Mengenang Almarhum Dr. Ir. Riwantoro, MM Teladan Dalam Berkarya Di Pemerintahan


Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun.Telah berpulang ke Rahmatullah Bapak Dr. Ir. Riwantoro, MM, pada hari Minggu, 27 April 2025 di Bojong Gede, Bogor. Semoga almarhum husnul khotimah, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan keikhlasan serta kesabaran. Aamiin.

Kabar duka ini cepat tersebar di berbagai grup WhatsApp alumni dan komunitas peternakan, termasuk Kafapet Unsoed, tempat kami para alumni Fapet Unsoed saling berbagi kabar. Saat mendengar berita duka tersebut, kebetulan saya sedang mengikuti rapat via Zoom Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI)  yang membahas penganugerahan Indolivestock Award - sebuah kegiatan yang juga melibatkan almarhum sebagai penasihat. Kami pun sejenak menghentikan rapat dan bersama-sama memanjatkan doa untuknya.


Sebagai sesama alumni Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, saya merasa bangga atas jejak karir almarhum. Berdasarkan catatan saya, Riwantoro adalah alumni Fapet Unsoed angkatan 1980 yang mengabdi di Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) tak lama sejak ia meraih gelar sarjana. Dalam perjalanan karirnya ia dikenal sebagai sosok yang aktif, gesit, dan memiliki dedikasi tinggi dalam menangani berbagai persoalan peternakan di tanah air.

Di tengah kesibukannya sebagai aparatur negara, Riwantoro tetap melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi hingga meraih gelar Magister Manajemen (MM) dan kemudian Doktor di IPB University

Karir di Ditjen PKH terbilang cemerlang. Riwantoro pernah menjabat sebagai Direktur Budidaya dan Sekretaris Ditjen PKH, keduanya merupakan  jabatan eselon II yang strategis di bidang peternakan nasional. Ia juga sempat dipercaya sebagai Pelaksana Tugas (PLT) Dirjen PKH ketika terjadi kekosongan jabatan pasca diberhentikannya Prof. Muladno dari posisi Dirjen.

Pada saat menjabat sebagai Plt Dirjen PKH itulah Kafapet Unsoed Jabodetabek yang dipimpin Roni Fadilah sempat menyelenggarakan Sarasehan Peternakan Nasional dimana Riwantoro sebagai salah satu narasumber, bersama prof Mulyoto dan beberapa alumni lainnya. Hasil sarasehan berupa Naskah Rekomendasi Sarasehan Peternakan Nasional diserahkan oleh Prof Mulyoto Pangestu (angkatan 1982) bersama pengurus Kafapet Jabodetabek, kepada Plt Dirjen PKH Riwantoro (didampingi Widnyo Sadwoko, alumni  Fapet Unsoed 81) mewakili pemerintah. Peristiwa tahun 2016 di Gedung Kementan ini merupakan momen bersejarah bagi Kafapet Unsoed yang ikut berkontribusi menyumbangkan pemikiran kepada Ditjen PKH untuk memecahkan masalah-masalah peternakan

Setelah tugasnya di Ditjen PKH, Riwantoro melanjutkan pengabdian di Badan Ketahanan Pangan (sekarang berubah menjadi Badan Pangan Nasional). Ia dipercaya sebagai Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan. Di posisi ini ia membuat gebrakan mendirikan Toko Tani Indonesia (TTI) yang berkembang sangat pesat, dalam waktu 2 tahun jumlahnya lebih dari 1000 toko di berbagai daerah.  Toko Tani Indonesia merupakan konsep baru memangkas jalur distribusi pangan sehingga konsumen dapat memperoleh harga yang wajar dan petani sebagai produsen tetap mendapatkan untung. 

Setelah 2 tahun menduduki posisi Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, tahun 2018 Riwantoro diangkat menjadi Sekretaris Badan Ketahanan Pangan (BKP), masih dalam jabatan eselon II. Di Lembaga ini pula Riwantoro menjadi orang pertama di Indonesia yang mendapat sertifikat sebagai Analis Ketahanan Pangan Ahli Utama.

Namun, publik peternakan mungkin paling mengenangnya sebagai Sekretaris Ditjen PKH, jabatan yang diembannya cukup lama, tahun 2011-2016. Di periode itu Dirjen PKH berganti dari Ir. Syukur Iwantoro, Prof Muladno, lalu Dr Drh I Ketut Diarmita, namun Sekretaris Ditjen PKH tetap Riwantoro. Tak heran jika dalam berbagai obrolan santai, ada ungkapan "Dirjen boleh berganti, tapi Sekretaris Ditjen tetap Riwantoro," sebagai penghormatan atas profesionalismenya dalam berkarya.

Di luar jalur birokrasi, Pak Riwantoro juga aktif berkontribusi untuk dunia peternakan melalui berbagai organisasi. Beberapa di antaranya adalah sebagai pengurus PB ISPI (Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia) sejak awal 2000an,  juga aktif di HPDKI (Himpunan Peternak Domba & Kambing Indonesia),  sebagai salah satu pendiri Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI), dan berperan sebagai Dewan Juri dalam Indolivestock Award, ajang penghargaan bergengsi di pameran peternakan internasional, Indo Livestock Expo & Forum.


Kepergiannya tentu meninggalkan duka mendalam bagi dunia peternakan Indonesia. Kami kehilangan sosok yang tidak hanya cerdas dan berintegritas, tapi juga rendah hati dan bersahaja.

Riwantoro  lahir di Magelang 6 Desember 1960. Meninggalkan seorang istri-Herawati dan 3 orang anak; Ayu Pratiwi Nurul Fitri, Alya Madani Sekarwangi dan Abdillah Haritz Al- Amin

Selamat jalan, Pak Riwantoro. Terima kasih atas dedikasi dan teladan yang telah Bapak tinggalkan. Semoga amal ibadah Bapak diterima di sisi Allah SWT. Aamiin. 


Penulis : Bambang Suharno

Foto       : Bambang Suharno

Posting Komentar

0 Komentar