Purwokerto, Kafapet-Unsoed.com. Hari Bastille (dalam bahasa Prancis: La Fête Nationale atau le 14 juillet) adalah hari nasional Prancis yang dirayakan setiap tanggal 14 Juli. Perayaan ini memperingati penyerbuan rakyat ke Penjara Bastille pada tanggal 14 Juli 1789, yang menjadi titik awal Revolusi Prancis. Bastille adalah benteng di Paris yang digunakan sebagai penjara bagi tahanan politik sehingga rakyat menyerang untuk membebaskan tahanan dan mengambil senjata serta mesiu untuk melawan pasukan kerajaan, ungkap Dosen Jurusan Hubungan Internasional FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Unsoed Dr. Tundjung Linggarwati, M.Si., saat bincang-bincang dengan Ir.H.Alief Einstein,M.Hum. dari kafapet-unsoed.com
Bagi masyarakat Perancis kala itu, Bastille melambangkan kekuasaan absolut raja dan penindasan serta simbol perlawanan terhadap tirani. Makna Bastille Day bagi Prancis sangat mendalam, karena hari ini bukan sekadar perayaan sejarah, tetapi mencerminkan identitas nasional, nilai-nilai Republik, dan perjuangan rakyat untuk kebebasan dan keadilan. Momentum ini juga menandai lahirnya semangat awal Prinsip Demokrasi kebebasan (liberté), kesetaraan (égalité), dan persaudaraan (fraternité) yang menjadi dasar konstitusi dan sistem pemerintahan Perancis modern serta pergeseran kekuasaan dari kerajaan ke kekuasaan rakyat; ujar Tundjung yang juga Anggota Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia.
Pada peringatan Bastille Day tahun 2025 ini, Presiden RI Prabowo Subianto berkesempatan menghadiri peringatan tersebut disela kunjungannya ke Belgia dan negara Eropa lainnya. Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Paris untuk menghadiri Bastille Day 14 Juli 2025 sebagai tamu kehormatan memiliki berbagai makna strategis, simbolis, dan diplomatik dimana beliau duduk berdampingan dengan Presiden Macron yang menunjukkan pengakuan formal atas status Indonesia sebagai mitra strategis Perancis. Hal ini biasanya hanya dilakukan pada negara-negara yang dinilai memiliki hubungan bilateral yang kuat seperti pernah dilakukan pada Nelson Mandela (1996), Lula da Silva (2005), Trump(2017) dan Modi, jelas Tundjung (Dosen ahli Studi Intermestik dari FISIP Unsoed).
Tundjung mengatakan bahwa kunjungan Presiden Prabowo bersama dengan kehadiran kontingen TNI- Polri, “Patriot Indonesia II” sebanyak sekitar 500 personel yang berjalan di barisan pembuka parade, menandai soliditas kemitraan militer antara Indonesia dan Prancis.
Dalam konteks diplomasi, momentum ini memperkuat prinsip politik luar negeri bebas-aktif Indonesia. Melalui parade militer dan kehadiran resmi, Indonesia juga menunjukkan keberpihakan strategis ke Eropa, bukan hanya ke AS dan China. Sementara itu dengan finalisasi CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) antara Indonesia dan Uni Eropa, Moment Bastille Day menandai perluasan akses pasar, stabilitas jalur perdagangan, dan penguatan industri nasional. Di tengah gejolak global dan proteksionisme (misalnya tarif tinggi AS), kehadiran ini menjadi penegasan bahwa Indonesia memainkan peran penting di regional Indo Pasifik, dengan dukungan militer dan ekonomi dari mitra penting seperti Prancis, ungkap Tundjung.
Tundjung menambahkan bahwa Bastille Day 2025 menjadi simbol pengakuan atas Indonesia sebagai negara berdaulat yang dianggap sebagai mitra strategis bagi Perancis Ke depannya hubungan baik ini diharapkan mampu memingkatkan kemitraan pertahanan dan teknologi serta perluasan jangkauan ekonomi dan diplomatik.
Penulis : Ir. Alief Einstein, M.Hum
Foto : Ir. Alief Einstein, M.Hum
0 Komentar
Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer