Purwokerto,Kafapet-unsoed.com.Alumni Fakultas Peternakan Unsoed angkatan 1990 Dr.Ir.TitinWidiyastuti,SPt,MSi.IPM. melaksanakan penelitian dasar pada Ayam Sentul tentang penggunaan protein maggot lalat BSF untuk sumber antimikrobial peptida sebagai pengganti AGP.
Antibiotic Growth Promotor (AGP) yakni senyawa aditif yang biasa ditambahkan dalam pakan untuk meningkatkan performans ternak, ujar Humas Pengurus Pusat Keluarga Alumni Unsoed Ir.Alief Einstein,M.Hum. usai pemaparan Dr.Ir.Titin Widiyastuti,SPt, MSi.IPM. pada hari Jum'at 25 Agustus 2023 di Fakultas Peternakan Unsoed.
Dr.Ir.Titin Widiyastuti,SPt, MSi.IPM. yang juga Dosen Fakultas Peternakan Unsoed memaparkan bahwa larangan penggunaan Antibiotic Growth Promotor (AGP) pada pakan ternak telah diberlakukan oleh pemerintah efektif mulai 1 Januari 2018. Seiring dengan itu, Kementerian Pertanian memperketat pengawasan terhadap integrator dan peternak mandiri dan menyiapkan sanksi bagi yang melanggar. Berdasarkan kenyataan tersebut, saat ini mulai diteliti dan dikembangkan berbagai agen pengganti AGP baik yang berupa senyawa fitokimia maupun peptida potensial alami.
Konsentrat protein maggot mengandung peptida yang berfungsi sebagai agen antimikroba (antimicrobial peptide/AMP), yang menghambat proliferasi bakteri phatogen Gram negatif, sehingga pemanfaatannya sebagai sumber pakan ternak akan bermakna ganda, yaitu kandungan protein yang tinggi dan kandungan antimikroba untuk membunuh bakteri phatogen Gram negatif yang merugikan, kata Dr.Ir.Titin Widiyastuti,SPt, MSi.IPM.
Tujuan penelitian Dr.Ir.Titin Widiyastuti,SPt, MSi.IPM. yakni untuk mendapatkan profil protein maggot yg berpotensi memiliki sifat aktif dalam menghambat bakteri patogen dan memperbaiki kinerja produksi serta kesehatan unggas.
Menurut Dr.Ir.Titin Widiyastuti,SPt, MSi.IPM. penelitian dilakukan dengan metode eksplorasi melalui ekstraksi, isolasi dan karakterisasi protein maggot BSF. Materi yang digunakan adalah maggot BSF umur 10-15 hari dengan media tumbuh feses layer. Penelitian dilakukan dengan membuat konsentrat protein maggot, kemudian dilanjutkan dengan proses hidrolisis menggunakan enzim pencernaan, selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antimikroba hidrolisat protein maggot pada bakteri patogen E. coli O157: H7 (ATCC 43984), S. typhimirium ATCC 13311 dan P. multocida serotype B:2 menggunakan metode difusi cakram. Hasil pengujian selanjutnya diaplikasikan pada ayam Sentul yg dipelihara selama 42 hari, dengan level peptida 0,8% hingga 2,4%. Performans yang diamati adalah kecernaan nutrien, konsumsi pakan, konversi pakan, pertumbuhan, profil darah, metabolit darah.
Dr.Ir.Titin Widiyastuti,SPt, MSi.IPM. menjelaskan bahwa berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan: konsentrat protein/KPM maggot memiliki aktivitas enzim amilase, protease, selulase dan kitinase. Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa peptide maggot hasil hidrolisis enzim pencernaan memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri phatogen (E.coli, P. multocida dan S. typhimurium) dengan daya hambat cukup kuat. Suplementasi peptide maggot hingga 2,4% meningkatkan performans produksi dan kecernaan protein kasar, memperbaiki profil darah (leukosit) dan menurunkan komponen lemak darah. Suplementasi hingga 2,4% peptida menunjukkan performans semakin baik.
Penulis : Ir. Alief Einstein, M.Hum
Foto : Ir. Alief Einstein, M.Hum dan Sutriyono
0 Komentar
Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer