![]() |
| Dr.rer.nat. AB Susanto, MSc |
Semarang, Kafapet-Unsoed.com. Telah meninggal dunia alumni Fakultas Biologi Unsoed angkatan 1983 Dr.rer.nat. AB Susanto, MSc. pada pukul 05.28 hari Jum'at 21 November 2025 di RS Kariadi, Semarang. Almarhum adalah Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip, Semarang. Abe merupakan sosok yang baik serta menuntun banyak anak Indonesia untuk menempuh studi lanjut di luar negeri dan msmpromosikan anak Indonesia meraih prestasi. Teks pengumuman berita duka tersebut yang dikirim melalui WAG memudahkan tersebar dengan cepat.
Almarhum Abe pernah menjabat Koordinator Beasiswa Unggulan Kemendikbud. Berikut hasil bincang - bincang Ir.H.Alief Einstein,M.Hum. dari kafapet-unsoed.com dengan 2 (dua) alumni Unsoed yakni Hasyim Asy'ari, SH.,MSi.,Ph.D. dan Dr.Ir. Zainal Abidin, MM. tentang kesaksian mereka terhadap Dr.rer.nat. AB Susanto, MSc.
● Pertama, kesaksian alumni Fakultas Hukum Unsoed Purwokerto angkatan 1991 Hasyim Asy'ari,SH., MSi.,Ph.D. :
Hasyim Menjadi Begini Karena Abe: Sebuah Kesaksian Hasyim pernah menempuh studi doktoral di University of Malaya (UM), Kuala Lumpur (KL) Malaysia hingga lulus 2012. Awalnya Hasyim mendaftar pada Desember 2004 dan dinyatakan diterima pada Oktober 2005 dan Hasyim registrasi pada 14 Agustus 2006, sebuah tanggal bersejarah bertepatan dengan Hari Pramuka. Sejak itu Hasyim terdaftar sebagai _foreigner student_ pada Departmen of Anthropology and Sociology, Faculty of Arts and Social Sciences, University of Malaya. Hasyim lulus Ph.D. (Doctor of Philosophy) dalam bidang Sociology of Politics dengan menulis disertasi "Toward Democratic Consolidation: Study on Constitution Amandment and 2004 Election in Indonesia" lulus pada tanggal 1 Agustus 2012.
Kegembiraan diterima sebagai mahasiswa program doktoral di luar negeri, tidak lempang begitu saja, karena segera dihadapkan kepada masalah pembiayaan. Status Hasyim sebagai dosen PNS Fakultas Hukum (FH), Universitas Diponegoro (Undip) Semarang sejak 1998 tidak menjadikan mudah untuk meraih beasiswa. Ini karena pada tahun yang sama diterima kuliah di UM KL, Hasyim sedang bertugas sebagai Anggota KPU Provinsi Jawa Tengah (2003 - 2008), yang mengharuskan Hasyim dibebaskan dari status PNS organik dan jabatan fungsional dosen. Dalam situasi sedang tidak aktif di kampus menjadikan problem tersendiri untuk berburu beasiswa.
![]() |
| Hasyim Asy'ari, S.H., M.Si., Ph.D. Alumni Fakulras Hukum Unsoed angkatan 1991 (Ketua KPU Pusat pada Pemilu 2024) |
Pada titik ini lah awal mula perjumpaan Hasyim dengan Abe. Para pihak semacam A.B. Susanto, Muqowam, dan Djarum Foundation Bakti Pendidikan hadir membantu Hasyim memberikan dukungan beasiswa untuk studi doktoral. Mereka bertiga patut dan wajib Hasyim sebut, karena merekalah yang pada bagian awal menghantarkan Hasyim memasuki gerbang studi doktoral.
Muqowam adalah Ketua Ikatan Alumni Undip (IKA-Undip) dan juga Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA-PMII). Djarum Foundation Bakti Pendidikan adalah lembaga yang pernah mendukung beasiswa bagi Hasyim selama 2 periode (1993 - 1994 dan 1994 - 1995) pada saat Hasyim menempuh studi sarjana pada FH Unsoed, Purwokerto (1991 - 1995). A.B. Susanto (akrab disapa Abe) adalah alumni Fakultas Biologi Unsoed, dosen pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Undip, menempuh studi Doctor of Philosophy (Ph.D.) dari Bremen University, Jerman, dan pernah bertugas pada Biro Kerja Sama Luar Negeri (BKLN) Kemendikbud. Ketiga pihak itu lah Hasyim punya ikatan moral karena telah berjasa menghantarkan Hasyim menjadi begini.
Hasyim lupa siapa yang memberi nama dan kontak Abe kepada Hasyim waktu itu. Dikabarkan kepada Hasyim bahwa ada alumni Biologi Unsoed jadi dosen di Undip dan bertugas di BKLN Kemendikbud, yang barangkali dapat membantu mencarikan dukungan beasiswa studi di luar negeri. Ada nuansa kedekatan psikologis sebagai sesama alumni Unsoed dan sama-sama bekerja sebagai dosen di Undip.
