Peran Koperasi Dalam Pembangunan Ekonomi Dunia

Prof.Dr.Ahmad Subagyo,SE.,MM., CRBD.,CDMP.,CSA.,CRP. (Konsultan di ILO/ International Labour Organization dan pernah selama 10 tahun lebih bekerja sebagai Konsultan di Bank Dunia dengan spesialisasi Finance and Market)

Purwokerto, Kafapet-unsoed.com. Koperasi telah memberikan kontribusi dalam mendorong kemajuan dan pertumbuhan ekonomi secara global. 

1. Pengantar

Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi yang memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat melalui kolaborasi dan kerjasama yang adil. Koperasi diakui sebagai motor penggerak ekonomi yang dapat berperan sebagai solusi dalam menghadapi berbagai tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh negara-negara di seluruh dunia. Dalam konteks globalisasi dan perubahan ekonomi yang dinamis, koperasi memiliki potensi untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, mempercepat pembangunan berkelanjutan, dan meningkatkan inklusi sosial.

Koperasi memiliki peran signifikan dalam perekonomian dunia, yang tercermin dari beberapa data kontribusi koperasi berdasarkan pendapatan dari 300 koperasi top dunia dapat mencapai USD 2,1 triliun, setara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-6 di dunia. Koperasi mempunyai andil dalam 19,5 persen produksi pangan dunia, menunjukkan kontribusi signifikan mereka dalam sektor pangan global.

Salah satu peran utama koperasi dalam pembangunan ekonomi dunia adalah sebagai penggerak utama sektor informal. Koperasi dapat membantu anggotanya dalam memperoleh akses ke pasar, modal, dan teknologi, yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan. Dalam hal ini, koperasi juga dapat berfungsi sebagai lembaga keuangan alternatif yang memberikan kredit dan layanan keuangan kepada anggotanya, terutama bagi mereka yang kurang terlayani oleh sektor perbankan tradisional.

Koperasi juga berperan penting dalam mendorong partisipasi aktif anggotanya dalam pembangunan ekonomi. Melalui mekanisme demokratis, setiap anggota koperasi memiliki kekuatan suara yang sama dalam pengambilan keputusan, sehingga memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berperan dalam proses pembangunan ekonomi. Dalam hal ini, koperasi dapat menjadi wahana untuk mengembangkan keterampilan anggota dan memperkuat kapasitas mereka dalam menghadapi persaingan global.

Manfaat lainnya yang diberikan oleh koperasi, yang tidak dapat diabaikan adalah aspek sosial dan lingkungan. Dalam banyak kasus, koperasi mempromosikan praktik bisnis yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berorientasi pada kesejahteraan sosial. Sebagai contoh, koperasi pertanian ⁹berperan dalam mewujudkan ketahanan pangan, menjaga keanekaragaman hayati, dan menerapkan praktik pertanian organik.

Peran koperasi dalam pembangunan ekonomi dunia adalah sangat penting. Dengan memfasilitasi partisipasi aktif anggotanya, memberikan akses ke sumber daya yang diperlukan, dan menggalang kerjasama yang adil, koperasi dapat menjadi agen perubahan yang kuat dalam menciptakan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, ujar alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed angkatan 1991 Prof.Dr.Ahmad Subagyo,SE.,MM., CRBD.,CDMP.,CSA.,CRP. saat pemaparan yang di pandu Ir.H.Alief Einstein,M.Hum. dari kafapet-unsoed.com

2. Kontribusi Koperasi

Menurut Prof.Bagyo (sapaan akrab Prof.Dr.Ahmad Subagyo,SE.,MM., CRBD.,CDMP.,CSA.,CRP) penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk mendukung dan mempromosikan perkembangan koperasi, serta membangun lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan sektor ini. Dengan demikian, koperasi dapat terus berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dunia yang merata dan berkelanjutan.

