Dosen Jurusan Fisika FMIPA Unsoed dalam Ekspedisi Kapal Baruna Jaya III

Tim sudah tiba di Teluk Ambon

Kafapet-unsoed.com. Selama ini KR Baruna Jaya I, II, III, IV dikelola oleh BPPT dan LIPI mengelola KR Baruna Jaya VII dan VIII. Adanya integrasi lembaga riset ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatukan seluruh sumber daya yang ada. Salah satu infrastruktur yang turut diintegrasikan adalah pengelolaan Kapal Riset (KR) Baruna Jaya. Saat ini BRIN mengelola lima Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I, II, III, IV, dan VIII. Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Jamrud Aminuddin,SSi.,MSi.,PhD. bersama Kelompok Peneliti "Tim EWIN JAGAPATI" menjalankan misi ekspedisi widya nusantara dalam pelayaran KR (Kapal Riset) Baruna 3 selama 10 hari dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menujunTeluk Ambon, Maluku. demikian pemaparan Koordinator Sistem Informasi Unsoed Ir.Alief Einstein,M.Hum. usai bincang-bincang dengan Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Jamrud Aminuddin,SSi.,MSi.,PhD.

Jamrud Aminuddin, S.Si., M.Si., Ph.D. (alumni S3: Advances Integration Science and Technology, Chiba University, Jepang) mengatakan bahwa Kapal Riset (KR) Baruna Jaya III merupakan wahana samudra legendaris yang sudah berusia 33 Tahun. Dulunya kapal ini adalah milik BPPT yang saat ini teintegrasi dalam BRIN. Kapal ini baru selesai menjalankan misi ekspedisi widya nusantra yang berlayar dari Pelabuhan Ketapang-Banyuwangi-Jawa Timur menuju Teluk Ambon-Maluku. Tim ini melakukan pelayaran karena berhasil memenangkan salah satu Hibah Penelitian dari BRIN dalam bentuk Hibah Ekspedisi Widya Nusantara atau dikemal juga dengan nama Hibah Hari Layar BRIN Berdasarkan SK dari BRIN No: 2307/II.7/HK.01.00/6/2022 dan Surat Perjanjian No: 1608/II.7.5/FR/6/2022.

Persiapan pengambilan sampel sedimen di bawah laut

Anggota Open Water Diver / Penyelam Profesional Jamrud Aminuddin,SSi.,MSi.,PhD. menjelaskan bahwa dalam pelayaran yang ditempuh selama 10 hari di dalamnya ada tim peneliti Dosen Fisika FMIPA UNSOED. Pada misi tersebut, Jamrud Aminuddin, Ph.D, merupakan Principle Investigator dalam misi pelayaran. Tugas dalam misi tersebut adalah melakukan validasi posisi kapal yang akan dibandingkan dengan pembacaan citra satelit penginderaan jauh, setelah diolah dengan menggunakan algoritma Convolutional Neural Network (CNN). 

Jamrud Aminuddin,SSi.,MSi.,PhD. (anggota MAPIN/Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia) mengatakan bahwa tim ini juga mempunyai misi memetakan kondisi bawah laut mulai dari Laut Bali, Laut Flores, hingga laut Banda. Pemetaan ini menggunakan batimetri yang memanfaatkan gelombang sonar (gema). Pengukuran batimetri dilakukan menggunakan perum gema berpancaran jamak atau Multibeam Echosounder (MBES) yang mengukur waktu perambatan gelombang akustik sehingga nilai kedalaman dapat dihitung. Gelombang suara dipancarkan melalui pemancar (transducer) kemudian merambat sampai ke dasar laut dan kembali memantul ke penerima (receiver). 

Dokumentasi posisi kapal berdasarkan pembacaan Radar X dan S Band

Misi kali ini menurut Jamrud Aminuddin,SSi.,MSi.,PhD. dilakukan oleh tim dari Jurusan Fisika FMIPA UNSOED, Jurusan Teknik Geoligi Fakultas Ilmu Kebumian ITB, dan Jurusan Geodesi Fakultas Ilmu Kebumian ITB, bersama tim dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kelompok peneliti ini bernama TIM EWIN JAGAPATI yang namanya merupakan hasil musyawarah Dosen Jurusan Fisika FMIPA Unsoed. Selanjutnya nama tersebut diusulkan oleh Principle Investigator, Jamrud Aminuddin, Ph.D, ke BRIN.

Nama Tim EWIN JAGAPATI disetujui sebagai singkatan dari Ekspedisi Widya Nusantara (EWIN) dan Jelajah Gabungan Perairan Indonesia Timur (JAGAPATI). Nama JAGAPATI diambil dari Pangeran Jagapati, panglima perang Blambangan (dulunya di Banyuwangi), tempat KR. Baruna Jaya III diberangkatkan untuk berlayar menuju Teluk Ambon, jelas Jamrud Aminuddin,SSi.,MSi.,PhD.

Tim ini memulai Pelayaran pada Tanggal 19 Desember 2022 dari Pelabuhan Ketapang dan berakhir di Teluk Ambon 29 Desember 2022. Menurut keterangan dari Principle Investigator pada tim ini, Pelayaran yang dilakukan sangat berkesan dan penuh rasa puas setelah melewati Laut Banda dengan ketinggian gelombang laut mencapai 4-5 meter. Selain itu pelayaran juga ditemani hujan dan badai. Namun karena ketangguhan Wahana samudra legendaris milik Indonesia serta semangat pantang menyerah pada semua tim, juga peran Nakhoda, perwira, dan anak buah kapal yang bahu membahu selama pelayaran, maka misi ini berhasil mengakhiri pelayarannya di Teluk Ambon, ungkap Jamrud Aminuddin,SSi.,MSi.,PhD. yang juga anggota HIMPENINDO (Himpunan Peneliti Indonesia) Cabang Jawa Tengah.



Penulis     : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Foto           : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Posting Komentar

0 Komentar