Dampak Kesehatan Kulit Akibat Cuaca Panas Yang Ekstrem

dr.Ismiralda Oke Putranti,Sp.KK. (dosen ahli Kesehatan Kulit dan Kelamin dari Fakultas Kedokteran Unsoed).

Dalam jangka panjang cuaca panas yang terjadi akhir-akhir ini bisa berdampak terhadap kesehatan tubuh, ujar Ir.Alief Einstein,M.Hum. dari kafapet-unsoed.com usai bincang-bincang dengan Dosen Fakultas Kedokteran Unsoed dr.Ismiralda Oke Putranti,Sp.KK.

Cuaca panas ini yang diperkirakan akan berlangsung hingga beberapa bulan mendatang. Untuk itu diperlukan penanganan yang tepat dan segera diberikan untuk mencegah kondisi yang lebih buruk. Sehubungan hal tersebut, berikut pemaparan dosen ahli Kesehatan Kulit dan Kelamin dari Fakultas Kedokteran Unsoed dokter Oke (sapaan akrab dr.Ismiralda Oke Putranti,Sp.KK.) :

Dokter Oke menjelaskan bahwa akhir-akhir ini diumumkan oleh BMKG, sebagian besar wilayah Asia dilanda cuaca panas yang ekstrem antar akhir Mei 2023 sehingga bulan Oktober 2023 nanti termasuk Indonesia. Cuaca panas dan ekstrem berkepanjangan tidak hanya memberi dampak terhadap lingkungan tetapi juga kesehatan terutama bagi kulit kita. Kulit sebagai organ terluar dari tubuh kita memiliki fungsi utama sebagai lapisan pelindung bagi organ-organ di bawahnya terutama dari paparan dari luar termasuk infeksi, bahan kimia dan paparan lingkungan, salah satunya paparan sinar ultraviolet (UV). Sudah banyak penelitian yang menyatakan dampak buruk yang ditimbulkan oleh paparan sinar UV pada kulit. Satu-satunya manfaat sinar UV bagi kulit adalah membantu proses pembentukan vitamin D.

Cuaca panas yang ekstrem menurut dokter Oke menyebabkan paparan sinar UV akan semakin tinggi dan lama. Hal ini jelas akan memberikan dampak pada kesehatan kulit. Kulit akan mengalami dehidrasi sehingga kulit menjadi kering, bersisik, gatal dan bahkan pecah-pecah. Selain itu panas juga dapat menyebabkan meningkatkan produksi keringat maupun minyak yang dapat menyebabkan sumbatan pada pori-pori kulit, sehingga menimbulkan biang keringat maupun merangsang timbulnya jerawat. Sedangkan paparan berkepanjangan dapat meningkatkan risiko sunburn, penuaan dini, dan risiko terjadinya keganasan kulit. Selain itu banyak juga penyakit kulit lain yang diperparah dengan cuaca panas dan paparan sinar matahari yang berlebihan seperti rosasea, polymorphic light eruption (PMLE), psoriasis, dermatitis seboroik, beberapa bentuk dermatitis dan penyakit autoimun seperi lupus eritematosus.

Selanjutnya dokter Oke yang juga Ketua PERDOSKI (Perhimpunan Dokrer Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia) Cabang Purwokerto mengatakan bahwa hal-hal penting yang harus diperhatikan untuk melindungi kulit dari cuaca panas yang ekstrem adalah sebagai berikut:

● Minum Air

Menjaga tetap terhidrasi dengan minum air yang cukup agar kulit dan tubuh kita tetap tercukupi kebutuhan cairannya,

● Penggunaan Pelembab

Gunakanlah pelembab untuk mencegah kulit menjadi kering dan bersisik,

● Pemakaian Sunscreen

Gunakan sunscreen spektrum luas dengan SPF minimal 30 untuk melindungi kulit dari dampak buruk sinar UV. Pemakaian sunscreen sebaiknya diulang 3-4 jam sekali atau setelah beraktivitas berkeringat/terkena air.

● Hindari Sinar Matahari

Hindari terpapar sinar matahari secara langsung. Tetaplah di dalam ruangan atau carilah tempat yang teduh pada waktu yang sangat terik,

● Pakaian Pelindung

Pakai pakaian pelindung seperti baju yang longgar dan menutupi lengan dan tungkai agar terlindung dari matahari,

● Topi

Pakailah topi yang lebar dan kacamata gelap untuk melindungi wajah dan mata dari matahari

● Mandi Dengan Air Dingin

Mandilah dengan air dingin untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil dan mencegah pembentukan keringat.

Dokter Oke menambahkan bila terjadi keluhan kulit akibat paparan sinar matahari, segera konsultasikan ke dokter Sp.KK (Spesialis Kulit dan Kelamin / Sp.DV (Spesialis Dermatologi dan Venereologi) terdekat untuk mendapatkan penanganan dan perawatan yang tepat.



Penulis     : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Foto           : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Posting Komentar

0 Komentar