Koperasi memberikan kontribusi signifikan dalam ekonomi global melalui beberapa data kuantitatif berikut ini, beserta sumber rujukannya:

a. Pendapatan dari 300 Koperasi Top Dunia:

Pendapatan dari 300 koperasi teratas di dunia dapat mencapai USD 2,1 triliun, yang setara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-6 di dunia. Hal ini menunjukkan peran koperasi dalam skala global yang sangat besar.

b. Pekerjaan:

Koperasi mempekerjakan 280 juta orang di seluruh dunia, atau 10% dari angkatan kerja global. Ini menunjukkan peran koperasi dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran di banyak negara.

c. Anggota Koperasi:

Terdapat 3 juta badan usaha koperasi di dunia dengan anggota individu sebanyak 1,2 miliar orang. Ini menunjukkan seberapa luas jangkauan dan pengaruh koperasi terhadap individu di seluruh dunia.

d. Kontribusi terhadap PDB:

Di Finlandia, 84% dari 5,4 juta penduduknya adalah anggota koperasi dan mampu menyumbang 10% dari PDB negara. Ini menunjukkan bagaimana koperasi dapat berkontribusi secara signifikan terhadap ekonomi suatu negara.

e. Pengembangan Ekonomi Lokal:

Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia, koperasi berperan besar terhadap keberlangsungan usaha menengah kecil dan mikro (UMKM), dengan jumlah UMKM di Bangka Belitung sebanyak 180.509 pada tahun 2018. Ini menunjukkan peran koperasi dalam mendukung UMKM dan pengembangan ekonomi lokal,

Data-data ini menunjukkan bahwa koperasi tidak hanya berperan dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran tetapi juga berkontribusi secara signifikan terhadap PDB di beberapa negara, serta mendukung pengembangan ekonomi lokal melalui dukungan terhadap UMKM.

3. Pengukuran Kontribusi Koperasi

Selanjutnya Prof.Bagyo yang juga Wakil Rektor Bidang Riset, Advokasi, dan Promosi IKOPIN University mengatakan bahwa untuk mengukur kontribusi koperasi dalam perekonomian nasional Indonesia, beberapa metode dan indikator dapat digunakan:

a. Pengukuran Berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB)

Kontribusi koperasi terhadap PDB nasional dapat diukur dengan melihat persentase kontribusi mereka terhadap total PDB. Data dari Kementerian Republik Indonesia menunjukkan bahwa rasio kontribusi koperasi terhadap PDB nasional adalah sebesar 5,54%,

b. Pengukuran Berdasarkan Aset dan Surplus Hasil Usaha (SHU):

Aset dan SHU koperasi juga menjadi indikator penting dalam mengukur kontribusi ekonomi. Pada akhir tahun 2019, nilai aset koperasi di Indonesia mencapai Rp 152,11 triliun dan SHU yang tercatat sebesar Rp 6,26 triliun

c. Pengukuran Berdasarkan Jumlah Anggota dan Pertumbuhan Anggota:

Jumlah anggota koperasi dan pertumbuhannya juga menjadi indikator penting. Meskipun jumlah koperasi menurun, terjadi peningkatan jumlah anggota sebesar 23%, yang menunjukkan peningkatan partisipasi dalam koperasi,

d. Pengukuran Berdasarkan Volume Usaha:

Volume usaha koperasi yang meningkat sebesar 13% juga menjadi indikator penting dalam mengukur kontribusi mereka terhadap ekonomi

e. Pengukuran Berdasarkan Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA):

Rasio ini mengukur efisiensi layanan koperasi dibandingkan dengan layanan dari perusahaan lain, misalnya perbedaan harga barang yang dijual oleh koperasi dibandingkan dengan harga pasar.

Prof.Dr.Ahmad Subagyo,SE.,MM., CRBD.,CDMP.,CSA.,CRP. (Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed angkatan 1991 serta ahli Keuangan Mikro dan Perkoperasian)

Dengan menggunakan kombinasi dari indikator-indikator ini, dapat diperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai kontribusi koperasi terhadap perekonomian nasional Indonesia.

4. Kriteria Khusus Koperasi

Prof.Bagyo sebagai Ketua Umum Asosiasi Dosen Ekonomi Koperasi dan Keuangan Mikro Indonesia menjelaskan bahwa untuk masuk ke dalam daftar Global Cooperative 300, koperasi harus memenuhi beberapa kriteria khusus yang berkaitan dengan ukuran dan performa ekonomi mereka. Berikut adalah kriteria-kriteria yang harus dipenuhi:

a. Ukuran dan Omzet:

Koperasi harus memiliki omzet yang signifikan. Misalnya, setiap koperasi dalam 300 terbesar memiliki omzet tahunan minimal USD 100 juta,

b. Pengumpulan Data:

Data yang akurat dan terkini harus tersedia dan dapat diverifikasi. Ini termasuk laporan tahunan dan laporan keberlanjutan yang diterbitkan oleh koperasi tersebut. Data ini digunakan untuk menilai dan membandingkan koperasi di seluruh dunia,

c. Kepatuhan terhadap Prinsip Koperasi:

Koperasi harus beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip yang didefinisikan oleh International Cooperative Alliance (ICA), yang mencakup keanggotaan sukarela dan terbuka, kontrol demokratis oleh anggota, partisipasi ekonomi anggota, otonomi dan kemandirian, pendidikan, pelatihan dan informasi, kerjasama antar koperasi, dan kepedulian terhadap komunitas,

d. Pengaruh Ekonomi dan Sosial:

Koperasi harus memiliki pengaruh yang signifikan baik secara ekonomi maupun sosial, yang diukur melalui berbagai indikator seperti penciptaan lapangan kerja, kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, dan dampak pada komunitas lokal,

e. Keterlibatan dalam Kegiatan Penelitian dan Pengembangan:

Koperasi yang masuk dalam daftar ini seringkali terlibat dalam kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional mereka,

Kriteria ini membantu dalam menilai dan mengakui koperasi yang tidak hanya besar dalam ukuran tetapi juga efektif dalam operasi dan berdampak positif terhadap anggotanya dan masyarakat luas.

5. Peran Koperasi

Prof.Bagyo juga sebagai Ketua Umum Indonesia Microfinance Expert Association (IMFEA) mengatakan bahwa koperasi memiliki peran yang signifikan dalam pembangunan ekonomi di dunia dengan kontribusi yang beragam, termasuk:

a. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat:

Koperasi memungkinkan individu untuk bergabung dan berkolaborasi dalam usaha bersama untuk memperoleh manfaat ekonomi. Ini membantu masyarakat yang kurang beruntung atau kurang mampu secara finansial untuk memperoleh akses ke sumber daya, pasar, dan peluang ekonomi yang sama dengan yang dimiliki oleh individu atau perusahaan besar.

b. Peningkatan Akses ke Pasar:

Koperasi memungkinkan para anggotanya untuk bersatu dan memanfaatkan kekuatan kolektif mereka untuk mengakses pasar yang mungkin sulit dijangkau secara individu. Dengan membeli secara massal atau menjual bersama, koperasi dapat memperoleh harga yang lebih baik untuk barang dan jasa, serta mendapatkan akses ke pasar yang lebih luas.

c. Peningkatan Pendapatan dan Penghasilan:

Koperasi sering kali memberikan peluang bagi anggotanya untuk meningkatkan pendapatan dan penghasilan mereka melalui berbagai cara, termasuk penjualan produk atau jasa, penyediaan layanan keuangan seperti pinjaman dengan suku bunga rendah, atau melalui program pembagian keuntungan.

d. Peningkatan Keterlibatan dan Kepemilikan:

Koperasi memberikan anggotanya kesempatan untuk terlibat secara langsung dalam pengambilan keputusan dan kepemilikan atas usaha bersama. Ini membantu memperkuat rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap keberhasilan koperasi, serta mendorong partisipasi aktif dalam proses pengelolaan dan pengembangan.

e. Pengembangan Lokal dan Keberlanjutan:

Koperasi sering menjadi motor penggerak ekonomi di tingkat lokal, membantu memperkuat komunitas dan meningkatkan keberlanjutan ekonomi. Mereka juga dapat mempromosikan praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, seperti pembangunan berbasis komunitas dan penggunaan sumber daya lokal.

f. Pemberdayaan Wanita dan Kelompok Rentan Lainnya:

Koperasi sering kali memberikan kesempatan bagi wanita dan kelompok rentan lainnya, seperti petani kecil atau pekerja informal, untuk memperoleh akses ke sumber daya dan kesempatan ekonomi yang sama dengan pria atau kelompok yang lebih kuat secara ekonomi.

Koperasi memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di seluruh dunia dengan memberdayakan masyarakat lokal, meningkatkan akses ke pasar dan sumber daya, serta mempromosikan keadilan sosial dan ekonomi.

6. Praktek Koperasi Dunia Yang Berhasil

Prof.Bagyo (ahli Keuangan Mikro dan Perkoperasian) menjelaskan bahwa terdapat banyak praktek koperasi yang berhasil di dunia, ada 25 negara di antaranya adalah:

a..Mondragon Corporation (Spanyol)

b. Desjardins Group (Kanada)

c. Grameen Bank (Bangladesh)

d. Co-operative Group (Britania Raya)

e. SOK Corporation (Finlandia)

f. ZEN-NOH (Jepang)

g. La Coop fédérée (Kanada)

h. Fonterra (Selandia Baru)

i. Agricultural Cooperative Development International and Volunteers in Overseas Cooperative Assistance (ACDI/VOCA)

j. Land O'Lakes (Amerika Serikat)

j. AMUL (India)

k. Kerala State Cooperative Agricultural and Rural Development Bank (India)

l..The Co-operative Bank (Britania Raya)

m. Consumer Cooperative Society "Magnit" (Rusia)

n. National Cooperative Bank (Amerika Serikat)

o. Organic Valley (Amerika Serikat)

p. Everence (Amerika Serikat)

q. Caisse d'Epargne (Prancis)

r. Confederation of Danish Co-operatives (Denmark)

s.Migros (Swiss)

t. Rabobank (Belanda)

u. The Co-operative Insurance (Britania Raya),

v. United Services Automobile Association (USAA) (Amerika Serikat),

w. E. Leclerc (Prancis),

x. Raiffeisen Bank International AG (Austria)

7. Sektor Terbesar Koperasi Dunia

Prof.Bagyo (Konsultan di ILO/International Labour Organization) mengatakan bahwa berdasarkan data dari World Cooperative Monitor, sektor-sektor terbesar dalam koperasi dunia yang tercatat dalam daftar Top 300 adalah:

a. Sektor Asuransi:

Sektor ini mencakup jumlah terbesar koperasi dalam daftar Top 300, dengan 101 koperasi yang terlibat dalam industri asuransi pada tahun 2022,

b. Sektor Pertanian:

Sektor pertanian juga memiliki representasi yang signifikan dengan 100 koperasi yang terdaftar dalam daftar Top 300 pada tahun yang sama,

c. Sektor Perdagangan Grosir dan Eceran: Sektor ini diwakili oleh 59 koperasi dalam daftar Top 300, menjadikannya sektor ekonomi ketiga terbesar dalam daftar tersebut.

Data ini menunjukkan bahwa asuransi dan pertanian adalah dua sektor dominan dalam koperasi global, diikuti oleh perdagangan grosir dan eceran.

8. Koperasi Besar Dunia

Berikut ini Prof.Bagyo (Komisaris Independen di PT.Akulaku Finance Indonesia, PT. Asuransi Takaful Umum dan PT. Inovasi Kredit Indonesia) menjelaskan tentang adanya koperasi-koperasi terbesar di berbagai negara :

a. Cooperatives Mondragon, Spanyol:

Cooperatives Mondragon adalah contoh yang sering dikutip sebagai salah satu koperasi yang paling sukses di dunia. Berbasis di Spanyol, Mondragon adalah kumpulan dari berbagai koperasi yang beroperasi di berbagai sektor ekonomi, termasuk manufaktur, ritel, pendidikan, dan layanan keuangan. Mondragon memiliki model unik di mana para anggota memiliki suara dalam pengambilan keputusan dan kepemilikan perusahaan. Hal ini telah menghasilkan pertumbuhan yang kuat dan stabilitas ekonomi, serta memungkinkan bagi para anggotanya untuk berbagi keuntungan dan merasakan manfaat dari keberhasilan bersama.

