Lumpy Skin Desease Mulai Merebak di Jateng

Sapi terkena LSD

Pemalang, Kafapet-unosed.com. Lumpy skin diseses (LSD) adalah penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus pox. Penyakit LSD ini umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Belum ditemukan kasus ini pada hewan domba dan kambing.

Penularan LSD secara langsung melalui kontak dengan lesi kulit, namun virus LSD juga diekskresikan melalui darah, leleran hidung dan mata, air liur, semen dan susu. Kendati bukan termasuk penyakit zoonosis atau menular ke manusia dan atau sebaliknya, namun daging hewan terkonfirmasi LSD tidak layak untuk dikonsumsi.

drh. Haviz Faisal

Menurut dokter hewan Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang, drh Haviz Faisal mengutip data dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, kasus LSD pertama kali ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 18 Agustus 2022 lalu. Dan hingga 9 Januari 2023 ini sudah ada 19 kabupaten/kota yang terkonfirmasi laboratorium positif LSD. Datanya sebagai berikut :

No.

Kabupaten/Kota

No.

Kabupaten/Kota

1.

Kabupaten Tegal

11.

Kabupaten Batang

2.

Kabupaten Kendal

12.

Kabupaten Sragen

3.

Kabupaten Semarang

13.

Kabupaten Klaten

4.

Kota Semarang

14.

Kabupaten Salatiga

5.

Kabupaten Boyolali

15.

Kabupaten Magelang

6.

Kabupaten Demak

16.

Kabupaten Grobogan

7.

Kabupaten Pekalongan

17.

Kabupaten Pati

8.

Kota Pekalongan

18.

Kabupaten Jepara

9.

Kabupaten Rembang

19.

Kabupaten Karanganyar

10.

Kabupaten Temanggung

 

 

Selain 19 kabupaten/kota terkonfirmasi laboratorium, tambah drh Haviz, saat ini masih ada 5 kabupaten lain yang suspect LSD. Kelima kabupaten tersebut adalah Kabupaten Kudus, Cilacap, Banyumas, Kebumen dan Purworejo.

“Di lima kabupaten tersebut ditemukan ternak sapi dengan ciri-ciri LSD. Jadi masih suspect atau masih diinvestigasi dan uji laboratorium oleh BBVet Wates sampai hasilnya keluar,” kata drh Haviz.

Lebih lanjut drh Haviz menjelaskan, sapi yang terserang LSD menunjukkan beberapa gejala seperti demam, timbulnya benjolan-benjolan pada kulit dengan batas yang jelas. Sehingga penyakit ini bisa juga dinamai penyakit kulit benjol, keropeng pada hidung dan rongga mulut dan pembengkakan pada kelenjar pertahanan.

Tanda Sapi terkena LSD

“Kerugian yang ditimbulkan LSD berupa kehilangan berat badan, karena hewan tidak bernafsu makan, kehilangan produksi susu, mandul pada sapi jantan dan betina, keguguran dan kerusakan pada kulit,” jelasnya.

Penularan penyakit dari satu hewan ke hewan lain, drh Haviz menjelaskan, terjadi melalui beberapa jalur yaitu ditularkan oleh serangga penghisap darah, seperti nyamuk, caplak dan lalat, kontak langsung antara hewan sakit dan hewan yang sehat, penularan dari induk yang sakit kepada anak di dalam kandungan dan melalui air susu, melalui jarum suntik yang tidak steril dan digunakan berulang, pakan dan air minum yang tercemar ludah hewan yang terinfeksi.

Sedangkan, konsumsi daging yang berasal dari ternak yang menderita LSD tidak menimbulkan efek samping pada manusia ataupun virus masuk ke tubuh manusia (bukan penyakit zoonosis). Virus yang ada di daging akan inaktif atau mati pada pemanasan suhu 650C selama 30 menit.

“Namun, diharapkan daging tidak dikonsumsi apabila telah rusak akibat abses yang disebabkan oleh penyakit LSD,” tegas drh Haviz.

Mengenai sejarah penyakit LSD, drh Haviz mengisahkan, LSD pertama kali ditemukan di Zambia, Afrika pada tahun 1928. Penyakit menyebar sampai ke Afrika Utara (1980) dan ke Mesir (1988) kemudian ke Israel dan Timur Tengah (1988), dan menjadi wabah di Timur Tengah pada tahun 2006 dan 2007. Kemudian tahun 2012, LSD menyebar ke Yunani dan Bulgaria dan Balkan. Terus masuk ke Eropa dan menjadi wabah pada tahun 2018.

Menurut Badan Pangan Dunia, Food and Agriculture Organization  (FAO), penyakit LSD sudah sampai di Asia. Negara pertama Asia yang tertular adalah Bangladesh (Juli 2019), kemudian India dan China (Agustus 2019). Selanjutnya Taiwan (Juli 2020), Vietnam (Oktober 2020), Thailand (Mei 2021), dan Malaysia (Juni 2021) serta Indonesia (Agustus 2022).

Hingga saat ini belum ada pengbobatan khusus terhadap LSD. Pengobatan untuk LSD bersifat symptomatik untuk mengobati gejala klinis yang muncul dan suportif untuk memperbaiki kondisi tubuh ternak terinfeksi.

Pencegahan secara spesifik dilakukan dengan vaksinasi. Sebagian besar vaksin LSD adalah  live attenuated, namun juga tersedia dalam bentuk inaktif. Kewaspadaan terhadap penyakit LSD di Indonesia perlu ditingkatkan dengan memperkuat sistem surveilans deteksi dini penyakit, memperketat pemeriksaan lalu lintas hewan, dan meningkatkan kapasitas pengujian dan diagnosis penyakit LSD.

 

Penulis : Desi Istiyanti, S.Pt

Foto    : Desi Istiyanti, S.Pt, Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Demak, BBVet Wates



Posting Komentar

0 Komentar