Kehidupan Malam di Tokyo dan Jakarta

Dr.rer.nat. AB Susanto, MSc. sedang duduk santai di lantai dasar Stasiun Tokyo di dini hari 27 Desember 2023.

Jakarta, Kafapet-unsoed.com. Alumni Fakultas Biologi Unsoed angkatan 1983 Dr.rer.nat. AB Susanto, MSc. dari tanggal 16 - 27 Desember 2023 di Jepang dalam rangka melaksanakan Program Visiting Profesor di Yamaguchi University, Jepang, ujar Dr.rer.nat. AB Susanto, MSc. saat pemaparan jarak jauh yang dipandu Ir.Alief Einstein,M.Hum. dari kafapet-unsoed.com pada hari Minggu 07 Januari 2024.

Membaca judulnya di atas, maka akan terpikirkan tentang jenis kehidupan di waktu malam hari yang unik-unik di Tokyo, Jepang dan Jakarta. Sebetulnya ini kisah nyata ABe (sapaan akrab Dr.rer.nat. AB Susanto, MSc) saat sedang melaksanakan pekerjaan Program Visiting Profesor ke Yamaguchi University, Jepang. Sehingga kisah ini bukan terkait dengan kehidupan yang negative. Selanjutnya ABe ingin sekali mengangkat kisah ini, karena unik dan suatu pengalaman yang berharga, terutama bagi pengelana ke berbagai negara. Di samping itu, kisah ini merupakan paparan yang ketiga dari hasil kunjungan ke Jepang di akhir tahun 2023, kata alumni S2 dari Ryukyus University, Okinawa, Jepang.

ABe yang alumni Program S3 dari Universitaet Bremen, Germany ketika di Jepang juga ada janji reunian dengan teman-teman sewaktu ABe mengikuti pelatihan bahasa Jerman di Bremen tahun 1997. Pada saat itu ABe menjalin pertemanan dengan orang Jepang. Oleh karena sudah hampir 26 tahun belum pernah bertemu dan juga belum pernah kontak langsung, maka pada tanggal 26 Desember 2023 pukul 18:30 (waktu Tokyo) bersepakat ketemuan di Stasiun Tokyo untuk Shinkansen (kereta cepat di Jepang). Akhirnya kita semua berlima bertemu di salah satu Café di lantai bawah Stasiun Tokyo tersebut, pertemuan di Café New Tokyo Beer Hall. Singkat cerita pukul 23:00 ABe baru selesai reunian tersebut. Dan sebelumnya koper bagasi besar dan koper kecil, ABe titipkan di Locker di Stasiun Tokyo tersebut. Saat memasukan ke Locker penyimpanan tersebut, diajarkan oleh ibu-ibu warga Jepang dan diberitahu, bahwa kamu bisa menyimpan maksimal 3 hari dan kalau nanti mengambil koper tersebut begini caranya dengan memasukkan PIN (paswordnya) ya. Ok semua bisa dipahami dan mudah pikir ABe.

Begitu selesai reunian tersebut, ABe jalan ke Stasiun Tokyo tersebut dan berpikir untuk mencari hotel di depan stasiun. Dari hasil pengamatan tidak dijumpai hotel yang murah sesuai kemampuan keuangan ABe. Ada satu hotel di samping Stasiun Tokyo namun ABe yakin itu hotel bintang 5 dan ABe tahu karena nama tersebut ada di Jakarta juga. Selanjutnya sekitar pukul 24-an ABe menghabiskan waktu di dalam Stasiun Tokyo, sambil mengamati jadwal Shinkansen untuk ke esokan harinya ke arah Yamaguchi University. Di luar stasiun suhu udara mencapat 2 - 3 derajat C, sehingga dingin sekali suasansnya. Walaupun ABe sudah memakai pakaian dingin (celana sudah rangkap longjohn dan lain-lain), tetapi rasa kedinginan tetap kuat sekali.