Hasyim dan istri (Dr. Siti Mutmainah, S.E., Akt. M.Si.) adalah sama-sama alumni Unsoed, Hasyim kuliah di FH Unsoed (1991 - 1995), dan istri Hasyim kuliah di FE Unsoed (1992 - 1996), dan sama-sama santri Pondok Pesantren al-Hidayah, Karangsuci, Purwokerto, selama menempuh studi di Unsoed. Pada tahun 1995 Hasyim terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi Unsoed 1995 dan istri Hasyim juga terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi Unsoed 1996. Kini istri Hasyim ditugasi menjadi Ketua Program Studi Doktor FE Undip (2025 - 2026). Ikatan psikologis itulah yang menjadikan Hasyim terhubung dengan Abe.
Awal Hasyim kontak Abe melalui saluran SMS (belum ada WA waktu itu) untuk temu janji di Kantor BKLN Kemendikbud, karena Abe waktu itu banyak berkantor di sana ketimbang di Kampus Undip. Abe menawarkan skema Beasiswa Unggulan untuk riset disertasi selama 2 tahun (4 semester) pada tahun 2006 - 2008. Karena dukungan Beasiswa Unggulan yang didukung Abe itu, Hasyim dapat bernafas lega untuk menapaki studi doktoral program by research di UM KL. Tentu saja masih ada Muqowam dan Djarum Foundation Bakti Pendidikan yang memungkinkan Hasyim terbang bolak-balik ke KL pada awal 2 tahun masa studi. Selanjutnya sejak 2008 - 2011 Hasyim memperoleh beasiswa melalui Program Doktor Luar Negeri yang difasilitasi oleh Dirjen Dikti Kemendikbud untuk melanjutka studi doktoral hingga lulus.
Kesempatan terakhir Hasyim mendapatkan dukungan Abe lagi-lagi melalui BKLN Kemendikbud (Hasyim lupa apa masih Kemendikbud atau sudah Kemenristekdikti, karena kementerian yang mengurusi pendidikan tinggi beberapa kali mengalami perubahan nomenklatur) yaitu pada tahun 2016. Pada waktu itu makalah Hasyim yang berjudul "Constitusional Change and Re-designing The State: Toward Strengthening The Presidential System in Indonesia" diterima untuk dipresentasikan dalam "20Th Asian Studies Conference Japan" untuk Sessi Kajian "Constitutionalism in Asia" yang diselenggarakan pada International Christian University of Tokyo, Jepang, pada 2 - 3 Juli 2016. Saat itu Hasyim bersyukur dan merasa beruntung dapat hadir dan menjadi pembicara dalam konferensi internasional, di tengah sulitnya mencari dukungan biaya dari Fakultas dan Universitas di mana Hasyim bekerja.
Sejak saat berelasi dengan Abe itu Hasyim menyadari bahwa aktifitas utama Abe selain mengajar dan meneliti di Kampus Undip, adalah membangun jejaring (networking) dan mempromosikan orang - orang muda untuk menempuh studi lanjut tingkat master dan doktoral di luar negeri, dan mempromosikan orang - orang muda untuk meraih prestasi di kancah internasional. Aktifitas Abe masih dibagikan dengan riang - gembira di grup WA Keluarga Alumni Unsoed. Betapa sebuah kerja sosial yang sangat mulia bagi perkembangan anak - anak muda terutama di bidang pendidikan. Entah sudah berapa banyak anak - anak muda (termasuk Hasyim tentu saja) yang telah diperjuangkan dan difasilitasi Abe untuk meraih cita - cita di jalur pendidikan.
Bagi Hasyim, Abe adalah guru, senior, dan kakak asuh yang telah membukakan jalan bagi pengembangan diri dalam menempuh jenjang pendidikan tertinggi jenjang doktoral. Abe sudah jadi kakak yang dapat "disambati" ketika sang adek memerlukan pertolongan untuk kuliahnya.
Pada sekitar tanggal 22 Oktober 2025 Hasyim mendengar kabar Abe terbaring sakit dan dirawat di RSUD KRMT Wongsonegoro, Ketileng, Kota Semarang (Paviliun Gatotkaca Lantai 4 Kamar 400). Hasyim dan istri menyegerakan bezook Abe. Waktu itu kondisi Abe mulai stabil, masih mendengar pembicaraan dan merespon dengan gerakan tangan kanan, dan masih bisa salaman saat Hasyim pamitan pulang.
Kamis 20 November 2025 Hasyim membaca kabar di Grup WA Keluarga Alumni Unsoed, tersiar kabar Abe sudah 1 pekan pindah rawat di Paviliun Garuda RSUP Dokter Kariadi, Semarang.
