Prodi Pendidikan Bahasa Jepang FIB Unsoed

Bayu (dosen prodi PBJ FIB Unsoed) sedang kunjungan ke mahasiswa internship di Hamamatsu, Shizuoka, Jepang.

Purwokerto, Kafapet-unsoed.com. Salah satu cara calon mahasiswa bila ingin memiliki jiwa edupreneurship ala Jepang yakni saat memilih Program Studi (Prodi), pilihlah Prodi Pendidikan Bahasa Jepang (PBJ) FIB Unsoed, ungkap Dosen Prodi S1 Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Ilmu Budaya / FIB, Unsoed Dian Bayu Firmansyah,S.Pd.,M.Pd. saat pemaparan yang di pandu Ir.Alief Einstein,M.Hum. dari kafapet-unsoed.com.

Menurut Bayu (sapaan akrab Dian Bayu Firmansyah,S.Pd.,M.Pd), Jepang merupakan salah satu destinasi wisata yang memiliki daya tarik untuk wisatawan, termasuk wisatawan dari Indonesia. Budaya pop Jepang seperti anime (kartun khas Jepang) dan manga (penyebutan komik dalam Bahasa Jepang) sangat digemari di berbagai belahan dunia. Kedua faktor tersebut ditenggarai menjadi alasan utama bagi pembelajar untuk mempelajari Bahasa Jepang, sehingga jumlah pembelajar Bahasa Jepang menempati peringkat kedua terbanyak di dunia di bawah China (berdasarkan survey dari The Japan Foundation tahun 2021), lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pembelajar Bahasa Jepang di Korea (peringkat ketiga). Selain itu, kebutuhan tenaga kerja terampil di Jepang juga sangat tinggi dan tercatat target jumlah PMI (Pekerja Migran Indonesia)

ke Jepang yaitu sebesar 70.000 orang per tahun, baru terpenuhi sekitar tiga ribu orang saja. Berdasarkan data dari Kemnaker RI tersebut, Ini merupakan peluang yang sangat besar bagi lulusan universitas untuk dapat melanjutkan karir di Negeri Sakura.

Saat ini juga, banyak sekali pembelajar Bahasa Jepang yang mempelajari Bahasa Jepang secara otodidak melalui anime, manga, dan akun-akun media sosial yang menyajikan pembelajaran Bahasa Jepang. Sehingga pembelajaran Bahasa Jepang menjadi lebih fleksibel dan dapat menjangkau banyak kalangan. Salah satu pembelajar Bahasa Jepang otodidak yang sedang viral saat ini dan banyak dibicarakan yaitu tentang Vania, yang berprofesi sebagai kasir di salah satu minimarket yang ada di kota Purwokerto. Vania yang tidak mempelajari Bahasa Jepang di lembaga formal tetap dapat berkomunikasi Bahasa Jepang dengan dengan baik, hal ini membuktikan bahwa pengaruh pembelajaran Bahasa Jepang melalui media pembelajaran yang kekinian seperti akun media sosial, memiliki dampak yang sangat positif untuk penguasaan Bahasa Asing. Sebuah fenomena yang sudah dibuktikan dalam penelitian-penelitian tentang model pembelajaran Bahasa Jepang masa kini oleh beberapa peneliti. Peluang ini yang ditangkap oleh Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dengan membuka program studi baru yaitu prodi Pendidikan Bahasa Jepang (PBJ), di bawah naungan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unsoed. Prodi PBJ resmi dibuka sebagai prodi baru dengan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi nomor 983/E/O/2023, dan akan mulai menerima mahasiswa baru pada semester ganjil tahun akademik 2024/2025, kata dosen ahli Media dan Pembelajaran Bahasa Jepang, Bayu.

Dian Bayu Firmansyah,S.Pd.,M.Pd. (Dosen Prodi S1 Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Ilmu Budaya / FIB, Unsoed)

Bayu yang mempunyai pengalaman lama kerja di Jepang menjelaskan bahwa keunggulan utama dari prodi PBJ Unsoed yaitu, menciptakan lulusan yang memiliki jiwa Edupreneurship atau jiwa wirausaha di bidang pendidikan Bahasa, khususnya pendidikan Bahasa Jepang. Diharapkan lulusan yang dihasilkan tidak hanya berprofesi sebagai tenaga pengajar Bahasa Jepang di lembaga formal saja, tetapi sebagai tenaga pengajar/konten kreator Bahasa Jepang yang dapat membuat konten pembelajaran Bahasa Jepang untuk digunakan dan dipelajari oleh khalayak umum melalui platform media sosial dan dapat menghasilkan penghasilan bagi lulusan PBJ sebagai konten kreator. Selain menjadi konten kreator pembelajaran bahasa Jepang, kurikulum yang dikembangkan di prodi PBJ juga akan membekali mahasiswa dan calon lulusan dengan keterampilan pembuatan aplikasi pembelajaran Bahasa Jepang, untuk mendukung peningkatan penguasaan Bahasa Jepang yang baik.

Bayu yang juga Pengurus Pusat Bidang Teknologi Informasi Asosiasi Studi Pendidikan Bahasa Jepang Indonesia (ASPBJI) mengatakan bahwa keunggulan prodi PBJ di bidang edupreneurship lainnya yaitu bertujuan untuk menciptakan lulusan yang memiliki jiwa wirausaha, dalam bidang pembukaan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) untuk menyokong dan mendorong peningkatan jumlah PMI ke Jepang seperti yang ditargetkan oleh Kemnaker.

Melalui kurikulum yang menitikberatkan pada pembelajaran Bahasa Jepang masa kini, lulusan yang dihasilkan diharapkan dapat mendirikan LPK yang akan menghasilkan PMI handal dan terampil untuk dapat bekerja sebagai pekerja profesional. Untuk menyokong tujuan tersebut, prodi PBJ sudah merancang beberapa kerjasama dengan mitra di bidang akademik maupun Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), baik di dalam dan di luar negeri yang memang relevan dengan visi prodi PBJ yaitu “Unggul dalam bidang pendidikan dan edupreneurship bahasa Jepang yang inovatif, kolaboratif, serta memiliki daya saing di tingkat internasional pada tahun 2035”. Prodi PBJ juga sudah memiliki jalinan kerjasama untuk mendukung pelaksanaan program MBKM melalui program internship mahasiswa selama 6 bulan sampai 1 tahun di Jepang, dan juga program pertukaran pembelajaran maupun pelatihan budaya di Jepang, ujar Anggota Asosiasi Studi Jepang Indonesia (ASJI), Bayu.

Bayu yang mempunyai pengalaman mendapatkan berbagai beasiswa/hibah dari Jepang menambahkan, jadi untuk lulusan SMA yang masih bingung menentukan pilihan jurusan untuk melanjutkan studi di universitas, dapat memilih prodi Pendidikan Bahasa Jepang Unsoed, yang memiliki berbagai keunggulan dan fasilitas yang akan mendukung karir setelah lulus dan mendapatkan gelar sarjana. Kami tunggu kehadiran calon-calon mahasiswa handal yang berjiwa edupreneurship Jepang di kampus Universitas Jenderal Soedirman.


Penulis     : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Foto           : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Posting Komentar

0 Komentar