Kemudian setelah menikmati suasana malam hari hingga dini hari di Stasiun Tokyo, ABe mulai mendapatkan pengalaman tersendiri. ABe bertanya ke petugas jaga pintu keluar masuk penumpang kereta, di infokan bahwa stasiun akan di tutup pada pukul 01:00 - 05:00. Pada saat itulah ABe mulai kebingunan untuk mencari hotel dan berpikir, apakah mau di hotel bintang 5 tersebut hanya untuk 5 jam-an. Karena pukul 05:00-an ABe harus sudah di Stasiun Tokyo untuk naik Shinkansen menuju ke Yamaguchi University. Begitu juga berpikir masalah bagasi di locker penitipan tersebut. Dan ABe akhirnya duduk duduk di lantai di depan Café di dalam stasiun yang masih memancarkan WIFI gratis. Hal ini bisa dilakukan karena tadi sebelum pertemuan reuni, penulis menikmati kopi di café tersebut. Pada saat ABe jalan-jalan memutari Stasiun Tokyo tersebut di bagian dalamnya, ternyata di segala sudut penulis tidak mendapatkan colokan listrik seperti fasilitas umum di Jakarta atau Korea. Semua colokan listrik di Stasiun Tokyo sebagai fasilitas umum, kita tidak akan pernah mendapatkan fasilitas tersebut. Dan dari pengamatan ABe di lobby hotel atau perkantoran dan lain-lain ABe jarang melihat fasilitas colokan listrik untuk handphone atau laptop. Pesan moralnya, kita jangan berharap mendapatkan listrik gratis di Jepang saat jalan-jalan atau istirahat di fasilitas umum yang ada. ABe wajib mempunyai penyimpan daya sendiri. Ingat Jepang tidak ramah sekali tentang masalah ini. Semua orang wajib membawa penyimpan daya sendiri-sendiri, baik untuk HP atau Laptop. Pengalaman unik dan mengesankan tersendiri bagi ABe. Walau ABe sudah sering bepergian ke Jepang beberapa kali sebelum Covid-19.

Saat ABe sedang menikmati duduk-duduk santai, tampak di samping agak jauh juga ada pengembara seperti ABe, yang sudah di usir oleh satpam. Pada saat pukul 01:05 semua orang, siapapun dia wajib keluar stasiun walau dingin sekali cuacanya. Pada pukul 01:30 setelah semua pintu masuk stasiun dikunci rapat petugas, maka keluarlah robot-robot pembersih lantai yang canggih. Robot bisa membersihkan baik di lantai dasar, maupun dari lantai di atasnya yakni dari semua lantai permukaan Stasiun Tokyo tersebut. Petugas kebersihan pun tidak banyak berseliweran di dalam stasiun. Nah saat itulah yang dilakukan ABe hanya jalan mondar-mandiri di area terbuka alias di luar Stasiun Tokyo dengan suhu cuaca dingin sekali. Pada pukul 01:10 - 03:30 ABe habiskan waktu untuk bertahan di dengan dinginnya Tokyo dengan tujuan agar tubuh tetap hangat. Beruntung sekali bahwa ABe pernah mengikuti pelatihan fisik saat menjadi anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) di Unsoed Purwokerto hingga ABe pernah menjabat sebagai Komandan Batalyon. Jadi ingat saat ABe digojlok merayap dan berendam di sungai dengan kondisi belum makan malam, cuaca juga dingin tapi senior benar-benar ingin yuniornya kuat secara fisik dan mental untuk bertahan dalam segala situasi. Sehingga berbekal ketahanan fisik dan mental itulah, ABe hanya bisa menikmati dinginnya Tokyo pada tanggal 27 Desember 2023. Begitu pukul 04:00 pintu Stasiun Tokyo sudah terbuka, dan mulailah banyak orang/penumpang yang mau bekerja atau bepergian masuk lagi ke dalam Stasiun Tokyo, termasuk ABe pergi masuk ke dalam untuk menghangatkan tubuh.

Pada pukul 05:30 ada kejadian yang bikin mendebarkan hati ABe. Pada jam tersebut setelah bersih-bersih tubuh di toilet yang sudah terbuka untuk umum, ABe ke locker penyimpanan koper bagasi. Seperti informasi orang Jepang yang pernah ABe dapatkan saat akan masukkan PIN lockernya. Namun begitu PIN dimasukkan selalu tertutup, ada petunjuk lengkap tapi dalam bahasa Jepang. Sudah hampir 20 menit-an tetap tidak bisa membuka. Kemudian ABe bertanya ke orang Jepang, semua sibuk dengan dirinya sendiri. Terus ABe bertanya ke satpam, oleh satpam ABe hanya dikasih nomor telphone pengelola lockernya dan saat ABe telphone yang menjawab adalah veronika alias mesin penjawab. Padahal Shinkansen berangkat jam 06:15 ke Yamaguchi. Hampir putus asa karena masalah tersebut, akhirnya ABe berdiri sambil merenungkan apa masalahnya, saat ABe diminta memasukkan uang 600 Yen, ABe masukkan uang kertas 1.000 Yen dan hasilnya selalu gagal. Namun karena sudah putus asa, ABe iseng memasukkan uang coin pas. Dan akhirnya berhasil terbuka. Oleh karena itu dengan kegesitan yang ada, ABe ambil semua koper bagasinya dan segera ke gate (jalur kereta) Shinkansen arah Yamaguchi. Saat tiba di gate tersebut, ABe merasakan senang sekali karena waktunya pas Shinkansen tiba yaitu pukul 06:05 waktu di Tokyo. Artinya bahwa untuk suatu petunjuk, kita harus paham bener perintahnya, siapkan uang kertas dan coin kalau ke luar negeri.

