Peningkatan Aktivitas Gunung Slamet

Yogi Adi Prasetya,ST,.,M.Sc. (Ahli Gunung Api, Dosen Teknik Geologi Fakultas Teknik Unsoed, dan alumni S2 dari Kyushu University, Fukuoka, Jepang).

Purwokerto, Kafapet-unsoed.com. Terjadinya peningkatan aktivitas Gunung Slamet pada bulan Mei 2024. Pendakian menuju puncak Gunung Slamet sementara ditutup dikarenakan adanya peningkatan aktivitas Gunung Slamet manjadi level 2 (waspada), ungkap Dosen Teknik Geologi Fakultas Teknik Unsoed Yogi Adi Prasetya,ST,.,M.Sc. saat pemaparan yang dipandu Ir.H.Alief Einstein,M.Hum. dari kafapet-unsoed.com

Menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat ada peningkatan aktivitas gempa selama sebulan terakhir pada Gunung Slamet yang berada di Jawa Tengah yang ditandai dengan akativitas kegempaan didominasi oleh gempa hembusan dan gempa tremor menerus yang mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di sekitar permukaan. Jika dilihat pada data kegempaan dari Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Gunung Slamet mengalami peningkatan aktivitas gempa dari 1 April 2024 hingga 9 Mei 2024, kata Yogi (sapaan akrab Yogi Adi Prasetya,ST,.,M.Sc).

Yogi Adi Prasetya,ST,.,M.Sc. (Ahli Gunung Api, Dosen Teknik Geologi Fakultas Teknik Unsoed, dan alumni S2 dari Kyushu University, Fukuoka, Jepang).

Berdasarkan pengamatan 1 sampai 15 April 2024, Badan Geologi mencatat ada 197 kali gempa hembusan, 1 kali gempa vulkanik dalam, 1 kali gempa tektonik lokal, 12 kali gempa tektonik jauh, dan gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,5 hingga 1 mm (dominan 0,5 milimeter), kata ahli Gunung Api dari Fakultas Teknik Unsoed, Yogi.

Yogi yang juga anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia menjelaskan bahwa pada 16 sampai 30 April 2024, Badan Geologi merekam 701 kali gempa hembusan, 1 kali gempa terasa, 8 kali gempa tektonik jauh, dan gempa tremor menerus dengan amplitudo dominan 0,5 milimeter. Kemudian, periode pengamatan 1 hingga 9 Mei 2024 tercatat ada 902 gempa hembusan, 15 kali gempa vulkanik dalam, 3 kali gempa tektonik jauh, dan gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,5 sampai 3 milimeter (dominan 1 milimeter). Pada situs https://magma.vsi.esdm.go.id/ juga dapat dilihat status gunung slamet berubah menjadi level 2.

Kenaikan aktivitas ini diinterpretasikan sebagai akibat dari naiknya aktivitas magmatik di dalam dapur magma gunung slamet. Potensi bahaya jika terjadi erupsi adalah erupsi jenis strombolian yang ditandai dengan lontaran bom vulkanik pada radius 2 Km dari kawah Gunung Slamet dan jatuhan abu vulkanik hingga radius 4 Km dari kawah Gunung Slamet, ujar Yogi (alumni S2 dari Kyushu University, Fukuoka, Jepang).

Yogi menambahkan agar masyarakat diharapkan untuk tetap tenang dan selalu waspada serta tidak melakukan aktivitas di radius 2 Km dari kawah Gunung Slamet. Selalu memantau kabar terbaru dari pihak-pihak terkait seperti PVMBG, Pemerintah Kabupaten, dan BPBD daerah setempat.



Penulis     : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Foto           : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Posting Komentar

0 Komentar