Fenomena Menarik Akhir Ramadhan 1444 H


Purwokerto, Kafapet-unsoed.com. Fenomena akhir Ramadhan Tahun 1444 H semakin menarik. Menurut perhitungan astronomi, pada Tanggal 29 Ramadhan 1444 H sekitar Jam 13.12 WIT, 12.12 WITA dan 11.12 WIB akan terjadi gerhana matahari (Kusuf as-Syams) hybrid. Diperkirakan pada jam tersebut matahari akan tertutup bulan dan membentuk cincin. Berdasarkan data astronomis, gerhana Matahari hibrida akan terjadi di wilayah Indonesia (kecuali sebagian wilayah utara Provinsi Aceh), ujar Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/FMIPA Unsoed Jamrud Aminuddin,S.Si.,M.Si.,Ph.D. kepada Ir.H.Alief Einstein,M.Hum. dari kafapet-unsoed.com

Menurut Jamrud (sapaan akrab Jamrud Aminuddin, S.Si., M.Si., Ph.D.) teori dasar astronomi menyatakan bahwa gerhana matahari terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus. Posisi ini terjadi ketika bulan baru, yaitu saat matahari dan bulan mengalami konjungsi (ijtimak). Selanjutnya, gerhana bulan terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan berada dalam satu garis lurus, posisi ini terjadi saat bulan purnama.

Dari konsep tersebut, gerhana matahari akan selalu terjadi pada awal bulan, tetapi setiap bulan baru belum tentu terjadi gerhana matahari. Begitu juga dengan gerhana bulan yang pasti terjadi ketika bulan purnama, tetapi setiap bulan purnama belum tentu terjadi gerhana bulan, ungkap Jamrud (alumni S3, Advances Integration Science and Technology, Chiba University, Jepang).

Sementara, Idul Fitri berpotensi berbeda antara pengamal Hisab dan Rukyah, karena konjungsi kemungkinan akan terjadi pada Tanggal 20 April 2023, pukul 13.12 WIT, 12.12 WITA dan 11.12 WIB siang. Saat itu sudah hari ke-29 Ramadhan 1444H, kata Dosen ahli Instrumentasi, Komputasi, dan Penginderaan Jauh FMIPA Unsoed Jamrud.

Pada saat matahari terbenam di hari ke-29 Ramadhan 1444 H (20 April 2023) umur bulan baru 6 jam, ketinggian hilal +1 derajat dengan sudut elongasi +3 derajat. Hal ini diketahui melalui perhitungan astronomi dengan sistem komputerisasi yang dikembangkan oleh Muhammad Odeh dari astronomical center, jelas Jamrud (Anggota PSI/Physics Society of Indonesia Cabang DIY- Jateng).

Anggota HIMPENINDO (Himpunan Peneliti Indonesia) Cabang Jawa Tengah Jamrud mengatakan bahwa kesepakatan MABIMS (Menteri Agama Brunei Indonesia Malaysia Singapura) terbaru, menyatakan bahwa kriteria terlihatnya hilal adalah altitude bulan baru minimal 3 derajat, sudut elongasi 6,4 derajat, sedangkan kriteria umur bulan sudah ditiadakan pada kriteria baru MABIMS berdasarkan RJ2017. 

Jadi pada awal syawal kemungkinan akan terjadi perbedaan. Hilal kemungkinan tidak terlihat pada Hari Kamis, 20 April 2023. Untuk itu, kemungkinan pemerintah akan memutuskan 1 Syawal 1444 H, jatuh pada Jumat malam Tanggal 21 April 2023, artinya Idul Fitri kemungkinan diputuskan pada Hari Sabtu 22 April 2023, ujar Jamrud (Anggota MAPIN/Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia).

Selanjutnya yang menjadi menarik dalam hal ini adalah penentuan awal bulan syawal 1444 H. Karena pada Hari Kamis Tanggal 20 April 2023 atau 29 Ramadhan 1444 H terjadi gerhana matahari. Dimana hampir semua pakar astronomi sepakat bahwa jika terjadi gerhana pada siang hari, artinya setelah matahari terbenam dipastikan tanggal 1 Bulan berikutnya dalam Kalender Hijriyah, jelas Jamrud.

Jamrud menambahkan, dilain pihak, dengan mengacu pada kriteria MABIMS terbaru berdasarkan RJ2017 (Rekomendasi Jakarta 2017), hilal tidak mungkin terlihat. Untuk itu, kondisi seperti ini akan lebih memperkaya dialektika kalender global dan penentuan awal bulan terutama untuk awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah. 

Pendapat Jamrud di atas bukan sebagai rujukan dalam penentuan hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1444H. Jadi pendapat Jamrud ini hanya merupakan sumbangsih dialektika dalam kajian perhitungan teoretis astronomi (hisab). Selain itu, dengan adanya pendapat Jamrud di atas, diharapkan memperkaya referensi dalam khasanah eksperimental pengamatan hilal (rukyah).



Penulis     : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Foto           :  Ir. Alief Einstein, M.Hum

Posting Komentar

0 Komentar