Selanjutnya setelah ABe mendapatkan Shinkasen ke Yamaguchi, ABe menikmati perjalanan sambil sayup-sayup tertidur di Shinkansen, perjalanan di tempuh hampir 5 jam. Kemudian setelah semua kegiatan dalam rangkaian Program Visiting Profesor ini selesai, Maka ABe terus melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta, pada tanggal 1 Januari 2024 pukul 23:15 ABe mendarat di Cengkareng Airport. Perasaan senang sekali karena membawa banyak pengalaman yang ABe bisa ceritakan sebagian dalam paparan ini. Kemudian pukul 01:00-an ABe baru keluar dari area pengambilan bagasi di Cengkareng dan kebetulan bagasi ABe juga masih ada yang tertinggal di Hongkong. Suasana sudah dini hari, ABe berpikir apa ke hotel terdekat dengan airport atau bagaimana. Akhirnya ABe eksplor beberapa fasilitas di seputar pintu kedatangan.

ABe melihat setelah pintu kedatangan ada area istirahat penumpang yang menunggu jemputan dari keluarga atau lainnya. ABe memutuskan untuk menghabiskan waktu di airport Cengkareng saja. Karena nanti pukul 05:00 ABe harus sudah berada di Stasiun Kereta Cepat WOOSH di Halim untuk perjalanan menuju ke Bandung. Kebetulan ABe mendapat amanat dari UNSIKA untuk menyelesaikan pekerjaan di Bandung sebentar. Sehingga begitu keluar dari pintu kedatangan, ABe mengulang seperti sewaktu ada di Stasiun Tokyo. Namun saat di airport Cengkareng, ABe bisa istirahat nyenyak dan nyaman sebentar di ruang tunggu penumpang. Kemudian setelah itu pukul 03:00 - 04:00 ABe pindah tempat ke café kecil di lantai 1. Di Café inilah ABe mencermati, banyak "mbak-mbak" dan :mas-mas" pekerja malam yang tertib dan giat mengkais rezeki. Mereka adalah orang-orang hebat, karena di saat kebanyakan orang tidur istirahat, mereka malah melakukan aktifitas yang lumayan berat. Semoga mereka bahagia dan sehat selalu. Kemudian saat ABe di Café itulah kebetulan bertemu 4 orang yang juga sama dengan ABe menunggu jemputan dari keluarganya. Mereka pekerja dari wilayah Arab. Banyak cerita yang ABe dengarkan dan bisa dijadikan bahan untuk paparan suatu saat nanti. Nah di airport Cengkareng inilah, fasilitas umum ada semua, mau colokan listri, toilet, atau mushola untuk sholat lengkap. Selain itu kalau mau jajan di Café tersebut cukup relative murah karena untuk bekal sarapan bisa dilaksanakan. Sarapan dengan air mineral dan 2 buah sosis cukup kenyang dan tidak lebih Rp 50.000,- harganya. Oleh karena itu setelah bersih-bersih tubuh terus ibadah pagi, ABe pergi ke Halim dengan taksi untuk melaksanakan pekerjaan lainnya. Begitu sampai Bandung dan semua pekerjaan selesai, ABe langsung menuju ke Semarang, jelas ABe yang juga Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip, Semarang.

ABe menambahkan dari pengalaman ABe tersebut, ABe bisa memberikan pesan bagi orang-orang yang nekad akan mencari pengalaman unik di suatu negara. Siapkan fisik dan mental untuk menjalaninya dan cermati semua fasilitas umum yang ada seperti toilet, colokan listrik, atau tempat duduk yang ada. Kalau dari hasil pengamatan cukup, dan kita berani mengambil resiko untuk melakukan hal itu, silakan di eksekusi. Jujur pengalaman ABe ini timbul karena kondisi yang menguntungkan ABe, saat di Tokyo dan Cengkareng ABe sendirian, di samping itu esoknya juga ada tugas/pekerjaan yang penting dan segera dieksekusi, sehingga menikmati kondisi/cuaca yang ekstrem tidak terlalu lama. Akhirnya ABe mengucapkan terima kasih dan semangat menikmati tahun baru 2024. Semoga semua cita-cita dan kesuksesan selalu menghampiri kita semuanya sesuai takdirnya masing-masing, ungkap dosen ahli Ekobiofisiology Seaweed dari FPIK Undip, Semarang.



Penulis     : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Foto           : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Posting Komentar

0 Komentar