b. Cooperative Group, Britania Raya:

Cooperative Group, atau biasa disebut Co-op, adalah salah satu koperasi konsumen terbesar di Britania Raya. Mereka beroperasi di berbagai sektor, termasuk ritel, asuransi, properti, dan energi. Co-op terkenal karena komitmen mereka terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan dan etis, serta dukungannya terhadap masyarakat lokal melalui program-program amal dan kemitraan sosial. Co-op telah memainkan peran penting dalam mendorong kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan di Britania Raya.

c. Grameen Bank, Bangladesh:

Grameen Bank adalah contoh sukses dari model koperasi mikrofinansial. Didirikan oleh Muhammad Yunus, penerima Nobel Perdamaian, Grameen Bank memberikan pinjaman kecil kepada individu yang kurang mampu, terutama wanita di pedesaan Bangladesh. Melalui model ini, Grameen Bank telah membantu miliaran orang keluar dari kemiskinan dengan memberikan akses ke modal untuk memulai usaha kecil.

Grameen Bank masuk dalam 25 besar koperasi dunia karena sejumlah alasan yang mencerminkan keberhasilannya dalam menerapkan prinsip-prinsip koperasi dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat di Bangladesh dan di seluruh dunia. Berikut beberapa alasan utamanya:

1) Inovasi dalam Mikrofinansial:

Grameen Bank dikenal karena inovasinya dalam menyediakan layanan mikrofinansial kepada kelompok yang tidak memiliki akses ke lembaga keuangan formal. Pendekatan ini memberikan kesempatan kepada jutaan orang miskin, terutama wanita di pedesaan, untuk memperoleh pinjaman kecil dan memulai usaha kecil.

2) Pemberdayaan Wanita:

Grameen Bank secara khusus fokus pada pemberdayaan wanita melalui program-program mikrofinansialnya. Lebih dari 97% dari para peminjam Grameen Bank adalah wanita. Program-program ini telah membantu memperkuat peran wanita dalam ekonomi rumah tangga, meningkatkan pendapatan keluarga, dan mengurangi tingkat kemiskinan.

3) Pendekatan Koperatif:

Grameen Bank menerapkan pendekatan koperatif dalam operasinya, dan memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan. Hal ini menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab di antara para anggota, serta memastikan bahwa kepentingan mereka dipertimbangkan dalam keputusan strategis bank.

4) Dampak Sosial yang Luas:

Grameen Bank telah memiliki dampak sosial yang luas, tidak hanya dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi, tetapi juga dalam meningkatkan akses pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur di komunitas-komunitas tempat mereka beroperasi.

5) Pengakuan Internasional: 

Keberhasilan Grameen Bank telah diakui secara luas oleh komunitas internasional, termasuk dengan penghargaan Nobel Perdamaian yang diterima oleh pendirinya, Muhammad Yunus, pada tahun 2006. Penghargaan ini mencerminkan pengakuan atas kontribusi Grameen Bank dalam memerangi kemiskinan dan mempromosikan perdamaian melalui pembangunan ekonomi yang inklusif.

Secara keseluruhan, keberhasilan Grameen Bank dalam menerapkan model koperatif untuk memberdayakan masyarakat miskin melalui layanan mikrofinansial telah membuatnya menjadi salah satu koperasi yang paling terkenal dan dihormati di dunia.

d. SOK Market, Finlandia:

SOK adalah koperasi konsumen terbesar di Finlandia. Mereka mengoperasikan jaringan toko swalayan dan supermarket yang dikenal karena kualitas, harga yang terjangkau, dan komitmen pada produk lokal dan organik. SOK memiliki struktur kepemilikan demokratis di mana para anggota memiliki suara dalam pengambilan keputusan dan dapat berpartisipasi dalam keuntungan yang diperoleh.

e. Desjardins Group, Kanada:

