Bersama Dulsukur (Alumni Fapet 85) SMK Muhammadiyah Kajen Pekalongan Produksi Hand Santiziter untuk Tangani Covid 19

Pekalongan, Kafapet-unsoed.com. Dilatar belakangi oleh kesulitan masyarakat dalam mendapatkan pembersih tangan (Hand Sanitizer/HS) sejumlah siswa SMK Muhammadiyah di Kecamatan Kajen, Pekalongan memproduksi sendiri Hand Sanitizer berbentuk spray. Bentuk spray dipilih karena lebih mudah digunakan. Demikian penyiar metrotv memberitakan pada tanggal 23 Maret 2020 dan diulang lagi di acara Metro Pagi Selasa 24 Maret 2020.

Berita Metrotv tentang produksi HS oleh siswa SMK yang dikordinir oleh Nayla Zulfa selaku ketua tim dan dibimbing oleh Abdul Syukurmenjadi viral di kalangan warga masyarakat termasuk di kalangan Kafapet Unsoed karena guru penanggungjawab dan pembimbing dari produksi HS adalah Abdul Syukur (Dul Sukur), alumni Fapet Unsoed angkatan 1985. Banyak ucapan selamat untuk  Dulsukur dan SMK Muhammadiyah Kajen atas karya tersebut untuk membantu masyarakat yang tengah kesulitan mendapatkan HS.


Dihubungi oleh kafapet-unsoed.com, Abdul Syukur menyampaikan terima kasih atas apresiasi dari teman-teman Kafapet Unsoed terhadap karya anak-anak SMK Muhammadiyah Kajen yang menjadi bimbingannya.

Abdul yang kini menjadi Ketua Program Studi Kimia Industri di SMK tersebut mengatakan, penggunaan Hand Sanitizer itu sebenarnya sudah menjadi budaya siswa setiap melakukan praktikum.

"Saya mengajar di Program Studi Kimia Industri . Setiap praktik kami pasti pakai APD  (alat pelindung diri),  termasuk cairan untuk sterilisasi tangan HS. Begitu muncul  wabah Covid-19 dan HS  langka di pasaran,  siswa kami muncul ide produksi HS untuk kalangan sendiri. Jadi dijual dengan harga murah. Ini harga sosial hanya ikut berpartisipasi sesuai anjuran Presiden Jokowi dalam mencegah menyebaran Covid-19," jelasnya. 

Ternyata berita dari mulut ke mulut tentang produksi HS oleh siswa SMK Muhammadiyah Kajen menyebar cepat sekali . Akhirnya masyarakat berbondong-bondong ke sekolah untuk membeli sampai siswa kewalahan memproduksi. 

"Sampai saat ini ya terus begitu. Kami bersama sekitar 30an siswa terus berada di sekolah untuk memproduksi dan melayani masyarakat, sampai kami kesulitan mendapatkan alkohol dan botol. Ya jadi sekarang pembelian kami batasi. Agar dapat melayani banyak orang. Kami bukan profit oriented. Ada unsur sosial. Yang penting  tenaga para siswa yang memproduksi bisa kami ganti dengan sedikit uang lelah atau konsumsi. Jadi intinya ini adalah program dari siswa untuk masyarakat sebagai bentuk partisipasi SMK Muhammadiyah Kajen dalam menangani wabah Covid 19 , " tambahnya.

SMK Muhammahiyah Kajen merupakan salah satu SMK yang memiliki reputasi bagus di Pekalongan, Jawa Tengah. Jumlah siswanya tak kurang dari 1.400 orang dimana salah satu program studinya adalah Kimia Industri. Menurut Dulsukur, dengan perkembangan popularitas HS produksi SMK, pihaknya berencana akan mendaftarkan HS produksi SMK ke Badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan) agar bisa leluasa dijual ke masyarakat. 

"Rencananya kami akan usulkan merek KimDus Care, Kimdus itu singkatan dari Kimia Industri," ujar  Dulsukur yang menjadi tenaga pengajar di SMK tersebut sejak 2008.***

Kegiatan siswa SMK Muhammadiyah Kajen Pekalongan hendaknya menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan termasuk  kampus, juga lembaga riset maupun komunitas lainnya agar segera ikut berkontribusi dalam penanganan wabah Covid-19 sesuai dengan kompetensinya.  

Terhadap kesulitan bahan baku untuk pembuatan HS Abdul berharap ada rekan yang membantunya agar produksi HS berjalan lancar.***

Penulis : Bams
Foto : dokumentasi Metrotv dan web SMK

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Selamat untuk Bp.ir.Dulsukur dan SMK Muhammadiyah Kajen. Semoga bisa terus berkarya untuk bangsa

    BalasHapus

Jika kesulitan posting komentar via hp harap menggunakan komputer