Romansa KA Legendaris Mahasiswa


Kafapet-unsoed.com, Teman era 80 pasti kenal dengan KA LIMEX Gaya Baru (beda dengan KA Gayabaru SBY-JKT ). Ini adalah KA legendaris mahasiswa, moda utama saat pulang dari Purwokerto ke Jakarta.

Inilah ciri mahasiswa itu, dompet lembar terakhir (alias bokek), plus hasil gadai celana jeans, sepatu atau mesin tik di Kebondalem.

 Naik Limex, ada yang spesialis sebagai kolektor. Maksudnya mengumpulkan iuran bantingan untuk “nembak” kondektur. Seingetku +/- Rp 500,- per mahasiswa. Untuk hal ini perlu kelihaian bernegosiasi dengan kondektur. Misal, salam tempel saat berada di bordes, plus rokok kretek, atau bisa nego bantingan yang lebih murah. Salah kata, rombongan bisa “diturunkan di Karang Gandul”. Ini stasiun kecil selepas Stasiun Purwokerto.

 Di setiap “stasiun”, LIMEX wajib berhenti; mengangkut “pedagang “ (beras, telor, salak, barang kelontong, gula merah , kelapa dll) dan termasuk pedagang keliling (pecel, telor asin, sirop , kripik, nasi bungkus dll), dan copet!  Yang naik dan turun sama banyaknya.

 Berangkat bermodal nasi bungkus (beli di stasiun), persiapan lilin, koran bekas, plus kartu gaple, digelar saja (ditengah gerbong dan main), duduk di lantai (kelas mbeek) ... campur baur asap rokok, buang sampah, tidur malang melintang di lantai dan pedagang yang melangkahi kita dan teriakan: masss salak temen’nan, pecel.....peyeeEeEk !!,  “KA Cowboy”!!

 LIMEX adalah KA kelas PRORITAS (proritas untuk dikalahkan). Pernah satu kali, berangkat dari PWT jam 12an, dan terbangun: karena berhenti lama dan panas, karena sebagian heater nggak menyala, dan udara sangat tipis, walau jendela dibuka, kombinasi lampu dan lilin sudah menyala; waah ini sudah 5,5 jam perjalanan, diperkirakan sudah sampai Cirebon?  Ternyata baru sampai Bumiayu.

Turun sambil tanya, ada apa? “Ini Mas,  nunggu KA yang dibelakang untuk di dahulukan.” Nggak lama, lewatlah; KA ternak!!!

Hidup KA-LIMEX, hidup Mahasiswa Unsoed




Penulis    : Rudi Sutanto

Foto       :twitter - malangkereta

Editor     : Sutriyono Robert

Posting Komentar

0 Komentar