Desjardins adalah koperasi keuangan terbesar di Kanada, dengan jaringan bank, lembaga kredit, dan layanan keuangan lainnya. Mereka dikenal karena fokusnya pada keberlanjutan ekonomi, inklusi keuangan, dan pemberdayaan komunitas lokal. Desjardins menawarkan berbagai produk dan layanan keuangan kepada anggotanya, serta memberikan dukungan kepada inisiatif sosial dan lingkungan.

f. ZEN-NOH, Jepang:

ZEN-NOH adalah koperasi petani terbesar di Jepang, fokus pada penyediaan layanan yang mendukung pertanian dan peternakan. Mereka memberikan dukungan kepada anggotanya dalam hal pembelian peralatan, distribusi produk, dan pemasaran. ZEN-NOH juga terlibat dalam riset pertanian dan kegiatan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Praktek-praktek koperasi ini menunjukkan beragam cara di mana model koperatif dapat berhasil dalam berbagai konteks dan sektor ekonomi, dengan fokus pada partisipasi anggota, pemberdayaan ekonomi, dan pembangunan komunitas.

9. Indikator ICA

International Cooperative Alliance (ICA) adalah organisasi yang menjalankan peran penting dalam mengembangkan dan mempromosikan prinsip-prinsip koperasi di seluruh dunia. Prof.Bagyo (2011 - 2020 Konsultan di Bank Dunia) mengungkapkan bahwa ICA menggunakan berbagai indikator untuk menilai keberhasilan lembaga-lembaga yang melaksanakan prinsip-prinsip koperasi dengan harapan dapat mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan koperasi :

a. Indikator Keanggotaan

Pertama-tama, ICA menggunakan indikator keanggotaan untuk menilai keberhasilan sebuah lembaga koperasi. Semakin banyak anggota yang bergabung dengan koperasi, semakin kuat dan berkelanjutan adalah lembaga tersebut. ICA melihat pertumbuhan anggota sebagai indikator potensial keberhasilan koperasi dalam menarik dan mempertahankan anggotanya.

b. Indikator Partisipasi

ICA juga menggunakan indikator partisipasi anggota untuk melihat sejauh mana anggota koperasi terlibat dalam pengambilan keputusan dan kegiatan koperasi. Semakin aktif dan terlibatnya anggota dalam koperasi, semakin sukses lembaga tersebut dalam menerapkan prinsip koperasi yang demokratis.

c. Indikator Kesehatan Finansial

Indikator lain yang digunakan oleh ICA adalah kesehatan finansial. Lembaga yang menjalankan prinsip-prinsip koperasi harus memiliki sistem keuangan yang sehat dan berkelanjutan. ICA menganalisis laporan keuangan lembaga koperasi untuk memastikan bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan operasional dan memperoleh profitabilitas yang memadai.

d. Indikator Dampak Sosial

Selain itu, ICA juga melihat dampak sosial yang dihasilkan oleh lembaga koperasi. Indikator ini mencakup adanya peningkatan kesejahteraan anggota, partisipasi dalam komunitas, dan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. ICA percaya bahwa keberhasilan sebuah lembaga koperasi tidak hanya ditentukan oleh aspek finansial, tetapi juga oleh kontribusinya dalam memperbaiki kualitas hidup anggotanya dan masyarakat sekitarnya.

Dengan menggunakan berbagai indikator ini, ICA dapat secara komprehensif menilai keberhasilan lembaga-lembaga koperasi dalam menjalankan prinsip-prinsip koperasi. Melalui evaluasi yang sistematis, ICA dapat memberikan rekomendasi dan bimbingan kepada lembaga koperasi untuk meningkatkan kinerjanya dan mencapai keberhasilan yang berkelanjutan.

Oleh karena itu, bagi lembaga koperasi, penting bagi mereka untuk berkomitmen untuk memenuhi berbagai indikator tersebut. Dengan melakukan evaluasi internal berdasarkan indikator yang digunakan oleh ICA, lembaga koperasi dapat menyadari kekuatan dan kelemahan mereka, serta merumuskan strategi untuk meningkatkan performa koperasi mereka. Dalam meningkatkan keberhasilan koperasi, lembaga koperasi juga berkontribusi dalam membangun perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan secara global.

e. Indikator Keberhasilan Lembaga

International Cooperative Alliance (ICA) menggunakan berbagai indikator untuk menilai keberhasilan lembaga yang menjalankan prinsip-prinsip koperasi. Beberapa indikator yang umum digunakan termasuk:

1) Partisipasi Anggota:

Tingkat partisipasi anggota dalam kegiatan koperasi, pemilihan pengurus, dan pengambilan keputusan.

2) Kesehatan Keuangan:

Evaluasi likuiditas, profitabilitas, dan stabilitas keuangan koperasi.

3) Pemberdayaan Ekonomi Anggota:

Peningkatan pendapatan, akses ke layanan keuangan, dan kesejahteraan anggota koperasi.

4) Pengaruh Sosial:

Kontribusi koperasi terhadap pembangunan komunitas, peningkatan kualitas hidup anggota, dan dukungan terhadap inisiatif sosial.

5) Kualitas Layanan dan Produk:

Tingkat kepuasan anggota terhadap layanan dan produk yang disediakan oleh koperasi.

6) Pertumbuhan dan Skala:

Pertumbuhan koperasi dalam hal jumlah anggota, aset, omset, dan dampak ekonomi.

Prof.Bagyo (Dosen Berprestasi Kopertis Wilayah IV Jabar-Banten 2011) menambahkan bahwa dalam era globalisasi ini, peran koperasi dalam pembangunan ekonomi dunia sangatlah penting. Koperasi memiliki potensi besar untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan mengedepankan nilai-nilai kerjasama, keadilan, dan tanggung jawab sosial, koperasi mampu mendorong perkembangan ekonomi yang berpusat pada kesejahteraan masyarakat. Koperasi dapat menjadi jawaban atas ketimpangan ekonomi yang masih terjadi di banyak negara. Dengan berlandaskan prinsip kepemilikan dan kontrol yang dimiliki secara bersama, koperasi menghilangkan kesenjangan antara pemilik modal dan pekerja. Hal ini membantu dalam memperluas akses ekonomi dan memberdayakan para anggota koperasi untuk berperan serta aktif dalam kegiatan ekonomi. Selain itu, koperasi juga berperan sebagai agen pembangunan lokal. Dalam bentuk koperasi konsumen, anggota dapat memperoleh barang dengan harga yang lebih terjangkau. Sedangkan, dalam koperasi produsen, anggota dapat mengakses sumber daya dan teknologi yang mungkin sulit diperoleh secara mandiri. Dengan demikian, koperasi dapat memberikan keuntungan ekonomi yang berkelanjutan bagi anggotanya, mendorong pertumbuhan komunitas, dan mengurangi ketergantungan terhadap sektor ekonomi yang sentralistik. Peran koperasi dalam pembangunan ekonomi dunia tidak hanya terbatas pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek sosial dan lingkungan. Koperasi membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memberikan pelatihan, pendidikan, serta akses ke pekerjaan dan modal usaha. Selain itu, koperasi seringkali menerapkan praktik perencanaan berkelanjutan, penggunaan energi terbarukan, dan pertanian organik. Dalam hal ini, koperasi berperan sebagai agen perubahan menuju pembangunan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Terakhir, untuk dapat melaksanakan peran mereka secara optimal, koperasi memerlukan dukungan pemerintah dan masyarakat luas. Melalui kebijakan yang mendukung, pembiayaan yang memadai, dan promosi yang efektif, koperasi akan semakin terbuka dan berkembang. Selain itu, kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam membentuk serta mempromosikan koperasi juga sangat penting. Dengan demikian, koperasi dapat berkontribusi yang lebih besar dalam pembangunan ekonomi dunia yang berkelanjutan dan inklusif. Oleh karena adanya semua potensi dan manfaat yang dimiliki, koperasi dapat menjadi kekuatan penggerak pembangunan ekonomi dunia yang lebih baik. Mari kita dukung koperasi dan terus mendorong perkembangan serta pemberdayaan koperasi untuk melangkah maju ke masa depan yang lebih cerah dan adil.


Penulis     : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Foto           : Ir. Alief Einstein, M.Hum

Posting Komentar

0 Komentar