Jumat pagi 21 November 2025 bakda shubuh, grup WA Keluarga Alumni Unsoed kembali mengkabarkan kondisi Abe. Tepat 1 bulan sejak Abe dirawat di RS, kali ini berita duka berpulangnya Abe ke hadirat Allah Tuhan yang maha kuasa. Innaa lillaHi wa innaa ilaiHi raajiuun, sesungguhnya kita ini milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada Allah kita berpulang kembali.
Bakda shalat Jumat 21 November 2025 Hasyim hadir takziyah ke rumah duka. Hasyim shalatkan jenazah Abe di rumah duka sebagai bentuk penghormatan kepada Abe sebagai tokoh yang berjasa dalam salah satu perjalanan hidup Hasyim.
Tentu kita berduka, merasa kehilangan dan sekaligus merindukan pribadi Abe yang sebagian besar hidupnya diabdikan untuk mendidik dan mengkader anak-anak muda dalam meraih pendidikan tinggi.
Hasyim bersaksi Abe adalah orang baik. Hasyim berdo'a semoga Abe husnul khatimah, semoga dosa - dosanya diampuni Allah, dan segala amalnya selama hidup menjadi amal shaleh.
Hasyim yakin pahala tidak pernah terputus dan mengalir terus bagi almarhum Abe karena amal jariyah memfasilitasi anak - anak menimba ilmu meraih derajat keilmuan tertinggi.
Ini kisah tokoh inspiratif Alumni Unsoed yang memperjuangkan networking bagi adik-adik yuniornya. Selamat berpulang dengan tenang Abe ke hadirat Allah.
Hasyim menjadi begini karena jasa baik Abe. Hasyim ikuti jejak langkah Abe dalam mempromosikan dan membukakan pintu - pintu jejaring networking bagi para Alumni Unsoed, sesuai kemampuan Hasyim tentu saja, ungkap Hasyim yang pernah sebagai Ketua KPU Pusat pada Pemilu 2024.
![]() |
| Dr.Ir. Zainal Abidin,MM. (Alumni Fakultas Peternakan Unsoed angkatan 1987, Direktur Laznas Mandiri Amal Insani, Dosen di STEI Indonesia Jakarta, Universitas Prasetiya Mulya, Jakarta) |
● Kedua, Alumni Fakultas Peternakan Unsoed angkatan 1987 Jay (sapaan akrab Dr.Ir. Zainal Abidin,MM)
Obituari: Untuk Abe Susanto
Hari ini, waktu seperti berjalan lebih pelan. Ada ruang hening yang tiba - tiba terbuka ketika kabar itu datang: Abe Susanto telah kembali kepada Sang Pemilik Hidup.
Bagi banyak orang, Abe adalah nama yang mungkin lewat sekilas. Namun bagi kami yang pernah bersinggungan dengan langkah - langkahnya, Abe adalah cahaya kecil yang tak pernah padam cahaya yang menuntun banyak anak Indonesia menyeberangi batas bangsa, hingga mereka menemukan ilmu, pekerjaan, dan harapan di Jepang, Korea, Jerman, dan negeri - negeri jauh lainnya.
Abe berjalan dari satu kebaikan ke kebaikan berikutnya tanpa pernah menaruh tanda jasa, tanpa mencatat berapa banyak tenaga dan waktu yang ia relakan. Abe tidak pernah menghitung, karena yang ia cari bukan balasan manusia, melainkan bekal untuk perjalanan yang lebih panjang dari hidup ini.
Jay (Direktur Laznas Mandiri Amal Insani) menyaksikan sendiri betapa hatinya lapang dan betapa tangannya selalu lebih cepat bekerja daripada bibirnya mengeluh. Abe hadir ketika dibutuhkan, dan pergi diam - diam setelah semuanya selesai — seperti angin sejuk yang menyentuh, lalu lenyap tanpa meminta disadari.
Kini ketika Abe pergi. Kami merasa kehilangan sesuatu yang tak bisa ditukar: ketulusan yang jarang, kerendahan hati yang jernih, dan persahabatan yang tidak pernah menuntut balasan.
Semoga Allah membuka pintu - pintu terbaik untuk perjalanan barunya. Semoga setiap anak yang pernah Abe bantu, setiap langkah yang pernah Abe ringankan, dan setiap senyum yang pernah Abe kembalikan,
menjadi saksi yang memayungi kepergiannya dengan cahaya. Pahalanya akan tetap berhitung tanpa henti, seiring manfaat yang Abe berikan.
Selamat jalan, Abe. Terima kasih telah mengajarkan bahwa hidup bisa dijalani tanpa hingar, tanpa pamrih, tanpa jeda untuk menyombongkan diri. Kebaikanmu mungkin tak pernah kau teriakkan, tetapi gema itulah yang kini paling terdengar, ungkap Jay yang juga dosen di STEI Indonesia, Jakarta dan Universitas Prasetiya Mulya, Jakarta.
Penulis : Ir. Alief Einstein, M.Hum
Foto : Ir. Alief Einstein, M.Hum




0 Komentar
Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer