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri).

Dengan keberhasilan ekspor daging ayam ini, peternak sebagai pelaku utama peternakan tak cukup hanya berbangga diri. Namun, masih perlu pembenahan dari sistem manajemen sumber daya peternaknya terkait pengetahuan, ketrampilan dan penguasaan teknologi, termasuk pemberdayaan peternak untuk meningkatkan kemandirian, memberikan kemudahan dan kemajuan usaha, serta meningkatkan daya saing dan kesejahteraan peternak. Sebab, kegiatan usaha peternakan, khususnya budidaya ternak di Indonesia sebagian besar dilakukan oleh peternak dengan skala usaha yang terbatas.

Peternak sebagai pelaku utama di bidang usaha budidaya ternak perlu didaftar dan diberdayakan. Pemberdayaan merupakan segala upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah serta seluruh pemangku kepentingan, secara sendiri-sendiri maupun bersama dan bersinergi. Caranya dengan memberikan berbagai kemudahan agar peternak dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing yang pada akhirnya akan memberikan kesejahteraan bagi peternak dan keluarganya. Sehingga layaklah peternak disebut sebagai Pahlawan Pangan.


Penulis : Desi Istiyanti

Foto       : Desi Istiyanti

Posting Komentar

0 Komentar